Sabtu, 15 Maret 2014

Putri dan Peri Penjaga hutan

Disebuah kerajaan yang damai, hiduplah seorang putri yang sangat kesepian. Hidupnya berlimpah harta, namun sang putri tidak mempunyai teman satupun. Hanya dengan beberapa pekerja perempuan dan staff dapur istana yang sering menemaninya. Sang raja yang selalu sibuk dengan urusan kerajaan bahkan jarang bertemu sang putri. Sebuah kebiasaan sang putri adalah berkuda keliling hutan milik kerajaan itu. Setiap hari putri dan pelatih kudanya selalu berkeliling hutan. Dihutan terdapat banyak peri penjaga hutan. Peri penjaga hutan itu sangat ramah sekali dan hormat kepada sang putri pemilik hutan tersebut. Hingga suatu hari sang putri berkeliling memutari hutan sendirian. Dia memasuki hutan pinus, yang dijaga oleh peri penjaga hutan bernama Crushel. Putri mengelilingi hutan itu dengan menunggangi kuda kesayangannya yang bernama Horsy. Tiba-tiba seorang peri penjaga hutan menyuruhnya untuk berhenti.
"Maaf tuan putri, anda dilarang masuk areal ini"
"Mengapa?"
"Didalam hutan itu terdapat hewan buas"
"Padahal aku ingin masuk loh"
"Maaf tuan putri, saya tidak mengizinkan anda"
Sang putripun cemberut dan merasa tidak senang atas perlakuan peri penjaga hutan itu. Putri berbalik arah dan melaju bersama kudanya
"Ayo, Horsy. Terlalu banyak orang cerewet disini. Aku tidak suka"
Keesokan harinya, kembali sang putri berkeliling hutan setelah selesai berkebun dan belajar memasak. Kembali lagi dia menuju hutan pinus. Dan rasa ingin tahunyapun semakin menjadi-jadi. Dia mencoba menghindar dari pos penjagaan peri hutan tersebut dan menerobos masuk kehutan yang lebih dalam. Dan itu berhasil. Ternyata dihutan terdalam suasana semakin gelap karena pohon pinusnya lebih besar dan rindang. Suara burung hutan pun terdengar menggema dimana-mana. Tidak ada rasa takut yang berlebihan. Karena rasa ingin tahunya lebih kuat dari sebuah rasa takutnya. Sang putripun menyelusuri bagian terdalam hutan.
"Sepertinya aku harus berbalik" kata sang putri setelah mendengar suara gongongan srigala.
"Tuan putri, apa yang anda lakukan disini?" Tiba-tiba Crushel siperi penjaga hutan itu menghampiri sang putri.
"Aku...aku...." gugup sang putri.
"Ini berbahaya tuan putri, disini banyak hewan buas. Percayalah padaku"
Putri terdiam sejenak. Dia diminta untuk percaya dengan seorang peri penjaga hutan.
"Maafkan aku" kata sang putri menunduk lesu.
"Baiklah, saya akan menghantarkan putri ketepian hutan terluar" kata Crushel yang mengiringi sang putri dengan kudanya.
"Terima kasih"
Sepanjang jalan menyusuri hutan terdalam, banyak burung hutan yang berterbarangan, mereka pemangsa daging. Sering juga terdengar lolongan srigala.
"Hei...siapa namamu?" Tanya sang putri
"Crushel Lockheart" jawab sang peri hutan
"Apa tugasmu hanya untuk melarangku ke hutan terdalam"
"Itu sudah menjadi tugas wajib saya dan beberapa peri hutan lainnya. Menjaga keselamatan raja dan keluarga"
"Berapa usiamu?"
"26 tahun putri"
"Kau sudah menikah?"
"Belum putri"
" kalau begitu kau mau jadi temanku. Aku tidak mempunyai seorang teman. Dikerajaan terlalu sepi, padahal istana bisa menampung 2000 orang"
"Aku takut ketahuan oleh peri penjaga hutan yang lainnya. Karena kami dilarang untuk mendekati keluarga istana"
"Ini jadi rahasia kita berdua, Crushel"
"Hehehe...baiklah. Ini menjadi rahasia kita berdua. Aku berjanji itu"
"Terima kasih untuk hari ini"
"Bermainlah besok kehutan ini. Aku akan menunjukkan danau rahasia"
"Betulkah itu"
"Iya"
Sang putripun telah mencapai hutan terluar. Istana begitu megah dan besar sekali dari sisi hutan pinus itu. Hati sang putri senang bukan kepalang. Akhirnya dia mempunyai seorang teman, walaupun itu hanya seorang peri penjaga hutan. Sesampai istana, putri bertemu dengan sang Raja yang baru kembali dari tugas kerajaannya.
"Darimana saja anakku? Tanya sang Raja yang sedang membenahi mahkotanya.
"Aku berpetualang, ayah"
"Sepertinya hatimu sedang bergembira hari ini"
"Bagaimana ayah tahu"
"Aku ini ayahmu. Sesibuk apapun aku harus tahu tentangmu"
"Hehehehe" putri hanya tersenyum riang dihadapan sang raja. Hari ini memang menjadi awal mula sang putri mempunyai teman baru. Hatinya begitu berbunga-bunga. Selalu menyanyikan lagu-lagu gembira.
Hari dimana sang putri berjanji akan bertemu lagi dengan sang peri penjaga hutan. Sang putri kali ini berdandan lebih cantik dari biasanya. Karena sang putri akan bertemu dengan seorang teman barunya. Dengan menunggangi kudanya, sang putri melaju pelan menuju pinggiran hutan terluar.
"Pssst...psst...putri..putri" seperti ada yang memanggil sang putri dengan suara membisik
"Hei, Crushel" teriak putri senang melihat kehadiran sang peri penjaga hutan itu dibalik pohon pinus yang besar.
"Ssstt.....jangan sampai ketahuan dengan penjaga peri hutan yang lainnya putri" bisik Crushel.
"Baiklah" setuju putri
"Sebaiknya kita berjalan kaki saja" saran peri penjaga hutan itu
"Oke" sang putri menyetujuinya, dan mengaitkan tali kudanya kesalah satu pohon pinus.
Mereka berjalan berdua menyelusuri hutan pinus itu. Dibagian terluar memang sangat indah. Pohon pinusnya masih sangat muda dan cahaya matahari masuk dengan mudahnya. Sepanjang jalan putri dan peri penjaga hutan yang terdiam. Tidak banyak bicara. Dan akhirnya mereka sampai pada sebuah danau yang berwarna hijau yang disinari matahari yang berkilauan seperti berlian.
"Wow...indah sekali. Aku baru tahu kalau dikerajaanku ada danau seindah ini" kata sang putri takjub.
"Ini salah satu tempat favoritku" Crushel memandang lurus kearah danau yang berkilauan itu
"Aku sungguh terkagum-kagum. Hmmmmm....." sang putri meregangangkan tangan dan menghirup udara sejuk hutan.
"Anda senang putri?" Tanya Crushel
"Terima kasih kau telah membawaku ketempat yang indah ini"
Pinggiran danau yang ditumbuhi bunga-bunga liar yang berwarna-warni. Dan beberapa kupu-kupu yang cantik hilir mudik hinggap ke kelopak bunga mencari nektar untuk dijadikan makanannya. Ini adalah tempat terbaik untuk menikmati udara segar dan pemandangan yang indah. Putri dan Peri penjaga hutan duduk ditepian danau yang tenang itu.
"Rasanya damai sekali" kata sang putri memejamkan matanya sambil fokus untuk mendengarkan suara kicauan burung.
Hatinya bahagia sekali. Dia mempunyai seorang teman yang mau mengajaknya berjalan-jalan ke danau yang indah itu. Putri dan peri penjaga hutan itu mengobrol dan sesekali tertawa bersama. Pemandangan yang indah dan hati yang bahagia. Putri merasa ini adalah hal yang sudah lama dinantikannya. Tak terasa senja sudah mulai menampakkan dirinya. Putri bergegas untuk pulang keistana.
"Besok akan aku tunjukkan perbukitan yang indah" janji crushel pada yang putri.
"Baiklah. Aku akan membawa bekal kue-kue kering buatanku"
"Sungguh!. Aku belum pernah memakan masakan sang putri"
"Masakanku adalah masakan paling enak sedunia. Hahahaha"
"Sampai jumpa besok"
"Ya..."
Sepanjang jalan menuju istana. Sang putri hanya tersenyum-senyum sendiri. Hatinya begitu bahagia, ini melebihi ketika putri mendapatkan hadiah ulang tahun sebuah rumah kaca yang berisi bermacam-macam bunga didalamnya.
Malampun tiba, sang putri tak bisa tidur membayangkan hari esok akan bertemu dengan si peri penjaga hutan. Rasanya dia berharap cepatlah pagi, agar dia bisa cepat bertemu dengan peri penjaga hutan tersebut. Dia juga memikirkan kue-kue apa saja yang harus dimasaknya untuk besok.
"Sepertinya cookis cokelat, kue keju, dan roti isi cukup" katanya sendiri pada dirinya sendiri sambil tersenyum-senyum malu.
Pagi ini tidak seperti biasanya, sang putri sudah berada didapur lebih cepat dari kepala staff dapur.
"Apa yang anda lakukan tuan putri?" Tanya kepala staff dapur
"Aku sedang membuat cookis cokelat dan Kue keju" jawab sang putri memasang senyuman terindahnya.
"Perlu saya bantu?"
"Tidak perlu, aku akan memasaknya sendiri" tolak sang putri masih memasang senyuman terindahnya.
"Baiklah kalau begitu"
Matahari sudah mulai menampakkan diri. Sang putri bergegas berganti pakaian. Setoples cookis cokelat dan kue keju, lalu 4 buah roti isi dan sebotol jus jeruk. Ini seperti kencan piknik. Sang putri menunggangi kudanya dan sampai pada hutan terluar. Kudanya disandarkan kesebuah pohon pinus yang besar. Dan membiarkan kudanya memakan rumput segar dan hijau itu. Sang putri belum juga melihat peri penjaga hutan itu. Satu jam berlalu, sang putri juga belum melihat peri penjaga hutan itu.
"Apa dia lupa janjinya?" Keluh sang putri dalam hati.
Rasa sedikit kecewa muncul didalam hati sang putri. Sepertinya peri penjaga hutan itu telah ingkar janji kepadanya. Raut wajah putri berubah seketika. Cemberut dan ada rasa kesal.
"Maaf, tadi aku sedang bekerja mengusir srigala masuk kehutan terluar" kata peri penjaga hutan itu ngos-ngosan.
"Kau baik-baik saja"
"Ya....aku tidak apa-apa. Ayo kita berangkat" ajak peri hutan itu.
Mereka berdua kembali kedalam hutan pinus. Kali ini peri penjaga hutan membawanya kesebuah padang rumput ditepian timur hutan pinus yang merupakan daratan tertinggi dibagian timur hutan pinus. Pemandangan saat ini berbeda sekali dari danau yang kemarin. Ini padang rumput yang luas. Mereka bisa melihat istana dengan jelas dan beberapa rumah di kaki bukit itu.
"Rumahku disalah satu perkampungan itu putri" tunjuk sang peri penjaga hutan kearah sebuah perkampungan yang banyak dipasang cerobong asap.
"Indah sekali" kata sang putri kembali takjub.
"Anda suka putri?"
"Ya aku suka kali" jawab lirih sang putri yang masih memandang lurus kekaki bukit tersebut.
Hari demi hari, mereka semakin akrab. Tak ada seorangpun yang tahu bahwa mereka sering jalan berdua. Karena itu adalah rahasia besar diantara mereka berdua. Semakin hari peri penjaga hutan itu semakin menunjukkan rasa perhatiannya. Sang putri jadi salah tingkah, dia sangat senang sekali. Mendapatkan perhatian dari orang lain, dari orang yang diam-diam dia menyukai orang itu. Ya, peri penjaga hutan itu telah membuat hatinya penuh rasa rindu, sedih ketika tidak bertemu, dan tertawa setiap kali bertemu. Ini hal pertama yang dirasakan oleh sang putri. Perhatian peri penjaga hutan juga dibalasnya dengan perhatiannya juga. Penjaga hutan sering membawanya berkelana menyelusuri hutan dan sang putripun membawakan masakan yang dibuatnya.
"Putri, apakah aku boleh mengatakan sesuatu?" Tanya peri penjaga hutan
"Boleh. Silahkan"
"Jika aku sedang jatuh hati kepada seseorang. Namun, bagiku mustahil untuk memilikinya. Apa yang harus aku lakukan"
"Hm...sebaiknya kau bertahan, dan kau nyatakan saja perasaanmu kepadanya. Masalah tidak bisa memiliki itu urusan belakang"
"Tapi aku takut untuk mengutarakannya" kata peri penjaga hutan menunduk "Aku takut dia akan menolak perasaanku" sambungnya
"Utarakan saja" jawab putri dengan hati yang deg-degan. Apakah sang peri penjaga hutan akan mengutarakan perasaanya kepada sang putri hari ini. Sang putri menunggu detik-detik itu. Namun, penantiannya tidak muncul tiba. Peri penjaga hutan malah teridam seribu bahasa. Sedikit kecewa ketika pengharapan putri itu tak ujung terkabul.
Peri penjaga hutan itu tetap masih terdiam.
Diistana, sang raja sibuk mengurus persiapan acara ulang tahun kerjaan yang ke 100 tahun. Seluruh kerajaan didunia diundang untuk menghadiri acara perhelatan terbesar sepanjang tahun itu. Akan ada beberapa pangeran yang datang untuk menghadiri acara besar itu. Sang raja yang sangat antusias akan  memperkanalkan beberapa pangeran dsri kerajaan besar lainnya. Namun, sang putri masih dikamar mengurung diri. Masih dibawah selimut tebalnya. Rasa enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya yang empuk itu.
"Kenapa dia tidak mengutarakannya saja apa yang dia rasakan. Haruskah aku yang terlebih dahulu yang mengatakannya. Bahwa aku telah jatuh hati padanya. Hei....aku ini seorang putri, aku harus mempunyai wibawa dan gengsi. Bisa jatuh martabatku jika aku mengatakan hal itu terlebih dahulu. Jika dia menolakku. Tapi tidak mungkin dia berani menolak putri seperti aku, urrrgghhhh. Crushel kau membuat perasaaku campur aduk hari ini" gumam putri yang mersa aneh dengan perasaanya.
Malam perayaan ulang tahun kerajaan. Semua penduduk, para pekerja,para pemintal dan para prajurit yang termasuk peri penjaga hutan berkumpul dialun-alun istana. Sang putri dan Raja selalu menyapa mereka melalui balkon istana dengan sebuah lambaian dan senyuman. Membuat rakyatnya begitu hiruk pikuk dan bertepuk tangan.
"Kau terlihat cantik anakku. Aku akan memperkenalkan beberapa pangeran tampan untukmu"
"Ayah" sang putri tersipu malu. "Anakmu ini tidak perlu pangeran tampan, karena anakmu ini sudah jatuh hati kesalah satu peri penjaga hutan kerajaanmu" katanya dalam hati.
Raja dan sang putri kembali keruang aula pertemuan. Disana sudah berkumpul beberapa raja, ratu, pangeran dan putri dari kerajaan dunia lainnya. Sang raja yang ramah, menghamburkan dirinya kedalam keriuhan teman-teman lamanya.
Saat makan malam tiba, sang raja duduk dikursi berwarna emas yang megah itu, disampingnya duduklah sang putri yang anggun menjadi pusat perhatian beberapa pangeran.
"Sebelum bersulang, aku pinta kepada seluruh peri penjaga hutan beserta pasangannya masuk kedalam ruangan" perintah sang raja.
Beberapa peri penjaga hutan memasuki ruangan besar itu. Beberapa orang bertepuk tangan. Hati sang putri gembira bukan kepalang ketika ayahnya menyuruh peri penjaga hutan untuk memasuki aula pesta.
"Aku akan bertemu Crushel, yang sudah hampir 3 minggu tidak bertemu" katanya dalam hati.
Putri melihat para peri penjaga hutan menggadengi pasanganya masing-masing. Dan mata putri sang putri tertujua pada peri penjaga hutan yang memakai seragamnya, sedang menggadeng seorang gadis manis masih muda. Mereka berdua sangat serasi sekali.
"Apakah yang dimaksud adalah wanita yang dia sukai adalah wanita itu" sedih sang putri dalam hati, ada rasa sakit dibagian dadanya. Rasanya sesak sekali.
"Jadi selama ini aku telah salah sangka atas kebaikannya" berkali-kali sang putri bergumam dalam hati. Dengan penuh rasa sakit yang luar biasa. Rasa nafsu makan sang putripun berkurang.
"Ayah aku ingin keluar menghirup udara segar  dahulu" kata sang putri meninggalkan kursinya.
"Kau baik-baik saja, kenapa raut wajahmu berubah nak?" Tanya sang raja
"Aku tidak apa-apa, Yah" jawab sang putri berbalik badan dan berlari kekamarnya.
Selama munuju kamar, hati sang putri begitu sedih, perih. Ini lebih sakit ketika sang putri dilarang untuk bermain keluar istana ketika kecil dahulu. Dia sedih, tapi dia lupa caranya mengeluarkan airmatanya. Ini sangatlah sakit.
Setelah pesta itu, sang putri mengurung diri dikamar. Bahkan dia tidak bertemu dengan Crushel berbulan-bulan. Sebenarnya sang putri ingin menanyakan siapakah wanita yang dibawanya saat itu. Tapi gengsi yang luar biasa, rasa sakit yang luar biasa, serta pemikiran-pemikiran yang tak jernih merasuki pikirannya. Sang putri stres berat atas perasaannya itu. Perasaan yang dibuatnya sendiri.
"Kau baik-baik saja putri" sebuah suara terdengar dari balik selimut.
"Graaaand" teriak sang putri, kepada sahabat lamanya yang baru pulang dari kerjaan seberang.
"Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Grand
"Aku, aku....aku sedang tidak baik"
"Ceritalah"
Akhirnya sang putri menceritakan apa yang dirasakannya selama ini. Dia telah jatuh hati pada peri penjaga hutan. Dia sangat mencintai peri penjaga hutan itu. Namun, dia bingung bagaimana menunjukkan rasa cintanya itu. Karena dia belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Dia bingung dengan pemikiran-pemikiran yang aneh yang selalu bertebangan dipikirannya.
"Sebaiknya kau tetap diam, jika dia tidak mencintaimu bukankah itu semakin parah. Lagian, bukankah dia sudah mempunyai pasangan. Sebaiknya kau diam. Karena wanita terhormat itu adalah wanita yang mampu menata perasaanya dalam diam" nasehat Grand.
"Grand, aku benar-benar merindukannya saat ini"
"Sebaiknya rindumu itu kau pendam saja, itu lebih baik jika kau ungkapakan ternyata dia hanya membohongi perasaanmu lagi"
"Aku....hiks...hiks...aku rindu dia, Grand"
"Sudahlah...."
"Nak....mengapa kau tidak cerita pada ayah" sang raja yang mendengarkan cerita sang putri menitiskan airmata
"Ayaaaaah" teriak sang putri sambil menangis hiteris.
"Siapa peri penjaga hutan yang telah mengubah senyum menjadi tangis anakku. Kita beri hukuman apa dianya?"
"Tidak ayah, aku yang salah untuk saat ini. Aku terlalu besar pesaraan dan menduga dia mencintai aku juga. Ternyata aku salah. Aku sendiri yang membuat diriku terjerumus keperasaan ini. Maafkan aku ayah"
"Sudahlah, ayah juga tidak bisa melarang kau harus jatuh cinta kepada siapa saja. Bahkan mencintai seorang peri penjaga hutan sekalipun. Namun, ayah tidak suka kau bersedih seperti ini. Bahkan ayah rindu ketika senyuman riang itu datang kembali beberapa bulan ini. Apakah peri penjaga hutan itu yang telah membuatmu bahagia?"
"Ya, ayah"
"Apakah dia membuatmu bersedih?"
"Ya ayah"
"Sebaiknya kau lupakan saja dia, karena seseorang yang membuatmu sedih itu tidaklah menghargaimu"
"Tapi, ayah"
"Bahkan seorang pangeranpun jika dia membuatmu bersedih, ayah akan tolak dia. Jika seorang peri penjaga hutan sekalipun jika dia membuatmu bahagia, ayah akan mendukungmu"
"Sedih ini aku yang buat sendiri ayah"
"Apakah dia perduli?"
"Aku memang tidak menceritakan kesedihan ini kepadanya. Aku tidak ingin dia tahu bahwa aku bersedih karenanya"
"Sudah aku bilang, jangan menjadi lilin, Gheysa. Kau sendiri yang akan lebur" timpal Grand yang sedari tadi menjadi pendengar terbaik percakapan antara anak dan ayah.
"Benar sekali, Grand. Apa kabar kau, nak?sudah lama kita tidak berburu?apa kau sudah mempunyai anak?"
"Aku harus menjawab yang mana terlebih dahulu rajaku?" Raja dan Grand berpelukan dengan senang.
"Hai, anak gadisku. Jangan cemberut dan hapuslah airmatamu. Segera mandi dan pakailah pakaian berburu. Kita akan berburu rusa hari ini" ajak sang Raja menyenangkan hati putrinya
"Aku boleh ikut?"tanya Grand
"Tentu saja Grand" rangkul sang Raja.
Putri bersiap-siap untuk berburu rusa dihutan. Didalam hatinya dia berkata
"Semoga aku bertemu dengannya, dan aku akan memperlihatkan senyumku padanya untuk terkahir kalinya"
Raja dan Grand sudah diatas kuda masing-masing. Sang putripun menaiki kudanya yang sudah lama tidak dia temui semenjak kejadian perayaan besar itu. Mereka menelusuri hutan itu. Sesampai dipos penjagaan peri hutan.
"Selamat pagi raja!" Sapa seorang peri panjaga hutan yang tahu itu adalah Crushel.
"Pagi, Crushel. Aku ingi berburu, sebaiknya aku harus kearah mana?"
"Saat ini rusa-rusa sedang berada didekat padang rumput perbukitan timur, Raja. Jika ingin memburu kelinci, sekarang lagi musim rumput muda di sekitaran danau tengah, Raja"
"Baiklah. Terima kasih Crushel atas informasinya"
Sang putri hanya tersenyum kecil kepadanya, namun dimatanya menyiratkan betapa rindunya dia terhadap peri penjaga hutan itu. Ingin rasanya mengulang kembali masa-masa mereka dulu berdua menghabiskan hari-hari.
"Ayah mengenal Crushel?" Tanya sang putri
"Siapa yang tidak mengenal Crushel, Sayang. Dia peri penjaga hutan terbaik di hutan ini. Dan dia yang telah membuat anak gadisku tersenyum sepanjang hari"
"Ayaaah....sudah tahu!" Heran putri.
"Apa yang tidak aku ketahui dikerajaanku sendiri, Nak. Ini milikku semuanya, jadi aku harus tahu segalanya. Hehehe"
"Anda memang pantas dijadikan seorang raja" Grand bertepuk tangan kagum.
"Kau bisa saja Grand, tapi apakah Crushel bisa menggantikanku, Grand" tanya sang Raja sambil bercanda
"Ayah meledekku" teriak Putri sambil cemberut
"Tidak anakku sayang. Hehehehe. Perlu bantuan ayah?"
"Tidak ayahku sayang. Aku sudah dewasa, dan ini masalahku aku bisa menyelesaikannya sendiri" tegas sang putri
"Lihat, dia persis seperti ibunya. Merasa paling hebat bisa melakukannya sendiri, padahal didalamnya begitu rapuh. Hahaha"
"Ayaaaaah" cemberut sang putri.
"Hahahaha" Grand dan Raja tertawa berbarengan.
Sang putri merasa senang sekali, masih ada orang yang menyayanginya. Mencoba menghiburnya ketika dia merasa sedih. Dan tak ada satupun diantara mereka yang mengatakan dirinya telah bodoh mencintai seorang peri penjaga hutan yang jika dikelaskan berada jauh diantara deretan pangeran-pangeran besar lainnya.
"Aku harus melupakannya" kata sang putri dalam hati.
"Tidak perlu melupakannya. Dia adalah bagian dunia mu yang lalu, Nak" kata sang Raja. "Seperti ayah yang tidak bisa melupakan ibumu"
"Ayaaaaaah, darimana ayah tahu aku sedang memikirkan apa"
"Ayah ini raja, Nak. Hahahhahaa"
"Seprtinya, Putri lebih mirip anda, Raja"
"Hahahahaa" mereka bertiga tertawa riang.
Hari yang menyenangkan bagi sang putri. Lembaran barupun dibuka kembali dengan semangat baru dan hati yang baru.
- The End -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar