Umurku sudah beranjak 6 tahun. Tahun ini, adalah tahun yang sangat menyedihkan bagiku. Nyai mulai sakit, lalu aku tidak ada yang mengurus. Nyai sering batuk-batuk, berobat kerumah sakit yang ku dengar Nyai terkena TBC. Karena memang Nyai adalah seorang pecandu rokok. Aku sedih sekali ketika Nyai di bawa kerumah sakit untuk di opname. Setiap siang aku bersama Kai datang menjenguk Nyai membawa makanan kesukaan Nyai yang di masakkan oleh ibu kandungku. Nyai sering menangis melihat keadaanku yang semakin hari semakin tak terurus.
"doakan Nyai sembuh, nak"
"iya Nyai" jawabku tersenyum manis.
Dan Nyaipun menangis ketika aku tersenyum manis kepada. Kai mengajakku pulang, tapi aku menolak dan marah. Karena aku ingin bersama Nyai. Namun, Kai membujukku untuk pulang.
"Nyai tidak akan sembuh kalau kamu tinggal disini"
"kenapa begitu, Kai?" tanyaku heran.
"Karena kamu tidak menurut apa kata Kai dan Nyai"
"begitukah?"
Mukaku cemberut, karena aku tidak diperbolehkan menginap di rumah sakit. Kai dan akupun pulang malam itu. Sebelum pulang aku diantar kerumah ibu kandungku. Ibuku gembira sekali melihat kehadiranku. Kai ada urusan di hutan mengambil kayu malam ini. Makanya dia menitipkan ku bersama orang tuaku. Ibu memeluk dan mencium pipiku. Ibu sangat cantik, dan kecantikannya itu terlihat dia tersenyum sambil membawaku kedapurnya yang sempit. Tidak seperti rumah Nyai dan Kai yang besar dan bertingkat. Rumah ibuku kecil dan terbuat dari tepas. Ternyata ibu sedang memasak dan Ayah belum pulang dari ladang Kai.
"Nyai mulai sakit-sakitan, Nak" kata ibuku sambil membuat api di tungku batunya.
"iya, Bu"
"kalau begitu kamu tinggal bersama ibu saja ya"
"aku takut sama bapak itu bu" kataku sambil merunduk sedih.
"tidak apa-apa. Dia sangat baik kepada anak-anak"
Aku cuma terdiam dan rasanya ingin menangis.
Keesokan paginya, Nyai masih berada di rumah sakit. Aku bersama ibuku pergi kerumah sakit menjenguk Nyai. Keadaan Nyai semakin membaik, batuk Nyai mulai berkurang. Namun, badan Nyai semakin kurus. Ibuku memberi makan bubur ke Nyai dan aku duduk di samping tempat tidur Nyai.
"bagaimana keadaan Nyai sekarang?" tanya ibuku
"baik. Bibi merindukan anakmu"
"itu Nyai dia" tunjuk ibuku kearah dimana aku duduk
"kamu urus dianya"perintah Nyai
"iya Bi.."
"Nak....."Nyai memanggilku dan akupun menghampirinya.
"jadi anak yang patuh kepada orang tua, jangan nakal, jaga orang tuamu kalau kamu besar nanti" pesan Nyai.
"iya Nyai"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar