Ae pren met malam ^^
Akhir2 ini uda malas nulis lg gak semangat.
Saia mau cerita dikit ( dikit j ne ga bnyk2 karena lg ga mud ) tentang kemirisan ( miris bawang, cabe ma miris tauge ) yang terjadi pada salah satu anak bangsa binaan saia. Pagi itu biasalah berangkat kerja naik motor tercinta Honda Karisma 125 ( mantap!!) berbicara masalah motor ne motor kaya' na lagi kena pluuu ( tiap kali turun atau naik gear na pasti bunyi tek,tek,tek 'sejenis bunyi mau putus rantainya') usut punya usut tu rantai motor minta ganti karena uda aus ( alesan aus ga pernah dikasi minum oli 'sejenis minyak kental berwarna itam' atau sepupunya minyak jelanta )
Pesan moral : aus pada rantai jangan dikasi minum minyak jelanta walaupun oli ma minyak jelanta bersaudara namun laen emak laen bpk.
Lanjut kepermasalahan, ketika sampai disekolah suasana sepi sekali. Burung2 gak ada yg berkicau, angin2 enggan berbisik. Namun rumput masih bergoyang. Ternyata semuanya uda pada masuk kelas masing2 dan memulai KBM ( kelapa berbuah mangga arti sebenarnya kegiatan belajar mengajar ) hahahay saia sengaja menelatkan diri.
Tet,tet,tet( bukan butet tp sejenis suara bel listrik yang kalau di pencet2 eah gitu bunyinya )
Les ketiga,
Masuk kelas tercinta ( hadeh, ni jujur eah ini adalah bohong )
Saia absen kelas, alhamdulillah hadir semua. Lalu kuperhatikan anak bangsa satu-satu. Alhamdulillah sehat.
Kumulai pelajaran, mencatat tentang rumus dan grafik fungsi.
Setelah menerangkan pelajaran anak bangsapun mencatat semuanya.
Saia kembali duduk di bangku untuk setiap bebi sitter. Tiba-tiba saia liat salah satu anak bangsa memegang matanya sebelah kiri.
Karena anak bangsa itu duduk di bangku paling depan saia langsung bertanya.
" kenapa matamu kok bengkak gitu?"
"dipukul sama bapak, buk. Gara2 minta uang pembangunan "
" loh kok bisa gitu bapakmu. Kan itu biar kamu bisa sekolah "
"ga tau buk. Kata bapak bayarnya nanti. Padahal pak d*** minta terus uang pembangunannya "
" iya dicicil lah. Bilang ma bapak dicicil aja "
" kata bapak gak mau buk. Ntar kalo ada uang langsung lunas "
" kamu bantulah bapakmu ya "
" iya buk. Saia pulang sekolah kerja buk "
" kerja apa? "
" bantu bapak di kebon orang. Buat batu bata kalau cuaca panas. Kadang dodos sawit "
" baguslah. Yang penting kamu masih mau sekolah "
" maulah buk "
Jujur, pada saat itu pengen rasanya meneteskan airmata. Ketika raut wajah anak itu yang memperlihatkan 'inilah buk. Hidupku yang keras'. Ya Allah, berkali2 aku berdoa agar dimurahkan rezeki bagi anak2 yang mau bersekolah. Dan aku semakin mau nangis lagi. Baju putih itu tak berwarna putih lagi, lusuh dan tak cemerlang. Celana biru itu sudah tak berbentuk celana lagi. Pendek dan terlalu ketat hingga dibagian pinggang sudah robek. Lalu sepatu yang dipakai udah gak layak lagi digunakan. Sol dan bagian atas sudah tidak menyatu ( sepatu mangap ) diakalinya dengan tali plastik tipis tuk menyatukan tapak dan bagian atasnya.
Ini tahun 2011, tahun dimana pendidikan ank diutaman. Tahun dimana seluruh SMP gratis uang sekolah. Tahun dimana BOS dikucurkan dengan deras. Tahun dimana adanya beasiswa miskin. Tapi mengapa uang pembangunan itu masih ada.
Semoga saja perubahan pendidikan segera.
Ini kisah nyata yang kudengar langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar