You are my
Perfect One
chapter 12
Hari-hari terbaik
Setiap
harinya akan aku rasakan hal-hal yang indah. Walaupun aku tidak tahu kapan ini
akan berakhir. Yang penting bagiku, ini akan tetap aku jalani. Andri pernah
berkata :
“jangan
pernah memaksakan hal yang belum tentu menjadi haknya”
Makanya
aku tidak terlalu memaksanya untuk tetap seperti ini. Karena aku yakin ini
pasti akan berakhir sebab cerita ini sudah kami mulai. Hanya saja kami tidak
tahu kapan tanggal yang pas untuk mengkahirinya. Menjalani hari bersama senyum
manis itu menambah aku menjadi semangat untuk melakukan banyak hal. Bahkan
untuk belajar, mengerjakan PR matematika, fisika dan biologi. Karena hanya
pelajaran agamalah nilai yang tertinggi, itupun karena aku memang dari SD sudah
dicekoki untuk belajar agama.
Walaupun
ini sangat berat bagiku. Belajar setiap hari. Tidak ada waktu lagi untuk
bermain dengan para sahabatku. Setidaknya ini bisa melupakan tingkah yang
pernah dilakuak Evi dan Ridan kepadaku. Masalah itu sudah hampir sepenuhynya
aku lupakan. Namun, aku masih belum bisa memaafkan mereka berdua. Tapi, selama
ada Andri. Semua itu bisa aku lupakan sejenak. Setidaknya dia sebagai obat yang
membangkitkan semangatku.
“katanya
kalau orang pacaran itu, setiap malam minggu saling bertemu?” kataku suatu
siang sedang mengerjakan PR matematika dirumah.
“kamu
mau seperti itu?” kata Andri yang menghentikan menyalin soal dari buku paket
matematika
“hu
um” jawabku berbinar-binar
“dasar
perempuan! Buat apa aku harus bertemu seminggu sekali, kalau bisa bertemu
setiap hari seperti ini. Dan apa yang dilakukan setiap malam minggu kalau
berduaan. Berpegangan tangan, lalu melakukan hal yang gak penting, pastinya”
“melakukan
hal yang gak penting gimana?” tanyaku heran
“Tanya
aja Eva, apa yang dilakukannya setiap malam minggu bersama candra?” kata Andri
sambil memukul dahiku pelan dengan telunjuknya
“eh??iya
juga!” kataku yang langsung menelpon Eva.
Aku
terkejut, setelah Eva bercerita apa saja yang dilakukannya setiap malam minggu
dengan Candra.Dan lebih heran lagi kenapa Eva tidak pernah bercerita sebelumnya.
Eva memang bukan tipe perempuan yang terbuka setiap perempuan lainnya.
Pengecualiannya denganku. Karena Eva sudah bercerita tentang apa yg
dilakukannya setiap malam minggu, maka aku juga beranikan bercerita tentang
Andri padanya. Eva hanya menyambut dengan tawa ringannya. Dan dia berdoa agar
kami tetap langgeng.
Mungkin aku tidak
akan merasakan malam minggu bersamanya, tapi aku merasakannya setiap hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar