Seperti biasanya aku terbangun dari tidurku, langsung mengecek setiap statusku di media sosialku. Dan hari ini semua mengatakan bahwa hari ini merupakan hari keberuntungan karena bereptetapan dengan tanggalbyang cantik. Tapi bagiku biasa saja, tidak ada yang istimewa untuk pagi ini, dan hari juga seperti biasa. Rutinitasku bangun tidur, ke dapur melihat sarapan dan secangkir kopi. Dan mencari inspirasi buat menulis. Itu kalau aku pas lagi libur kerja sebagai tenaga pendidik. Karena hari ini aku harus kerja, jelas aku akan mandi dulu dan sarapan ditempat kerja. Hari-hari yang biasa aku lakukan setiap harinya. Membosankan memang, tapi otak kiriku telah merekam semuanya menjadi sebuah kebiasaan rutinitas yang harus aku jalani. Memakai seragam ketempat kerja dengan hati yang ceria. Sesampai disekolah aku termasuk yang terfavorit, karena aku memang masih muda dan enerjik.
"Pagi, buk" sapa salah satu anak didikku
"Pagi" balasku dengan senyuman termanisku.
Hari ini apa yang istimewa, tidak ada. Ternyata aku salah ketika aku membuka media sosialku, aku melihat ada sosok yang sangat aku terkagum-kagum melihatnya. Bagaimana tidak, karena dia sudah membuat heboh satu media masa elektronik dengan kemunculannya di ruang publik dengan kostum kamen ridernya. Dan aku mencari tau siapa lelaki aneh itu. Dan akhirnya aku menemukannya dengan cepat. Aku membaca setiap timelinenya, dan aku terharu sampai mau meneteskan airmatanya. Aku suka dengan gayanya, dan itu tipe aku banget. Sepanjang kerja aku hanya memikirkannya. Membaca semua sttaus dan melihat gambarnya, dan aku terpana. Lalu aku menyapa melalui inbox facebooknya.
"Bagus banget kostumnya" modus aku biar bisa ngobrol sama dia.
Tak ada balasan cepat darinya. Karena aku tahu dia sedang sibuk menyetir pesawatnya.
Dan malam ini aku tak dapat tidur menunggu balasanya. Setiap menit aku melihat inboxku, bertanya dalam hati apakah dia sudah membalas inboxku. Ternyata dia juga belum membalasnya. Sekali lagi aku mengirim pesan ke facebooknya.
"Kok aku mau add kamu gak bisa ya"
Sedikit kecewa sih sebenarnya, karena dia tidak membalas, namun aku tetap menepisnya dengan cara berpikir dia lagi sibuk dengan burung besinya itu. Sampai aku terlelap dalam tidurku yang panjang, dan aku tersentak ditengah malam, karena perutku kosong. Aku lapar dan mencari makanan dilemari es. Ada donat cokelat dan segelas susu putih. Aku menyantapnya untuk mengganjal perutku, dan melanjutkan tulisan-tulisanku yang belum juga kelar. Padahal waktu deadlinenya sudah didepan mata. Aku harus mencari inspirasi menulis, untuk melanjutkan tulisanku itu. Otakku sedikit buntu, kembali lagi membuka laman facebookku, dan masih mengharap balasan dari yang mempunyai hobi aneh itu. Mataku terbelalak melihat balasannya. Dia membalas inboxku.
"Maaf baru balas, aku baru aja landing. Makasi atas pujiannya. Aku memanga sengaja tidak membuka pertemanan untuk orang yang aku tidak kenal"
Namun jawabannya membuat aku kembali memanyunkan bibirku. Aku tau hal itu juga, aku juga tahu pasti dia akan menjawab seperti itu. Tapi, itulah bukan aku menyerah untuk mendapatkan sebuah akun facebooknya untuk menjadi temanku. Lalu aku balas.
"Kok gitu sih, aku itu suka banget gayamu dan aku mulai mengidolakanmu. Kalau facebooknya ga bisa berteman, mungkin kamu punya fans page buat aku ikut gabung" aku tak menunggu balasan cepat darinya, tapi kenyataan itu berbeda.
"Aku bukan artis jadi ga pernah buat fanspage" balasnya cepat
Hatiku berdegup kencang ketika dia membalas pesanku dengan cepat.
"Hehehe...kok belum tidur?"
"Lagi nonton anime yang belum sempat aku tonton. Jadi ini malam mau aku tonton semuanya, karena bulan depan jadwal penerbanganku padat sekali"
"Hehehe.....masih sempat-sempatnya buat nonton"
"Ya"
"Selamat nonton"
Karena aku tahu pasti jawaban yang singkat merupakan cara untuk menyudahi sebuah obrolan dengan cara yang sopan. Dan itu hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membaca dibalik sebuah kata.
Seminggu berlalu dari hari yang beruntung itu. Dia sama sekali tidak muncul kepermukaan. Dan aku tetap berpikir dia sedang sibuk dengan kerjaannya yang mengendarai burung besi itu. Namun, aku tidak mudah menyerah begitu saja. Setiap hari aku mengirim inbox ke facebooknya.
" Zutto matteita no
Ienakatta kedo
Tarinai hibi wo sotto uzumeru you ni waratteta" ya sebuah kalimat berbahasa jepang. Yang aku tahu dia jelas tahu artinya. Namun tak ada balasan.
"Pesanku seperti yang kemarin, aku ingin berteman denganmu"
Tak ada balasan.
"Sukii ne yo" dan itu adalah inbox yang paling memalukan, sebegitunya aku mengidolakannya.
"-_-" dan sekali lagi tak ada balasan. Sebenarnya sudah mulai lelah sih menunggu balasannya. Sampai selama seminggu aku tidak dapat inspirasi buat nulis. Deadlineku pada sebuah majalah sengaja aku undur sampai suasana hatiku benar-benar normal kembali. Namun tidak semudah itu. Aku mencoba mencari inspirasi baru membuat tulisanku, mencoba mencari suasana baru ditempat yang baru. Aku pergi travel ke sebuah puncak di pulau. Aku meliburkan sendiri pekerjaan utamaku, karena memang pekerjaan utama sudah diakhir semester, dimana masa-masa belajar dikurangi. Bersusah payah aku meminta izin dengan atasanku, dan akhirnya diberi izin selama seminggu.
Aku membooking tiket dua hari sebelum keberangkatanku. Dan jelas sudah demi sebuah pertemuan aku rela membeli tiket dimaskapai yang dia terbangkan. Aku mencari informasi tentang maskapinya, namun disitu tidak tertulis siapa pilotnya. Dalam hatiku, 'tak apalah, kalau memang sudah dipertemukan itulah sebuah takdir dari kebetulan'.
Sehari sebelum keberangkatan, aku mencoba membuka blogku dan memulai menulis sebuah novel. Kerjaan yang sudah lama tidak aku kerjaan, karena selama ini aku mengerjakan puisi-puisi ataupun cerpen serta cerbung disuatu majalah lokal. Lalu aku membuka kembali facebook dan mencoba membaca isi dari timelinenya, ternyata dia membuat status baru.
"Besok terbang ke pulau, sekalian liburan akh. Pukul 10.00wib uda mulai terbang dengan burung besiku bernomor JY 450"
Mataku terbelalak melihat waktu, tujuan dan nomor penerbangannya, itu sama persis dengan yang tertera di tiketku.
Lalu aku menginboxnya,
"I hope see you on the jetplane" kesekian kalinya aku tidak direspon olehnya. Sampai aku berpikir, mungkin aku ini cewe yang terlalu agresif atau entah apalah yang dipikirkannya.
Dan hari dimana aku berangkat untuk liburan ke puncak sebuah pulau. Merefresh ulang imajinasiku dan mulai menulis novel selama seminggu dan mengirimnya kepernebit. Dan aku berharap novelku kali ini laris seperti novelku yang pertama.
Ketika aku menginjakkan kaki kedalam peswat itu, aku mendapatkan getaran hebat, sambil berharap memang bertemu dengannya. Karena aku sudah dibut gila oleh status-status difacebooknya. Mataku tak berhenti melihat sekeliling pesawat itu. Aku masuk dari pintu depan dan disambut beberapa pramugari cantik yang menyapa lewat senyuman.
"Pagi, buk" sapanya dengan senyuman manis.
"Pagi juga" jawabku ceria. Ingin bertanya kepada pramugari-pramugari itu, apakah benar pilot hari ini adalah dia. Tapi kuurungkan karena itu bisa mempermalukan diriku sendiri ditengah penumpang yang lain.
Seperti biasa, sebelum pesawat lepas landas ada perkenalan nama pilot dan co pilotnya. Aku dengan hikmat mendengarkan namanya. Dan parahnya aku hanya tahu nama akun facebooknya bukan nama aslinya. Dan aku terlihat seperti orang bodoh, menyadari diriku terlalu bodoh sampai aku lupa menanyakan nama aslinya. Aku menundukkan kepalaku dan mendapatkan sebuah kekecewaan besar. Betapa bodohnya aku ini, hal sekecil itu aku lupa menanyakannya. Selama perjalanan 1 jam 45 menit didalam burung besi itu, aku terdiam menatap jendela pesawat yang oval itu. Menerawang jauh kebumi dan merasakan ini menjadi kebodohan terbesarku. Sebuah takdir hampir dieprtemukan namun tidak semudah itu ternyata.
"Baka, baka, baka" kata itu saja yang aku ucapkan sepanjang jalan.
Aku mendengar seperti suara ribut-ribut dalam kabin depan. Ternyata ada seorang kamen rider sedang berjalan kearah kabin ekonomi bersama 2 pramugari cantik. Mataku terbelalak, dan kembali jantungku berdegup kencang melihatnya. Dia datang, dia ada dipesawat yang aku naiki ini. Itu dia, aku benar-benar bertemu dengannya, walaupun hanya dibalik kostum kamen ridernya. Banyak anak-anak yang menyerbunya, untuk sekedar bersalaman dan berpelukan. Aku tahu dibalik topeng rider blacknya itu dia sedang tersenyum. Dan dia mulai mendekati barisan kursiku dan berlalu terus kebalakang dan kembali lagi ke kabin depan. Mulutku masih melongo tak percaya, walaupun dia tidak tahu aku sedang memandang seperti orang bodoh. Dan aku tidak perduli pendapat penumpang yang ada disebelahku tentang keadaanku yang seperti orang bodoh.
Pesawatku landing tepat pukul11.00 wib karena pesawatnya lama berputar diatas menunggu waktu yang pas untuk mendarat. Dan sekali lagi aku melirik kearah kabin depan, dan cuma hanya mendapat senyuman daru pramugari-pramugari cantik itu.
Menuruni anak tangga portable itu aku masih juga melirik keatas, dan berpikir pilot-pilot itu akan keluar dari tempat peraduannya. Sembari menunggu barang dari bagasi pesawat aku duduk diatas troli yang sudah aku ambil dari sebelah kanan tempat pengambilan barang. Membuka gadgetku dan membuat status baru.
"Akhirnya sampe juga, semoga liburannya menyenangkan!"
Dan tidak lupa juga aku membuka profilnya, dan tidak ada pembaharuan sama sekali. Cuma aku lihat komentar dari status sebelumnya cukup banyak. Yang aku tahu dia pasti sangat bersahabat kepada siapa saja yang dikenalnya. Dan aku juga suka orang seperti itu, tidak perduli siapa saja yang penting teman. Iseng aku menulis inbox ke facebooknya.
"Indah ya, pemandangan puncak di pulau. Apa lagi saat sunset. See you soon"
Tak mungkin aku terus menunggu balasan darinya, itu jelas tidak dibalasnya dengan cepat. Barang dari bagasi pesawat sudah turun dan aku bersiap-siap mencari hotel sederhana untuk aku menginap selama seminggu. Aku memang sengaja pergi sendiri, karena kalau pergi bersama teman, maka acara menulis novelku gagal. Kulupakan pekerjaanku sebagai tenaga pendidik, dan aku berubah profesi menjadi seorang penulis.
Aku mendapatkan hotelnya, viewnya bagus. Terletak diatas bukit dan yang langsung mengarah ke laut. Ini lah namanya surganya dunia. Air laut yang biru dan hijau. Angin yang belum tercemar, kapal-kapal nelayan yang sedang mencari ikan seperti kapal mainan saja. Bebatuan besar tersebar di bibir pantai. Aku sangat menyukai pulau ini, ada puncak dan lautnya. Disana kita bisa menyelam melihat pemandangan alam bawah laut yang indah. Tapi tujuanku bukan itu, tujuanku untuk menulis. Aku istirahatkan dulu tubuhku yang lumayan letih ini.
kumpulan-kumpulan tulisanku yang sebenarnya tak berupa tulisan...hahahaha selamat membaca!!! semoga bermanfaat eaaah....
Rabu, 11 Desember 2013
The Lucky Days I
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar