You are my
Perfect One
chapter 5
Ridan
“Hei…lihat
itu Ridan” kata Evi
“
Hu um. Cakep banget ya” kata Reni
“gimana,
Va. kita gebet yuk” ajak Evi.
“bukan
tipeku” kata Eva
“gimana
Gis”
“eh…aku
gak hobi yang begituan. Bukannya kita sudah akrab dengan Ridan. Jadi, buat apa
di perebutkan” kataku malas mengikuti
permainan Evi
“akh…payah
banget sih” Evi kesel
“Oke…oke!!”
kataku agar Evi tidak ngambek
Evi
selalu mempunyai ide-ide yang aneh sekali. Termasuk kali ini. Meperebutkan
Ridan. Yang memang sudah akrab dengan kami. Yang aku tahu juga bahwa Ridan
menyukai Eva. Namun, Eva sudah punya seorang pria yang dekat dengannya. Makanya
Ridan lansgung mundur teratur. Begitulah cerita Ridan padaku. Dari kami
berlima, Cuma akulah yang paling dekat dengan Ridan. Karena mendengarkan
curhatannya tentang Eva. Kurasa memang benar bahwa dia menyukai Eva. Tapi,
tingkah Ridan tidak lah baik. Ridan seorang anak Band, tidak pernah ranking
dikelas, bahkan terkesan bandel. Aku dan Ridan memiliki kesamaan nasib. Kami
sama-sama menyukai seseorang yang terlihat sangat jauh sekali. Susah untuk
digapai dengan menganyunkan tangan sekali. Butuh banyak tenaga dan pikiran
untuk menaklukkan seseorang yang kami sukai. Cara apa saja yang telah dilakukan
Ridan untuk mendapatkan Eva, namun hasilnya nihil. Lihat, aku yng tidak
mempunyai usaha yang keras untuk mendapatkan Andri.
Terkadang
Ridan memberitahuku betapa lelahnya dia yang setiap hari harus melihat Eva
tersenyum kepada orang lain. Bukan kepadanya. Makan dikantin bersama orang
lain, bukannya bersamanya. Dan seseorang yang dekat dengan Eva adalah orang
yang sangat dekat dengan Ridan. Sahabat Ridan.
Pernah
terpikir olehnya untuk mendekatiku, dan Evi. Dan itu pernah dilakukannya hanya
untuk membuat Eva menoleh kearahnya.
“ternyata
tidak berhasil, Gis”
“kan
sudah kubilang, Eva itu suka lelaki yang kaya”
“aku
tahu aku miskin dan kesekolah juga masih numpang dengan mobil orang. Lihatlah
Candra, dia naik motor keren kesekolah. Besok aku mau minta motor. Kalau ayahku
tidak memberikannya aku tidak akan mau sekolah”
“kok
gitu” kataku
Ya…persamaan
aku dan Ridan berikutnya. Kami memiliki seorang ayah yang kejam. Bukan kejam
yang sering marah-marah. Tapi dalam hal sikap. Jika A harus A. Diktator abadi
menurutku. harus mengikuti perintahnya. Tidak boleh membantah. Dibesarkan
dengan peraturan yang keras membuat kami berdua sama. Ingin berontak dan sering
bertengkar dengan ayah kami.
Benar
sekali, Ridan meminta motor. Namun, ayahnya tidak mengabulkan permintaan Ridan.
Dan benar juga Ridan tidak masuk sekolah selama seminggu. Tidak ada
menghubungiku kemana dia pergi. Ridan marah dan kecewa. Antara dia tidak mampu
membeli motor dan harapan mendekati Eva semakin jauh. Pupus harapannya, semua
usaha telah dilakukannya.
“Gis…aku
bosan menjadi baik. Aku akan jadi orang jahat sekarang. Bahkan Eva suka lelaki
seperti itukan”
“gila!
jangan gila. Masih banyak perempuan yang sedang menunggumu”
“aku
tidak melihat perempuan itu, Gis”
Aku
juga bingung, mengapa Ridan selalu curhat denganku. Apakah dia merasa nyaman
denganku. Tapi, aku sedang menyukai seseorang juga. Aku sedang menyukai
seseorang yang bernama Andri Lara Syah. Seseorang yang memang sulit untuk
kuraih. Apakah aku akan bernasib sama dengan Ridan yang terpuruk dalam
kepupusan untuk meraih Eva. Apakah jika aku
berusaha sekeras Ridan maka hasilnya juga akan seperti Ridan. Dan
kesedihan berkepanjangan.
Maka dari itu aku
mencoba menghapus luka Ridan dengan selalu bersamanya. Selalu mendengarkan curhat
Ridan. Lalu aku menerima Ridan untuk mendekatiku. Tapi, kuyakin ini bukan
karena suka tapi karena aku iba kepadanya yang sedang terluka hebat dihatinya.
Dan berlahan aku mencoba mengobati dengan selalu ada untuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar