Rabu, 24 Juni 2015

Taraweh Nomaden

Kejadian ini terjadi ketika aku kuliah dulu. Lupa semester berapa. Tapi, setidaknya aku ingat waktu itu aku sudah pindah kos ke jalan santun.
Ketika puasa tiba, kami tidak libur. Walaupun sebenarnya libur dari kampus. Tapi, karena ada kegiatan di saat puasa aku dan teman2 sekosku tidak balik kampung.
Ya...
Banyak kegiatan yang harus kami lakukan. Istilahnya mumpung ramadhan. Apa salahnya di kerjakan.
Kegiatan pertama disaat bulan ramadhan adalah Taraweh Nomaden ( taraweh berpindah-pindah). Kebetulan mesjid didekat kos banyak.  Maksudnya masih bisa terjangkau berjalan kaki.
Mesjid pertama kami datangi adalah mesjid yang berada di jalan sederhana. 21 rokaat, imamnya juga mantap sekali 'ngebut' nya. Sampe ada nenek2 kelelahan gara2 adegan baca ayatnya 'ngebut'.
Lalu dihari berikutnya kami ke mesjid Taqwa yang berada diujung jalan santun. Mesjid ini katanya punya orang Muhammadiyah. Kami mencoba sholat taraweh disini. 11 rakaat, namun kami sempat kelimpungan di rakaat kedua yang biasanya langsung duduk tahyatul akhir, ternyata kami salah duduk. Alih punya alih kami di tegur sama ibu2 yang ada disebelah kami dan ibu itu memberitahukan bahwa sholatnya 4,4,3 bukan 2,2,2,2,2,1. Kami hanya mengangguk "oh begitu" . Ilmu baru untuk kami, jadi tak masalah.
Lalu hari berikutnya, kami sholat di sebuah mesjid yang ada dijalan turi. Mesjid yang konon katanya tempat ngumpulnya imam2 yang hafidz qur'an.
Wuiih....bisa sekalian tepe2 ( hahahaha...astagfirullah )
Benar, cerita yang beredar benar sekali. Sekalinya masuk kedalam halaman mesjid disambut dengan imam2 yang berjanggut dan berbau putih sepeti jubah. Aku kira itu orang arab atau keturunannya. Ternyata mereka orang indo yang kuliah di arab. Kesan pertama ( cakep bener ini imam2 muda).
Lanjut ke tarawehnya, yang benar saja!!!
11 rakaat, tp kaya' 33 rakaat. Karena imamnya seorang hafidz maka bacaan ayatnya pun selama 11 rakaat adalah satu juz. Ya...benar2 satu juz. Pantesan kami tidak melihat nenek2 atau kakek2 yang sholat disitu. Bayangkan saja untuk satu rakaat mungkin imamnya membaca 2 lembar ayat pada al-qur'an. Kalau boleh jujur, kapok deh sholat dimesjid itu lagi. Hahahahaha...
Lalu sampai dikos kami membahas tentang tarweh di mesjid itu. Ya...obrolan yang sangat panjang sekali.
Lalu kami taraweh di mesjid yang berada di gang mesjid. Karena berkebetulan ada buka bersama antar pondokan kos. Ya...sholatnya sama halnya seperti sholat dimesjid pada umumnya. Namun, karena kami datang kebelakangan ada hal.menarik disini. Kami sholat dekat kamar mandi. Tidak ada pembatas yang jelas dulu antara teras mesjid dan kamar mandi. Jadi, setiap kali ada yang kekamar mandi maka kami siap2 kecipratan airnya.
Terus taraweh dimesjid kampus. Tidak tahu siapa imamnya. Tapi, suaranya luar biasa kali mantapnya sampe tidak konsen untuk sholat.
Lalu pernah juga taraweh di mesjid raya medan yang harus berimpit2an dengan jama'ah lain.  Lalu terkadang kalau lagi ada kenderaan kami pergi sholat taraweh sampe ke jalan pancing, serdang dan perjuangan. Kadang ke mesjid didaerah USU karena ada buka bersama antar organisasi.
Sungguh menyenangkan...
Karena itulah kami menyebutnya Taraweh Nomaden. Buat jadi pengalaman saja. Seseru apa jadinya taraweh yang berpindah-pindah itu.
Ini sangat menyenangkan. Kita bisa menambah teman baru dan menambah silaturahim kepada orang2 yang mungkin saja bisa jadi orang yang sekampung kita.
Akh...jadi kangen taraweh nomaden ala pondokan MIKA.... ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar