You are my
Perfect One
chapter 6
Itu namanya Doa
Usahaku
untuk mendekati Andri mulai terlihat. Setidaknya aku memang sengaja menunggu
angkot yang benar-benar kosong agar aku dan dia seangkot. Aku tidak perduli
bahwa aku sedang dekat dengan Ridan. Hatiku, ya Hatiku siapa yang dapat
membohonginya. Tidak seorangpun dapat membohonginya. Sekeras apapun kebohongan
itu terjadi, tapi hati berbicara sejujurnya. Seperti saat ini, aku selalu
mencoba untuk bisa bersama dengan orang
yang aku sukai dalam diam ini.
“sengaja
menungguku, ya?” kata Andri yang tidak terlihat sangat canggung berbicara
denganku
“iya”
jawabku jujur
“kamu
suka ya samaku?”
“eh…”
Kenapa dia langsung ngomong seperti itu.
“kamu
tahu, seseorang yang sedang menyukai kita itu akan terlihat sering bersama
kita. Bahkan diwaktu yang tak sengaja. Pasti ada saja cara takdir mempertemukan
kita dengan orang disukai. Itu nama hukum alam. Apa yang kamu pikirkan maka itu
yang terjadi”
“heh…”
aku tercengang mendengar penjelasan Andri yang seorang pelajar
“Misalnya
saja, yang aku pikirkan dari awal bangun memikirkan duduk seangkot denganmu.
Sepanjang akitifitasku dari bangun tidur sampai saat ini aku memikirkan itu.
Dan lihat aku sedang berada disampingmu untuk duduk bersama. Telepati hati”
“kok
bisa begitu”
“karena
sudah aku coba beberapa bulan yang lalu. Ketika aku bertemu denganmu”
“heh”
aku masih tidak mengerti
“ya,
ketika apa yang aku harapkan dan kamu juga mengharapkan yang sama maka harapan itu akan terjadi, bahkan tanpa
harus dikatakan. Hebatkan!!”
“itu
namanya apa?”
“Doa”
Aku
tercengang karena baru kali ini mendengarkan suara Andri yang panjang dan
bercerita. Bahwa sesuatu harapan itu pasti akan terjadi walaupun kita tidak
mengatakannya. Dan Tunggu!! dari pembahsan yang diberitahunya tadi. Mesti ada
dua harapan yang sama untuk mewujudkan harapan menjadi nyata. Dua harapan. Aku
berpikir bahwa dia juga berharap yang sama denganku. Eh…jangan-jangan!!!
Kyaaaaaaa…….aku
tidak mau berpikir aneh-aneh!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar