PERKENALAN…
Awal Agustus aku pindah ruang chatting, berawal dari Morange
yang sekarang bernama Mozat ke ArmorLife. Niatku untuk pindah ruang chat karena
di Armor aku sudah tidak nyaman lagi. Room-room chatnya selalu rusuh bahkan
terkesan menghancurkan. Aku meninggalkan teman-temanku di Morange bahkan aku
meninggalkan kisahku disana dan berpindah ke ArmorLife. Saat itu ArmorLife
sangat sepi, maklumlah baru Launching pada bulan Juli 2009. anggota chattingnya
saja baru sekitar ratusan orang yang sekarang sudah mencapai ribuan orang.
Karena masih sedikit dan roomnya juga masih sedikit maka setiap kali masuk room
yang berbeda tapi dengan nama-nama akun yang sama. Aku memakai nick “istilah
nama akun” ghenious girl. Termasuk nick yang seringditegur di setiap room.
Maklumlah masih sepi, jadi wajar kalau yang menyapaku bahkan menambahkan nick
ku sebagai teman di friendlist nick mereka. Room yang aku lupa nama menjadi
awal pertemuan kami. Dia memakai nick Ary Jezz, nick yang sangat simpel kan dan memasang foto
profil seorang pria berambut panjang yang baru saja diluruskannya, sangat
anggun kukatakan. Lelaki yang memanjangkan rambutnya dan diluruskan terkesan
menggelikan kan ??.
Itu kesan pertamaku ketika dia menambahkan aku sebagai temannya. Orangnya
sopan, sangat ramah semua nick yang setiap kali masuk room disapanya dan itu
termasuk aku. Tidak ada niat untuk mengenalnya lebih jauh saat itu. Aku hanya
bermain chatting untuk menambah teman di tengah kesepianku itu saja.
Awal percakapan dia menyapaku lewat privat message “pv”
istilah anak-anak Armor. Dia menyapaku dengan salam lalu kubalas salamnya.
Begitu nyaman awal ngobrol pertama. Dialah teman yang akrab pada saat itu. Dia
memperkanalkan dirinya. Bernama Ary bekerja di sebuah proyek bangunan yang pada
saat itu dia dibagian logistik bahan bangunan. Dan aku memperkenalkan diri
sebagai ghe yang baru selesai kuliah dan belum bekerja. Dan kamipun berkenalan
secara private message. Terkadang juga bertemu di room yang sama. Setelah
seminggu kami berkenalan aku mulai merasa nyaman dengannya. Sampai akhirnya dia
meminta nomor handphoneku. Mulanya aku sangat keberatan mencampuradukkan dunia
maya ke real, karena menurutku itu sangat menyiksa saja. Maya eah maya jangan
dicampuradukkan dengan real itu lebih nyaman. Dia tidak marah ketika aku
menolak memberikan nomor handphoneku. Namun, bukan pria namanya yang pantang
menyerah ketika menandai mangsanya. Berlahan namun pasti dia mulai mencoba
meyakinkan aku bahwa dia berbeda dengan pria-pria lainnya di dunia maya. Dia
bukan tipe laki-laki yang kebanyakan didumay yang hanya buat kesenangan semata,
yang ketika sudah merasa bosan lalu pergi dan mnegubah akunnya menjadi nama
yang lain, serta mencari manggsa yang baru. Karena pikiranku itu hanya jebakan
agar aku membarikan nomor handphoneku dia tidak marah. Yang kebiasaan pria-pria
dunia maya akan marah dan selalu akan mencaci maki kepada cewek yang jual
mahal. Namun sekali lagi dia tidak mau menyerah. Sampai suatu larut malam
ditengah bulan ramadhan yang kebetulan aku belum tidur dia membuatkan puisi
indah untukku yang sayang sekali aku lupa mencatatnya…L. Aku tersentuh ketika
puisi itu mampir di privat message ku. Membuat aku tersanjung, klise sekali kan wanita keras kepala
dan setomboy aku mampu dikalahkan sebuah puisi…heheheh. Tapi itulah anehnya
dunia maya ini, membuat hatiku luluh. Dengan tersenyum aku membalas setiap kali dia mengirimkan
kata-kata indah itu. Sampai-sampai aku tak sanggup untuk tertidur setelah
membacanya. Hampir 3 minggu kenalan dan akhirnya aku memberikan nomor
handphoneku kepadanya dengan syarat dan sebuah perjanjian bahwa setiap kali
menelpon harus sms dahulu untuk permisi. Kejam kali akukan…hahaha. Tapi, dia
tidak merasa marah ketika aku membuat syarat seperti itu dan dia menyetujuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar