Chapter 1 : nyari rumah kos
Siang itu Andra, Zora, Odie dan Rani berkumpul dirumah Zora yang
memang sangat strategis untuk dijadikan tempat ngumpul. Mereka berencana
untuk mencari rumah kontrakan untuk 8 orang.
"Gimana???uda diputuskan siapa yang nyari?" Tanya Andra yang sedari tadi nguap-nguap terus.
"Lah...katanya Randa dan Odie yang cari" jawab Rani heran.
"Gimana, Die. Jadi kapan nyarinya. Semester 1 tahun ajaran baru mau
di mulai loh sebentar lagi" papar Zora yang keluar dari rumahnya sambil
membawa nampan berisi gelas dan ceret.
"Hari minggu besoklah" jawab Odie garuk-garuk kepala.
"Oke ditunggu kabar berikutnya" kata Andra meletakkan kepalanya di sandaran kursi dan mulai memejamkan matanya.
Siang itu masih panjang, mereka masih mengobrol tentang pencarian rumah kontrakan.
Dirumah Randa...
Sepi tidak ada seorangpun selain tivi dan acara bola. Randa yang
cuma tidur-tiduran di kasur empuknya memandang jauh dari tontonan siaran
ulangan bola tadi malam. Pikirannya melayang, semua teman-temannya
sudah memasuki masa kuliah dan dia belum menentukan pilihannya dimana
hendak kuliah.
"Zora, lagi dimana?" Tanya Randa melalui pesan singkatnya.
"Eh...gilak!!! Datang kerumahku teman-teman uda pada ngumpul ni. Ditungguin juga dari tadi" balas Zora nyablak.
"Iya, sebentar lagi aku kesana. Baru bangun tidur aku ni" jelas Randa.
"Ih...mandilah cepat!!!"
"Oke boz"
Randa bergegas sambil bermalas-malasan dengan kasur dan bantalnya. Dan mengambil handuk segera mandi.
Dirumah Zora...
Andra sudah tertidur pulas setelah menyelsaikan game dari
handphonenya. Rani juga sibuk memikirkan pakaian apa yang harus
dikenakan untuk acara pesta sepupunya. Odie juga sudah menghabiskan roti
yang disediakan Zora untuk dimakan. Dan Zora menunggu kedatangan Randa
dengan hati yag berdebar-debar.
(*catatan kecil : Zora sempat naksir Randa waktu di sekolah dulu.
Dan sampai saat ini Zora juga masih menyimpan rasa itu rapat-rapat.
Kecuali Jimmy yang tau). Suara motor Randa sudah terdengar dari arah
rumah Zora. Motor keren itu terparkir manis di depan rumah Zora.
"Kok lama kali, sih" ambek Zora.
"Iya...macet tadi" ngeles Randa sambil senyum-senyum.
"Mana ada macet jam segini, Ran" keluh Zora sambil memukul kepala Randa pelan pake handphonenya.
"Mana yang laen?" Tanya Randa melihat keteras rumah Zora yang ada
hanya Rani yang sibuk dengan majalah pakaian pesta dan Odie yang sudah
mulai terkapar di lantai.
"Tu...."Tunjuk Zora kearah Odie dan Rani. "Si andra uda tidur di depan tiviku" jelas Zora.
Randa langsung duduk di karpet yang terbentang dan menyeduh
minumannya sendiri. Zora hanya memandang tubuh tinggi itu dari sisi
matanya saja. Zora tak pernah berpikir akan satu rumah dengannya.
Siang yang panjang bagi perasaan Zora yang tak bergeming dari
pikiran-pikiran apa yang harus dilakukannya terhadap Randa setelah satu
rumah dengan teman-teman yang lain.
Hari yang telah dijanjikan Odie dan Randa mencari rumah kos-kosan daerah yang srtaegis dengan kampus mereka yang berbeda-beda.
"Jadi, dimulai dari mana ne?" Tanya Randa kepada Odie yang sibuk dengan makanan ringannya.
"Entar ya...aku tanya oom ku dulu" jawab Odie menghabiskan keripik kentangnya yang terakhir.
"Makan ajalah kerjamu, Die" keluh Randa.
Odie langsung menelpon Oomnya yang bekerja sebagai kontraktor.
Setidaknya tahu banyak tentang daerah yang strategis yang dekat kampus
mereka.
"Di daerah perempatan dekat air mancur kata oomku. Disitu rumah
kontrakannya besar-besar dan cukup aman. Strategis lagi." Papar Odie
semangat.
"Jadi, kesana kita sekarang ni!" Kata Randa memastikan Odie.
"Ga, Ran. Besok aja yuk" jawab Odie melemas.
"Hahahaha" tawa Randa membahana.
"Let's Goooooo!!!" Teriak Odie.
Sesampai didaerah yang dimaksud oomnya Odie. Mereka berdua mulai
mencari rumah kontrakan. Selama perjalanan belum ada papan iklan yang
memberitahukan ada rumah yang dikontrakan. Randa dan Odie sudah mulai
kelelahan mencari dan hampir putus asa. Akhirnya Randa menelpon Zora.
"Hallo, Ra"
"Ya Hallo...ada apa?" Tanya Zora yang baru selesai mandi.
"Belom dapat juga ne, tempat kosnya" kata Randa keluh.
"Loh...bukannya kata Odie tadi uda ketemu daerahnya"
"Iya...sih...tapi kan rumahnya belom ketemu"
"Yauda cari gih...kalau ga ketemu. Aku bakalan di rumah tanteku yang cerewet itu, Ran" bujuk Zora.
"Iya, Ra. Sabar ya...aku sama Odie mau keliling lagi ni" kata Randa menenangkan Zora.
"Semangat ya, Ran" teriak Zora dari telepon genggamnya.
Jika rumah kontrakannya tidak dapat, maka sirna semua impian Zora
untuk tinggal bersama Randa. Sirna semua harapan-harapan Zora selama ini
yang telah di khayalkannya.
Di kafe tempat nongkrongan biasa Loli dan dimana Aida bekerja paruh
waktu. Loli yang sibuk berdandan trendi anak remaja zaman sekarang
sedang asik berdandan di kursi depan bersama Aida yang masih memakai
baju kokinya.
"Aku telpon Odie dulu eah, Da" kata Loli sambil menyeruput jus yang baru saja dibuatkan oleh Aida.
"Ya" jawab Aida lembut nyaris tanpa suara.
Dan Lolipun menelpon Odie yang sedang diatas motor.
"Odie sayang, gimana uda dapat belum rumah kontrakannya?" Tanya Loli sedikit genit.
"Beeeeelllluuum....Lol" teriak Odie yang suaranya terbawa mesin motor.
"Kalau ga dapat, aku bakalan ga dikasi kos diluar ni" bujuk Loli.
"Apa...Lol...ga dengar suaranya" teriak Odie semakin keras.
"Akh...rese' ni anak" gerutu Loli mematikan handphonenya.
Samahalnya dengan Zora, Loli juga akan dikirimkan ke rumah tantenya
jika tidak dapat rumah kontrakannya. Loli mencemberutkan bibirnya
bertanda mustahil kalau sampai hari ini belum juga dapat rumah
kontrakannya.
Berbeda dengan Andra dan Jimmi yang sibuk dengan kegiatan
masing-masing. Seolah-olah tidak perduli dengan rumah kontrakan yang
telah mereka rencanakan sejak 1 tahun yang lalu.
"Odie...ternyata pencarian kita 1 harian ini tidak sia-sia sobat"
kata Randa berninar-binar melihat tulisan "RUMAH INI DIKONTRAKKAN".
"Ya, Ran....syukurlah. Kasi tau Zora, Ran" seru Odie bersemangat setelah penat menghampirinya.
"Oke...oke..!!!"
"Aku hubungi pemiliknya eah" kata Odie melihat kontak personnya ada di papan iklan itu.
Setelah mendengar berita dari Randa, hati Zora senang bukan
kepalang. Sore itu menjadi kejutan terindah yang tidak akan terlupakan.
Zora bisa satu rumah dengan Randa, pria yang di idam-idamkannya selama
ini. Senyum merekah terpancar dari wajahnya. Zora langsung mengirim
e-mail kepada teman curhatnya di dunia maya.
"Nobita-kun...hari aku senang sekali. Akhirnya aku bisa satu rumah
dengan cowo yang selama ini aku sayangi. Kau tahu Nobita-kun aku
benar-benar sangat senang"
Keesokan paginya....
Mereka berkumpul di cafe tempat Aida bekerja. Hari ini semua
personil komplit datang semua. Mereka membicarakan tentang prihal rumah
kontrakan yang mereka rencanakan itu. Mereka mendengar penjelasan Odie
dan Randa sangat tekun.
"Rumahnya besar dan bertingkat. Punya 6 kamar tidur, 3 kamar mandi, 1
ruang tivi, 1 dapur dan ruang makan, 1 ruang tamu. Cuma masih kosong
kita bawa barang sendiri. Harga 12 juta pertahun. Gimana?" Tanya Randa
selesai menjelaskan.
"Aku setuju aja" jawab Zora.
"Aku juga" jawab Aida dan Loli barengan
"Aku tanya dulu deh sama orang tuaku, apa ga kemahalan tu" kata Jimmi yang memang bukan dari anak orang berduit.
"Uda tenang, Jim. Untuk tahun pertama aku yang bayar uang sewanya" kata Randa tersenyum manis.
"Haaaaah" kejut mereka bersamaan.
"Ya...aku uda bilang ke papa. Aku bakalan kuliah kalau aku bisa
ngontrak rumah sendiri. Dan papaku menepati janjinya" jelas Randa yang
memang benar-benar anak pengusaha terkaya dikota itu.
"Horrreeee" teriak semuanya sambil tersenyum lepas.
"Jadi, untuk biaya tahun kedua gimana?" Tanya Zora membuat teman-temannya mengangguk-angguk setuju dengan perntanyaannya.
"Itu urusan nanti" kata Randa menenangkan mereka semua.
"Betul" jawab Andra yang mulai menguap-nguap lagi.
Pagi itu, pagi yang anginnya sangat menyejukkan hati mereka dengan
rencana-rencana hebat. Karena besok adalah hari dimana mereka akan
mendapatkan suasana baru ditengah kota dan menjadi remaja dewasa.
Mampukah mereka dengan kehidupan kota yang kejam dan sangat mengerikan
itu. Sanggupkah mereka bertahan dalam persahabatan yang meranjak dewasa
itu.
To Be Continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar