Hasil dari dokter THT itu membuatku terasa bagai hujan batu yang menghantam seluruh badan dan merasuk persendianku. Aku hanya berdoa bahwa yang dibilang dokter itu salah. Keesokan hari aku pergi bersama kakakku untuk berobat kerumah sakit 'aneh' tersebut. Seperti biasa, kali ini aku bersama kakakku pergi jam 8 pagi, bermaksud biar selesai pada hari itu juga. Kami bertanya pada pegawai resepsionis tentang kedatangan dokter yang dirujukan kepadaku semalam. Ternyata dokter itu tidak ditempat. Lalu dialihkan ke dokter lain, masih dibidang yang sama bedah mulut.
Pelayanan rumah sakit yang tidak memuaskan membuat lidahku semakin terasa berdenyut. Ditambah lagi kakakku yang mengumpat sendiri, atas perlakuan perawat yg 'bodoh' itu.
"permisi, mbak" sapa kakakku pada perawat yg menjaga loket informasi.
"ea ada apa,buk?"tanya perawat yg ku tahu perawat PKL dari akedemi2 dikota ini.
"ruang onkologi dimana ya,mbak?"tanya kakakku.
"owh, trus aja buk, lalu belok kiri" jawab perawat itu sambil menunjuk kearah yg dimaksud.
"makasi, mbak"
"sama-sama buk"
Lalu aku bersama kakakku berjalan ke arah ruangan yang dimaksud -ruang onkologi-. Terlihat jelas papan kecil yang tertempel 'usang' diatas pintu yang terkunci itu. Karena masih jam 9 pagi mungkin dokternya belum datang. Namun, kakakku udah mulai resah. Sudah pukul 9 lewat 15 dokternya juga belum datang. Kakakku mulai mengitari lorong itu, dan sudah dicarinya, memang cuma ruangan itu yang beranama ruang -onkologi-. Karena tempramen kakakku yang gak sabaran, dia bertanya lagi pada pegawai yang diruang sebelahnya. Setelah keluar, diapun langsung mengumpat sambil sedikit memaki.
"perawat bodoh, tolol" katanya tiba-tiba dengan muka marah.
"kenapa kak?"tanyaku heran.
"perawat tu bodoh kali lah. Ini gudang dek. Dulu memang ruang onkologi, sekarang udah pindah kesana." katanya smbil marah2.
"yaudalah kesana kita" kataku menenangkan kakakku.
Ketika melewati perawat tadi, aku lihat kakakku memandang sinis perawat tadi sambil berkata
"an***g kau perawat bodoh"
Walaupun pelan, karena aku disampingnya jelas kali terdengar kata2nya. Aku hanya menggeleng2kan kepala. Diberikan kakakku surat yang dikasi oleh pegawai resepsionis dilantai 1 tadi, kepada pegawai tunggu yang ada didekat ruang onkologi tersebut. Ternyata mesti menunggu lagi. Kulihat disana bukan aku saja yang merasakan penyakit aneh ini. Kulihat ada bapak2 lehernya membengkak. Lalu ada anak kecil matanya bengkak sehingga mata kanannya tak dapat lagi melihat. Akh, aku menenangkan diri sendiri. Ternyata ada yang lebih parah dariku penyakitnya pikirku.
Sekitar 1 jam setengah aku dipanggil salah satu perawat yang keluar dari ruangan itu. Aku dan kakakku berjalan masuk, ketika sampai di mulut pintu. Kakakku dilarang masuk. Kuyakin kakakku mengumpat lagi. Tapi tak kupikirkan itu, yang kupikirkan aku harus tau penyakit apa ini.
Aku belum diperiksa, karena aku tau ketika dokter itu bertanya awal gejalanya padaku. Aku menjawab dengan tidak jelas, karena aku memang sudah tak mampu lagi berkata jelas. Yang disebabkan karena bengkaknya lidahku.
"ini awalnya kenapa buk?" tanya dokter itu kepada kakakku.
"awalnya sariawan, dok. Terus lidahnya sering tergigit sendiri. Terus lama2 luka dok" jelas kakakku singkat.
Lalu dokter tersebut memintaku membuka jilbab, agar diperiksanya. Dia mulai menekan nekan leherku. Tak lama dia menekan nekan leherku. Dia memanggil ke empat calon dokter itu untuk memotret dan mengukur panjang pembengkakan lidahku. Dengan santai dan raut wajah yang tenang dia berkata bahwa ini adalah penyakit tumor.
Besss...
Tubuhku terasa lemas dibuatnya. Rasanya beribu pisau menusuk2 hebat jantungku. Ingin meneteskan airmata yang sederas2nya. Namun kutahan, karena aku tak ingin melihat kakakku menangis saat itu. Kulihat juga dia sudah mulai berkaca2 matanya. Tapi itulah dia, bisa menetralkan perasaannya dengan simpulan senyum palsu kepada dokter itu. Pikirku dengan hanya diperiksa seperti ini saja bisa dengan mudah mengatakan tumor.
Lalu, salah seorang asisten dokter itu memberikan beberapa carik kertas kepada kakakku.
Dilihat oleh kakakku, beberapa ruangan yang harus kami tuju. Pertama keloket periksa darah,urine dan kadar gula. Lalu lanjut keloket USG. Lalu ke loket Scanning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar