Pagi itu, setalah aku pulang dari kampus, tepatnya pukul 10 pagi. Aku bersama orang yang kusayang pergi ke rumah sakit umum yang dimaksud dokter semalam. Aku kira, bakalan lancar-lancar aja aku berobat, ternyata aku harus mendaftar dulu ke bagian adminitrastif rumah sakit itu. Aku harus memfoto copy ktp, lalu akupun mendaftarkan diri sebagai pasien rawat jalan. Alih2nya sudah pukul 12 siang. Terpaksa aku dan orang yg kusayang itu pulang. Karena pelayanan pasien pada hari jum'at sampai pukul 12 siang saja. Jadi hari ini aku cuma mendaftar sebagai pasien rawat jalan dirumah sakit umum tersebut. Aku putuskan berobat pada hari senin, karena waktunya lebih panjang.
Senin pun tiba, aku bersama orang yang kusayang berangkat kerumah sakit umum itu pukul 9. Lalu kamipun ke lobby resepsionis untuk mendaftarkan diri sebagai pasien pada hari ini. Alhamdulillah, lancar. Aku langsung dibawa ke dokter THT, ternyata dokter itu hanya meperkirakan kalau aku ini terkena penyakit 'Tumor', namun dia belum mengatakan itu pasti tumor. Rasanya badanku mau lemas, kenapa penyakit itu bisa merasuk tubuhku. Yang ku anehkan ketika dokter itu menyampaikannya secara datar dengan mimik wajah yang biasa2 saja. Lalu dia menyarankanku ke dokter bedah mulut. Dia merujukku ke salah satu dokter di rumah sakit umum itu juga. Tapi, dokter bedah mulut itu juga buka praktek di sekitar stadion kebanggaan kota ini. Kupikir ya sudahlah, aku akan berangkat besok lagi untuk bertemu dokter itu di rumah sakit ini lagi. Hasilnya nihil juga, aku sama sekali tidak diberi obat. Hanya obat kumur saja. Aku rasa itu tidak menghilangkan rasa sakit, cuma membersihkan lidahku saja. Tak ada kesal pada saat itu. Aku hanya bersabar dengan perlakuan mereka yang menganggap ini penyakit biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar