You are my
Perfect One
chapter 13
Belum Pernah
“eh…tau
gak? malam minggu kemarin Ridan datang kerumah” kata Evi tersenyum tanpa merasa
bersalah
“terus
kalian ngapain?” kata Reni yang penasaran. Aku sama sekali tidak penasaran. Apa
karena kau cemburu atau karena aku memang tidak mau tahu. Ridan yang baru saja
dekat dengan Evi sudah pernah datang kerumahnya. Sedangkan aku perempuan yang
sering ada untuknya, tidak pernah didatanginya.
“hehehehe…tau
gak? Ridan menciumku”
“hah!!!”
kami berempat tersentak kaget. Jus yang kami pesan hampir saja tumpah. Evi
paling tidak bisa menyembunyikan apa yang menurutnya membuat orang lain iri.
“gimana
rasanya?” kata Reni bersemangat. Dan itu juga yang ingin tanyakan. Bagaimana
rasanya.
“rasanya
manis?”
“manis?”
kami heran, kecuali Eva.
“iya
karena dia mengambil permen dari mulutku, jadi terasa manis” Evi memaparkan
kejadiannya dengan wajah yang berbinar.
“berarti
Ridan bener-bener sayang sama kamu, Vi” Sonia angkat bicara.
“iya,
donk. Evi gitu loh. Laki-laki mana yang tidak jatuh hati dengan kecantikan Evi”
Evi terbahak-bahak.
Sepanjang
pulang sekolah. Aku lebih banyak diamnya daripada mengobrol dengan Andri.
Sepanjang itu juga aku memikirkan atas cerita yang baru saja aku denganr dari
Evi. Ingin bertanya pada Andri, takutnya dia malah marah padaku. Sebaiknya aku
diam saja. Jika dia mulai pembicaraan duluan saat itu juga aku akan berbicara tentang
yang Evi lakukan malam minggu kemarin bersama Ridan.
“kenapa
diam saja?” Andri selalu memulai pembicaraan
“aku
masih berpikir bagaimana rasanya berciuman”
“haaaaaaah!!!berciuman
dengan siapa?” Andri terlihat heran atas pertanyaanku
“denganmu!”
“heeeeeeeeeeeeh!!!denganku?”
Andri meloncat kaget
“iya.
Memangnya kenapa? Gak boleh ya?”
“itu
hal yang menjijikkan. Itu seperti seperti menelan air liur orang lain” Andri
bergemetaran karena jijik mengingatnya.
“Kenapa
kata Evi manis”
“jangan
ngaco. Melakukan hal yang sia-sia seperti itu. Sangat tidak menarik. Mending
cerita yang lain”kata Andri mencoba mengganti topik pembicaraan.
“baiklah.
Kalau begitu aku mau bertanya, Kamu sudah pernha berciuman ya?”
“heh….masih
membahas itu lagi?” Andri keliatan kesal
“sudah
pernah ya. Makanya kamu bilang hal itu menjijikkan. Darimana kamu tahu kalau
berciuman itu seperti menelan liur orang lain. Karena aku belum pernah”
“aku
belum pernah melakukannya. Karena aku punya prinsip tidak akan melakukan hal itu
selain dengan istiriku nanti” Jawab Andri diplomatis
“Hei…masih
kelas 2 SMP sudah memikirkan istri. Sepertinya kamu dewasa sebelum waktunya”
Aku melemas
“setidaknya
aku tidak mau meninggalkan bekas kepada orang yang pernah aku dekatin dengan
mengingat hal menjijikkan itu”
“oh…”
aku hanya mengangguk
“berjanjilah,
jika dimasa depan nanti kamu didekati cowo berusahalah untuk tidak melakukan hal
itu selain dengan suamimu, Ok!” kata Andri padaku
“hu
um, Aku janji”
“karena
kamu yang akan merasakan sakit yang paling besar jika semuanya berkahir”
“iya…iya…pak
tua! hahahahaaha” Aku tertawa terbahak-bahak.
Sekali
lagi, kami sama-sama belum pernah melakukan hal yang sia-sia itu. Setidaknya
sampai saat kami bersama. Andri juga tidak pernah memikirkan hal yang seperti
itu. Yang dia lakukan padaku hanyalah memukul kepalaku memakai buku, menyuruhku
untuk terus belajar, dan memberikan sebuah pengertian diluar nalarku. Selalu.
Tapi, aku suka atas perlakuannya itu. Aku senang sekali.
Kepolosan
ini akan bertahan untuk selamanya. Sampai kapan pun itu. Kami sama-sama belum
pernah melakukannya. Berciuman, rasanya seperti apa ya? Manis atau Menjijikkan
seperti menelna air liur orang lain. Entahlah, mungkin suatu hari nanti hal
yang belum pernah kami lakukan itu akan kami rasakan dengan orang tepat atau
kami yang merasakannya berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar