Sora masih bingung atas perasaannya sendiri. bagaimana tidak
bungung atas tudingan teman-temanya, bahwa seorang dari temannya
menyukainya. Sebenarnya Sora juga merasa tak enak hati. Dia yang di
sebut-sebut ternyata seolah-olah sedang mempermainkan hatinya. Sora
ingin bercerita kepada seseorang tentang kegelisahannya malam
ini.Seoarang sahabat yang dikenalnya yang bisa diajak sharing.bertanya
pada Ebert, salah satu sahabat yang bisa di percaya."bert...aku
bingung"keluh Sora pada inbox Facebook Ebert."bingung kenapa?"Tanya
Ebert membalas inbox Sora."haruskah aku menunggu lelaki pengecut
itu?""halah...masalah itu lagi. aku sarankan tunggu namun tetap buka
mata""buka mata???""iya...buka mata. aku sarankan untuk buka matamu
lihat juga disekitar jangan terfokus dengan yang satu belum pasti""aku
ngerasa gak enak aja kalau menerima yang lain""kalau memang belum jelas.
Lebih baik menerima yang lain daripada harus menanti""gak enak
tao!!!""kamu merasa gak enak. tapi dia enjoy aja kan. memangnya dia tau
kalau kamu merasa gak enak??""sepertinya gak tau, bert""ok...kalau kamu
menunggu harus siap akan konsekuensinya. kalau kamu lepaskan harus siap
akan resikonya""sama-sama gak enak solusinya,bert"Sora dalam hati masih
ragu. Ragu atas jawaban Ebert. Sedang asyik mengobrol dengan Ebert
matanya mulai mengantuk. tertidur sejenak.Dalam mimpi yang kelihatan
nyata. Sora sedang dikejar-kejar seekor ular besar. Sora berteriak
sekeras-kerasnya. Namun, tak ada mendengar seorangpun. Sampai pada
akhirnya seekor anjing besar cokelat datang menghampiri Sora dan mencoba
menjauhkan Sora dari ular besar itu. Tangan Sora di gigit kuat oleh
anjing itu. Sora menjerit kesakitan dan terbangun dari tidurnya. Dilihat
jam pukul 3 malam. Sambil mengucapkan istigfar Sora beranjak kekamar
mandi untuk sholat malam. Waktu yang tepat untuk curhat. Selesai sholat
malam Sora berniat lagi untuk sholat Istikharah. Perasaannya yang tidak
bisa dia sembunyikan dari Tuhannya. Jelas Sora berdoa dalam heningnya
malam untuk diberi petunjuk. Atas kegelisahanya hari ini."Ya Allah,
cobaan hati ini lagi yang Engkau berikan pada hambaMu yang jelas-jelas
hamba tak sanggup menyikapinya. Ya Allah...berikan petunjuk terbaik atas
kegelisahan hati hamba ini"tak terlalu panjang doa yang Sora pinta.
cukup melalui hati ke hati saja yang tahu. Sehabis membaca Qur'an. Mata
Sora terlelap masih dalam keadaan bermukena diatas sajadah. Cuaca indah
pagi itu, tersontak Sora terbangun. Subuh...ya sudah subuh bahkan
diambang akhir subuh. Bergegas kekamar mandi dan berwudhu. Dalam sholat
yang sebenarnya setengah khusyu itu Sora terlintas mimpi setelah
Istikharah itu. Wajah yang tak asing lagi terlintas dalam mimpi itu.
Sesekali Sora beristigfar mengkhusyukkan sholatnya. Mencoba menangkis
pikiran mimpi itu. Selesai sholat, Sora menyibukkan diri membereskan
kamar kosnya dan membeli sarapan ke warung bubur ayam.Pikiran Sora
jelas-jelas melayang ke dalam mimpi setelah sholat istikharah itu.
apakah itu petunjuk atau sekedar penggoda iman agar Sora lalai. Kerjapun
Sora tak menentu. Lalu melintas lagi mimpi dan sebuah wajah dalam
mimpi. Sora membuka facebook dan melihat 1 inbox belum terbaca, ternyata
dari Ebert teman maya Sora yang sudah kenal lama dan Sora menganggapnya
seperti abangnya sendiri."coba kamu curhat dengan Allah, Ra. Insyaallah
Allah memberi petunjuk"saran Ebert."aku uda curhat tadi malam, bert"
sambil menceritakan kejadian mimpi sebelum sholat dan setelah sholat
istikharah."kamu baru sekali mimpi itu kan. coba lebih khusyu lagi
sholatnya. coba lebih fokus lagi" saran Ebert."insyaallah kalau aku
terbangun lagi ntar malam"Sora masih berpikir tentang arti mimpinya tadi
malam. Dia berharap ada seorang yang mampu menafsirkan mimpi Sora. Dan
sebuah getaran handphone membuyarkan khayalnya. Sebuah nomor baru yang
jelas nomor itu berasal dari sebuah teman di facebook. Karena dia
mengirimkan ke nomor handphone Sora yang tertera di facebook. Hanya
misscall geram Sora. Tak selang beberapa detik handphone bergetar pendek
menandakan sms masuk. Sora membuka inbox handphonenya." hai...boleh
kenal kamu lebih jauh gak?" Sora kaget dengan mata terbelalak membaca
sms dari orang asing itu."maaf ini siapa?" tanya Sora sedikit aneh."ini
Pino. Teman facebook kamu""nama akun facebooknya apa?""pentolan
bakso"Sora mencoba mengingat dan berusaha mencari tau apakah ada akun
pentolan bakso. Ternyata ada, dia yang mau dikenalkan teman Sora untuk
PDKT. Sora tak membalas lagi sms dari Pino. Kepala Sora dipenuhi pikiran
bercabang-cabang. Kerjaan dan soal mimpi tadi malam dan masalah baru
lagi Pino.Sora yakin ini pasti berlalu cepat,seiring waktu dan Sora bisa
melupakan dan menyelesaikannya.Malam ini sepi sekali. Hanya suara musik
jepang yang menemani Sora malam itu sebelum ada masuk chat message
facebook dari wajahnya yang muncul dalam mimpi Sora."malam ra" sapanya
basa basi"malam""udah makan belom?""udah. kalau kamu?""udah juga. ini
baru selesai""lagi paen?""lagi suntuk"mengobrol panjang dengannya hati
Sora merasa senang. Dan sesekali Sora tersenyum-senyum sendiri. Apakah
ini rasanya jatuh cinta? Sora berpikir panjang. Kapan terakhir kalinya
dia merasakan hal yang seperti hari ini. Ketika SMA dulu. Diam-diam
menahan rasa yang tak tersampaikan. Apakah kali ini akan sama dengan
yang lalu. Sora kembali bingung atas keadaan perasaannya
sekarang.Kembali terlelap setelah mengobrol panjang dengan wajahnya yang
ada di mimpi Sora. Banyak anjing besar menghampiri Sora. Rasa ketakutan
sampai keringat dingin membasahi seluruh tubuh Sora. Ingin berlari
namun tidak tahu kemana arah yang aman dari kejaran anjing-anjing besar
itu. sampai sebuah mobil datang menghampiri Sora. Dan membawa Sora
berlalu dari kerumunan anjing-anjing besar itu. Seekor anjing putih yang
berada dibangku belakang mobil menjilati tangan Sora. Terhenyak Sora
kaget dan merasa jijik ketika anjing itu menjilati tangannya. Lalu
sampai di sebuah rumah toko dipinggir jalan.Mobil yang Sora tumpangin
berhenti dan sopirnyapun turun. Sora juga turun dari mobil diikuti oleh
anjing kecil itu mencoba memaksa Sora untuk menggendongnya. Karena jijik
Sora mengabaikan anjig putih itu. Namun anjing putih itu tetap berusaha
ingin digendong Sora. Sora tetap menolaknya. Dan seekor anjing cokelat
besar menghampiri anjing putih itu dan mengusirnya. Sora terbangun dari
mimpi panjang itu. Dan tubuhnya basah oleh peluh. Kembali Sora bersholat
malam dan Istikharah. Seperti malam kemarin Sora tertidur selesai
membaca Qur'an. Dan mimpi yang sama lagi. Suasana yang sama dan wajah
yang sama. Membuat Sora terhenyak dalam kesiangan subuh. Dan doa kali
ini."Ya Allah...hamba tak mampu menafsirkan sebuah mimpi. Hamba juga
tidak mengerti dari sebuah makna mimpi. Ya Allah mengapa Engkau kirimkan
mimpi yang sama pada hamba yang jelas-jelas gamba tidak memahaminya. Ya
Allah apakah mimpi tadi sebagai petunjuk atau hanya sekedar bunga
tidur"Hari-hari dijalani Sora seperti biasa juga. Bekerja dan melakukan
aktipitas lainnya. Mencoba melupakan tiap jengkal mimpi setelah
istikharah. Mencoba tidak menerka-nerka mimpi yang membuat Sora bingung.
Pino, pria itu masih berusaha mendekati Sora. Namun, Sora selalu
terbayang dan mencoba menyakinkan diri bahwa mimpi itu petunjuk. Sora
mengundurkan diri dari Pino dan memperjelas keadaan mengapa Sora tak
ingin berkenalan lebih jauh dengan Pino. Dan banyak hal yang Sora tidak
sukai dari Pino setelah mengobrol-ngobrol dengannya. Sora mulai terfokus
pada mimpinya. Dan wajahnya yang hadir dalam mimpinya dua kali berurut
itu sepertinya menaruh harapan pada Sora. Dan ini semakin membuat Sora
kelimpungan. Apakah dia yang hadir dalam mimpi setelah istikharahku
merupakan jawaban kebingungan Sora?. Dan Sora menetapkan bahwa mimpi itu
petunjuk untuknya menunggu wajah yang hadir setelah istikharah."Ya
Allah...Jika memang dia yang terbaik yang Engkau beri sebagai orang yang
terakhir bagiku. Maka biarkanlah dia tetap berada dalam harapku dan
nyataku. Ya Allah...berikan keberanian kepadanya untuk menyatakan apa
yang dia rasakan. Apapun itu yang dia rasakan adalah hal yang terbaik
buatku. Aamiin"bert....aku udah gak tahan lagi ni :("keluh Sora di inbox
Ebert.Sora menunggu lama balasan dari Ebert. Sora yang tidak sabaran
langsung meng-log out-kan akun facebooknya dengan sedikit kecewa. Dengan
tampang masih manyun Sora membantingkan badan ke kasur empuknya. Betapa
sepinya ini malam. Tak ada teman yang bisa di ajak ngobrol. Sora
membuka akun chat facebooknya melalui handphone. Dan Sora melihat akun
facebook Pino sedang online. Dalam hati Sora pasti bakalan ngajak
ngechat si Pino. Pikiran Sora tepat kali ini. "malam
neng...""malam""boleh gak aku dengar suara kamu?" pinta Pino."belom
saatnya" jawab Sora malas."oke aku tunggu eah""hm" singkat dan
malas.Sora pamit ingin tidur. Setelah seminggu yang lalu Sora mengalami
mimpi yang aneh itu. Sora sudah tidak memikirkannya lagi. Biarlah dia
menunggu sampai waktu yang tepat Sora akan mendapatkan jawaban
tepat.Setelah pamit dari Pino, Sora bingung mau melakukan apa. Semua
pekerjaan sudah selesai. Semua kewajiban sudah dikerjakan. Sora melihat
nama-nama kontak di handphonenya. Dan melihat nama si wajah yang mampir
kemimpinya. Tiba khayalnya memulai untuk membayangkan apakah benar wajah
itu menjadi yang terakhir dalam pencariannya. Sedang asik dalam khayal
Sora terkejut getaran handphonenya membuyarkan khayalnya. Mata Sora yang
awalnya sudah mulai redup, kini terbuka lebar. Melihat tulisan yang
tertera di layar handphonenya. Menarik nafasnya dan mencoba tenang dia
menjawab sebuah telpon spesial bagi Sora."halo...!" dengan nada
lemas."kok halo...assalamualaikum lah""oh..iya. Assalamuaikum" sapa Sora
nurut."gitulah..wa'alaikumsalam" balasnya sedikit tertawa kecil."malah
ketawa" kesal Sora."lagi ngapain dirimu?""gak lagi ngapa-ngapain"Obrolan
ini malam sangat panjang dan terlalu singkat. Obrolan ngalur ngidul.
Terkadang tertawa masing-masing dengan lelucon yang sebenarnya tidak
terlalu lucu. Curhat masalah kerjaan. Bercerita tentang keadaan
masing-masing. Perhatian dan nasehat dari masing-masing. Sungguh lekat
dan dekat. Rasa Sora berbunga-bunga. Belum pernah ada pria yang mau
berbagi cerita sepanjang malam ini. Keesokan paginya. Matahari sudah
meranjak keatas. Hari ini libur, tidak ada teman untuk di ajak
jalan-jalan. Dan Sora menghabiskan waktu hari ini di depan handphonenya
berkelana di dunia google dan mendownload lagu-lagu kesukaannya. Tak
lupa Sora membuka facebook dan melihat 1 inbox yang belum terbaca. Dari
Ebert yang baru membalas beberapa j lalu."sekarang kamu sedang di uji
kesabarannya. sampai kapan kamu akan bersabar menanti jawaban dari mimpi
itu""jadi aku harus diam gitu" balas Sora.Kali ini Sora tak perlu
menunggu lama. Kebetulan Ebert sedang online."ingat harga sebuah wanita
itu dari rasa malunya. Semakin dia merasa malu maka semakin tinggi
harganya""bert...jadi aku harus diam dan bersabar""yup...kamu cukup
diam, rasakan dan tunggu hasilnya dengan sabar""makasi ya bert...kamu
emang emakku yang paling baik""sejak kapan aki berubah jadi wanita
Ra""hehehe...sejak kenal denganku".Sora tersenyum-senyum sendiri. Atas
pendapat Ebert tentang sebuah diam. Kembali dia berdoa dalam hati,
apapun hasilnya itulah yabg terbaik. Tak terlalu mengharap pada makhluk
yang tak pasti. Sora tetap mengharap apa yang diberikan Sang Khaliklah
jalan terbaik. Perhatian wajahnya yang terlintas dalam mimpi itu semakin
rutin. Biasanya menelpon sebulan sekali ini menjadi seminggu sekali.
Biasanya jarang terlihat di chat facebook sekarang sering online. Selalu
menyapa Sora terlebih dahulu. Sering bercanda tentang, walaupun
kelihatan sedang berlebihan. "lagi paen, Ra?" sapa wajahnya yang mampir
kemimpi malam itu."lagi chating aja" balas sora."itu aja lah kerjaannya
tiap hari""jadi mau ngapain lagi?""baca buku gitu"Sora tersenyum-senyum
kecil. Rasanya Sora ingin mengatakan bahwa Dia sedang merasakan hal yang
sama. Merasakan hal yang berbeda. Merasakan degupan jantung yang lebih
kencang ketika berbicara atau sekedar ngobrol melalui online. Sampai
pada suatu malam si wajah yang mampir dalam mimpinya mengatakan bahwa
dia kangen dengan Sora. Hati Sora, bercampur aduk. Senang, terharu dan
merindu. Sora juga ingin mengatakan bahwa dia juga merasakan hal yang
sama. Betapa rindunya kepada wajah yang mampir di mimpinya. Namun, Dia
masih malu, seperti kata Ebert diam menunjukkan harga seorang wanita.
Sora hanya membalas dengan senyuman. Dan selalu mencoba tak percaya
bahwa wajahnya yang mampir lewat mimpi merindukannya.Sora berdoa : "Ya
Allah...jangan Engkau coba hamba dengan rasa ini. Hamba tidak tahu
apakah rasa ini cobaan atau anugerah yang Engkau beri. Hamba memohon
padaMu dan berikan petunjukMu.Hamba bingung Ya Allah"Pagi ini, seperti biasa. Angin berhembus pelan menerpa wajah
semangatnya Sora yang hendak pergi kerja. Walaupun tak ada yang spesial
dari hari ini. Namun, ada sebuah kejutan yang akan menantinya di tempat
kerjanya. Dengan sepeda motornya Sora sampai di depan pintu gerbang
tempat kerjanya. Sora di sambut oleh Mang Yudi sebagai penjaga kantor.
Sora bekerja sebagai seorang staf di dinas sosial di pemerintahan kota.
Suasana kantor sudah ramai. Sora termasuk junior dikantor itu. Semua
staff senior selalu senang dengannya. Termasuk Bu Helena. Sora sedang
berdiri di depan pintu kantor. Bu Helena menghampirinya. "Ra...ibu
pengen ngobrol sama mu"pinta bu Helena sambil menarik tangan Sora
kedalam bilik kecil."ngobrol apa buk?" tanya Sora heran."adalah...ayo
duduk dulu" pinta bu Helen menyuruh Sora duduk di kursi sebelahnya."ada
apa sih buk?" Sora makin penasaran."kamu uda punya cowok
belum?""hehehe...kenapa ibu tanya itu?" Kata Sora agak kaget."ada ini
cowo, usia 30 tahun nyari istri""kalo boleh tau kerjanya apa?""angkatan
laut, gimana mau?" tanya bu Helena berapi-api."angkatan laut??"Sora
berpikir panjang. Jika Dia menerima dan kemungkinan menikah. Lalu
sebulan menikah dan seterusnya Dia pasti akan di tinggal-tinggal terus.
Sora hendak menolak tawaran Bu Helena. Namun rasa segan dengan alasan
klise itu. Sora hanya belum dapat menjawabnya. Pikiran Sora sekarang
melayang pada sosok wajah yang lewat di mimpinya. Apakah dia harus
bertanya pendapatnya. Apakah Sora harus menerima angkatan laut itu.
Pikiran Sora bercabang-cabang. Tetap menunggu dan menanti seorang itu.
Atau melaju ke orang yang baru di kenal. Sora masih bingung. Meminta ke
bu Helena untuk menunggu jawaban dari Sora besok. Pekerjaan hari ini
tidak berkosentrasi penuh. Masih terpikir oleh pilihan buk Helena atau
menunggu jawaban istikharah Sora.Hari berganti malam...Malam ini Sora
berniat istikharah lagi. Meminta petunjuk Sang Khalik atas
kebingungannya. Sebelum tidur Sora selalu mengonlinekan chat
Facebooknya. Dan melihat wajah yang mampir di mimpinya itu sedang
online. Lalu wajah yang mampir lewat mimpinya itu menyapanya."kok belum
tidur?"tanyanya."belom ngantuk" jawab Sora."uda jam berapa ni?" "iya
sebentar lagi"jawab Sora agak malas.Dan Sorapun pamit untuk tidur.
Karena memang Sora sudah berniat untuk istikharah lagi ini malam.
Seperti biasa dalam istikharah Sora bermunajat :"Ya Allah...hari ini
hamba dibingungkan atas sebuah pilihan. Pilihan yang hamba belum mampu
memutuskannya sendiri. Hamba meminta pertolongan kepadaMu Ya Allah.
Berikanlah petunjuk atas kebingungan hamba ini"Selesai Istikharah, Sora
tak lanjut tidur. Dia masih mengusik tawaran bu Helena. Dan sebuah
keputusan sudah tekad tidak menerima tawaran bu Helena. Lalu Sorapun
tidur. Dan kali ini Sora bermimpi yang sama dengan wajah yang sama,
namun ada sosok baru dalam mimpinya. Seorang yang dikenalnya yang
merupakan temannya dari wajah yang sudah dua kali mampir dalam mimpinya.
Namun wajah temanny itu hilang, dan wajah yang dua kali mampir dalam
mimpinya itu terlihat jelas.Sora terbangun, dan terheran. Mengapa setiap
kali selesai istikharah wajah yang sama masih muncul dalam mimpinya.
Sora juga masih tak percaya, apakah ini sebuah petunjuk atau hanya
membuat pikirannya buyar."bangun...pagi2 uda online" sebuah chat message
masuk dan handphone Sora berdering."aku uda bangun dari tadi" Sora
kaget melihat siapa yang menyapanya sepagi ini."pagi2pun uda online. Ga
kerja hari ini?"tanya wajah yang mampir dalam mimpinya."kerja. Ini mau
berangkat kerja""oh...hati-hati di jalan ya"Perhatian wajah yang mampir
dalam mimpi itu, apakah sebagai basa basi atau sebuah perhatian. Sora
terlihat bingung lagi.Sudah hampir 3 bulan Sora dekat dengan wajahnya mampir didalam
mimpi Sora. Menelpon dan online bareng di chat facebook atau sekedar
mengirim pesan melalui aplikasi chat lainnya. Sangat begitu dekat dan
lekat. Mengetahui kebiasaan masing-masing. Namun, Sora mulai resah.
Apakah benar wajah yang ada di dalam mimpinya itu benar-benar menaruh
hati dan harapan pada Sora. Sora mulai bingung. Apakah wajahnya yang
mampir dalam mimpinya itu adalah menganggap Sora adalah sebagai orang
yang spesial dihatinya?. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di sekelebat
pikiran Sora. Apakah mimpi itu cuma usikan hati yang merindukan seorang
yang terakhir dalam menjalani hidup ini. Sora kembali bingung, karena
sampai sekarang wajah yang mampir dalam mimpinya itu belum juga
menyatakan langsung bahwa dia menyukai Sora. Pemikiran Sora kembali
terusik ketika seorang rekan kerjanya menawarkan lagi seorang yang satu
profesi dengan Sora. Pria itu mencari pendamping hidup secepatnya. Pria
itu hanya butuh 2 bulan berkenalan dan akan melangsukan pernikahannya.
Sora sebenarnya tak ingin menolak. Namun, ketika asik mengobrol dengan
teman kerjanya itu. Handphone Sora bergetar, tanda pesan singkat masuk.
Sora membaca pesan masuk itu. Ternyata sms dari wajah yang hadir dalam
mimpi Sora. Rasa kaget Sorapun bangkit, apakah ini kebetulan atau sebuah
takdir. Belum sempat Sora membalas sms dari wajah yang hadir dalam
mimpinya. Rekan kerjanya bertanya."pacarnya eah?""hah...gak kok"jawab
Sora gelagapan."lah...kenapa gitu ekspresinya wajahnya kalau bukan
pacar?"ledek rekan kerjanya."teman buk"jawab Sora seadanya."teman apa
teman?""hehehe...teman lah buk!" seru Sora makin gelagapan."jadi, gimana
tawaran saya tadi?" tanya rekan kerja memastikan."kenalan aja dulu buk"
jawab Sora agak ragu.Sora teringat bahwa dia belum membalas sms dari
wajah yang hadir dalam mimpinya itu. Sebuah sms keluhan tentang dirinya
yang wajahnya hadir dalam mimpi Sora."Ra...aku nelpon dari tadi kok ga
bisa eah?"Sora membalas smsnya"bisa kok, ntar aku coba telpon
ya""iya"Lalu Sora mencoba menelpon wajah yang hadir dalam mimpinya.
Tidak ada tanda bahwa panggilannya telah masuk. Sora juga merasa heran.
Lalu Sora meng-sms wajah yang hadir dalam mimpinya."iya kok gak bisa
nelpon eah" Sora heran."itulah...kenapa tu?"balas wajah yang hadir dalam
mimpi Sora."kurang tau aku. mungkin pengaturannya telepon handphonenya
ada yang salah"jelas Sora singkat."betulin ntar
eah""iya...insyaallah""gitulah...itu baru kawanku"Sliiiing...angin gurun
tiba-tiba menampar hati Sora. Kawan! kata kawan itu sudah memastikan
bahwa Sora hanyalah seorang kawan bagi wajah orang yang hadir dalam
mimpi Sora. Hati Sora benar-benar terasa tercabik, seolah ada
penghianatan dalam situasi ini. Rasanya Sora ingin menangis
sekencang-kencangnya. Runtuh semua penantian itu. Runtuh semua hasil
menunggu itu. Runtuh semua hasil dari diam itu. Sora antara menyesal dan
lega. Tak ada yang tau kecuali Tuhan dan Ebert. Tangan Sora bergetar
hebat menahankan rasa saat itu. Wajah yang hadir dalam mimpi Sora itu
terngiang-ngiang. Menahan rasa yang begitu beratnya. Dalam hati Sora "Ya
Allah...mengapa disaat seperti ini. Mengapa sekarang. rasanya hamba
ingin menangis. rasanya hamba benar-benar tidak kuat lagi. Bantu hamba
Ya Allah"Sepulang kerja Sora tidak berselara untuk makan. Mau melakukan
apa saja juga malas. Berarti rasa yang telah tumbuh ini sepertinya tidak
bersambut manis. Sora terombang-ambing dalam rasa kecewa yang dalam.
Ingin mencurahkan semuanya dan bercerita. Dengan siapa. Ebert, masih ada
Ebert."bert...rasaku tak bersambut"Lama Ebert membalas inbox
facebooknya. Sora, Selesai sholat zuhur Sora bergegas makan, namun tak
berselera. Lalu Sora mengurungkan niatnya untuk makan. Dan Sorapun
tidur, sambil menahan perih rasa yang tak berbalas. Dan telah
berprasangka bahwa rasanya itu terbalas.Pukul 4 sore...Sora terbangun
dari tidurnya, langsung mandi dan sholat. Dalam akhir sholatnya. Sora
curhat pada Allah, meminta diberikan kekuatan dan petunjuk. Ingin
menangis sekarang, memohon ampun pada Allah.Selesai semuanya, Sora
membuka handphonenya dan melihat sebuah sms masuk. Dari
Ebert."setidaknya kamu udah berusaha untuk diam dan bersabar""iya bert,
setidaknya aku tahu perasaanya terhadapku""kan kamu pernah bilang kalau
buah sabar itu indahkan""iya bert. Hatiku sedikit lega tapi
sakit""ingat...perempuan baik dapat yang baik. Berarti dia tidak baik
buatmu Sora""hu um bert...makasi ya."Sora agak tenang sekarang. Nafsu
makan mulai ada dan semakin lahap. Tak ada beban lagi sekarang. Tak ada
yang harus di tunggu lagi sekarang. Sekarang Sora harus bangkit dari
penantian semu itu. Sora harus bergerak kedepan. Dan mencoba berkenalan
dengan pria siapa saja. Tanpa harus tidak enak hati kepada wajah yang
hadir dalam mimpinya. Sora sudah bertekad dalam hati tidak harus
mengingtnya dan memberikan perhatian. Walaupun sedikit kecewa setidaknya
Sora sudah merasa melakukan yang menurutnya benar. Jika saja Sora
mengatakan bahwa dia menyukai wajah yang hadir dalam mimpinya itu,
betap malunya Sora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar