Dia mulai memperkenalkan dirinya, dan dia mulai bercerita tentang hidupnya. Dan aku mulai menyukai ceritanya, aku mulai tertarik dengan apa yang ada didirinya. Seperti obat dia mencoba menyembuhkan lukaku, begitulah kuanggap dianya. Dia mulai menyentuh bagian tersensitipku. Bagian yang jarang sekali aku buka. Hatiku, dia menyentuhnya dengan sangat cepat. Hatiku berdetak kencang saat harus berbicara dengannya. Apakah dia tahu, kalau aku mulai mempunyai perasaan yang aneh, yang membuatku susah bernafas dan tak berselera makan ini. Angin sejuk ini benar-benar berhasil mengusir rasa yang telah membuat aku terpuruk. Dia datang lebih dari seorang pahlawan. Yang aku tahu aku menyukainya. Dan aku membuka hatiku lebar-lebar untuk dirinya. Namun, ada yang mengganjal dalam hatiku. Aku dan dia yang baru harus bersembunyi dari kerumunan orang. Kami menyembunyikan hubungan kami ini. Kami bersembunyi ditopeng yang baru. Tak apalah, menurutku yang penting selalu bersamanya adalah suatu kesenangan bagiku. Hubungan ini tak seperti yang kubayangkan. Ini indah pada awalnya. Aku benar-benar bahagia. Dan percakapan kamipun dimulai dengan sebuah kata "umie" dan "abie". Perasaanku pada seorang baru ini sangat berbeda sekali. Aku mampu melupakan orang yang telah mencampakkanku. Dan membuka dengan seseorang yang baru ini. Selama perjalanan ini, aku berharap dia yang terbaik didunia baruku ini. Secara fisik aku telah melihatnya, tak tampan bahkan seperti sudah berumur. Namun, aku nyaman bersamanya. Nyaman sekali. Setelah itu khayalanku mulai bersama, rasa kangen, rasa perhatianku benar-benar untuknya. Seseorang baru itu memulai rasa baruku. Dan aku berterima kasih telah mengobatiku dari keterlukaan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar