You are my
Perfect One
chapter 3
Angkot Berwarna
Hijau
Seperti
biasa, pagi ini masih gerimis. Pagi yang sangat aku nantikan. Karena sudah
pasti aku dan Andri akan bersama berteduh dibawah pohon yang sama. Selalu saja
angkot yang mengantarkanku kesekolah selalu penuh, Dan kami tidak pernha satu angkot ketika pergi
sekolah. Andri selalu lebih lama daripadaku. Mungkin dia memegang prinsip “
Ladies First”. Dia tak pernah melangkahkan kakinya terlebih dahulu, selalu
tangannya yang member tanda bahwa aku harus naik duluan. Padahal sebenarnya aku
ingin seangkot dengannya. Namun, kakiku tidak bisa diajak kompromi soal ini,
kakiku langsung melangkah naik kedalam angkot. Tak mungkin aku membiarkan dia
kecewa karena aku telah menolak tawarannya yang dia tunjukkan melalui gerkana
tangan itu.
Tapi,
pagi ini. Suasana berbeda terjadi. Dia tidak memberikan kode agar aku naik
angkot duluan. Dia langsung naik, dan Aku melihat didalam angkot masih tersisa
untuk ditemapti. Aku naik, kamu duduk saling berhadapan. Jelas ini momen yang
paling aku tunggu selama ini. Aku seangkot dengannya. Tak ada yang terjadi
hanya mataku tak henti melihat kearah yang tak tentu. Karena aku takut sekali
ketahuan bahwa aku sedang mencoba memberanikan diri melihat wajahnya.
Angkot
berwarna hijau ini akan menjadi ingatanku yang panjang. Karena ini adalah awal
aku dan Andri bisa pergi bersama kesekolah. Aku mengacuhkan penumpang yang
lain. Ingin rasanya mereka segera turun dan tinggallah aku berdua dengan Andri.
Tapi, memang aku seorang yang pengecut dalam hal seprti ini. Aku tidak berani
memulai pembicaraan.
“hei…sepatumu
menginjak kakiku?” katanya sambil tersenyum dengan menunjuk kearah kakinya
“eh…maaf…maaf”
jawabku malu yang membuyarkan khayalanku
“iya…gak
apa-apa” kembali dia tersenyum memperlihatkan senyum semangat pagi ini.
“hehehehe”
Aku malu sekali sampai menundukkan kepalaku
Angkot
ini membawaku dan Andri sepanjang waktu sampai kami didepan simpang sekolah.
Waktu 10 menit begitu cepat bagiku berlalu. Rasanya aku baru saja naik angkot.
Dan sekarang aku harus turun. Saatnya untuk berpisah. Karena sekolah kami
berbeda.
Sekali
lagi, tidak untuk pagi ini. Angkot berwarna hijau itu sepertinya memiliki
kekuatan sihir. Aku juga tidak tahu, tanggal berapa ini. Yang aku ingat bahwa
hari ini adalah hari Selasa.
“yuk
kesekolah bareng” ajaknya setelah turun dari angkot
“hehehe…yuk”
jawabku senang sekali. Jalan berdua dengan Andri. Itu juga termasuk wishlistku
semenjak aku tahu bahwa ada orang yang memiliki senyum seceria Andri.
Angkot
hijau, aku berterima kasih padamu, karena Kau telah mempermudah jalanku untuk
jalan bersamanya. Rasanya tak ingin aku cepat-cepat sampai sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar