Minggu, 23 Agustus 2015

Serial Ben dan Coki - hari kedua Masa Oranggila Sekolah -

Pagi ini, dirumah coki sudah kena omelan ibunya. Karena harus membeli pete lagi di pasar.
"Cok, kau kira murah kali harga pete ini. Satu biji ini 3000. Itu kalok masih juga dibuang sama senior kau itu, bilang sama dia jumpai mamak kau ini. Dia kira nyari duit itu kaya' nyari daun pisang"
"Iya , mak" Coki hanya bisa menunduk lesu.
Ben sudah menunggu didepan rumah Coki. Omelan ibunya Coki terdengar samar-samar keluar.
"Merepet lagi mamak kau ya?" Tanya Ben yang melihat wajah lesu Coki yang baru saja mendapatkan omelan.
"Akh...udah macam sarapanku itu, Ben. Kalok tak merepet mamakku, hambar nasi goreng yang kumakan tadi"
"Hahahaha...ada-ada aja kau, Cok. Oh..iya Cok. Hari ini kau harus jadi anak baik budi. Gak usah betingkah kali disekolah. Nanti kaya' semalam, habis semua peralatan kau"
"Ish...gak betingkahnya aku. Entah kenapa pulak senior itu, gak sor kurasa dia samaku. Kurasa tersaingi ketampanannya. Kau tau sendirilah, kawan kau ini. Wajahnya mirip CR7"
"Mirip darimana, Cok"
"Kok kaulah. Gak mau kau mengakuinya. Kawan macam apa kau,Ben. Hahahaha "
Hari kedua ini, sepertinya akan berjalan lancar, begitulah yang diharapkan oleh Ben dan Coki. Sesampai di gerbang sekolah, Coki dan Ben melambaikan tangan seperti hari kemarin. Dan tetap membuat janji bertemu setelah pulang sekolah di warung Wak Mail.
Benar saja, hari ini berjalan lancar. Tidak seperti hari kemarin peralatan Coki yang dilempar oleh seniornya ke lobang sampah.
"Cemana hari, Cok?" Tanya Ben yang menyeruput teh manis dinginnya.
"Hari ini mantap kali, tapi ada pulak yang buat aku geram. Si Pandi itu, sok paten kali dianya"
"Kenapa pulak?"
"Iya, sok keras dianya. Sok garang. Masa' dia marah-marah samaku. Yang bodohnya lagi, gak pande baca kurasa dia. Dipanggilnya aku ke kedepan kelas. Terus sok kerennya si Pandi itu, nanyak pulak dia namaku. Padahal kau tau kan, uda tertulis namaku dipapan ini" cerita Coki berapi-api sambil memukul semangat papan namanya yang terbuat dari kertas karton warna merah muda itu.
"Hahahaha....gak kau pukol kan aja kepalanya"
"Manalah aku berani. Gilak aja kau, Ben. Kalok kau cemana hari ini?"
"Gak ada yang menarik, Cok. Sama kaya' semalam aja. Cuma hari ini, baru bisa aku liat cewek-cewek"
"Aikh....yang sedihan lah cerita kau, gak bisa liat cewek. Aku muak kali, sok cantik pulak semua orang tu"
"Kau tau lah, anak-anak SMK itu kebanyakan cap lonceng semua"
"Hahahaha...naseb kaulah Ben"
Hahahahaha...
Hari ini Wak Mail gak ikut campur dalam percakapan mereka berdua. Karena Wak Mail sedang sibuk berat masak gorengan yang sudah mulai habis. Sepertinya hari ini laris manis.
Ben dan Cokipun, tak berlama-lama di warung Wak Mail. Karena besok akan menjadi hari terakhir masa-masa menjadi orang gila.
"Ben, bantu akulah buat surat cinta" bujuk Coki
"Surat cinta?"
"Iya, pening kepalaku buat surat cinta. Ka tau sendirilah sejak kapan pulak aku pande buat-buat kaya' gitu. Cewek aja gak punya aku"
"Aikh, apalagi aku. Manalah aku pande buat surat cinta. Untuk siapa rupanya?"
"Buat kakak senior itulah. Malah disuruh beli cokelat silverqueen. Ikh...jijik pulak aku"
"Ada-ada senior kau itu. Apa udah gak laku lagi orang itu. Hahahahahaha"
"Manalah aku tau, Ben. Kau buatkan aja napa. Kau minya bantuan sama Bang Den. Diakan pernah punya cewek"
"Oh...iya. Nanti ku tanyalah sama dia"
"Aikh....tenang sikit aku jadinya"
"Kau mau ngasi sama siapa?"
"Gak tau aku. Hahahahhaha"
Sesampai dirumah, Ben langsung ke kamar Bang Den. Dan memintanya untuk membuat surat cinta. Benar saja, Bang Den seorang ahli pergombalan langsung menerima tugas yang menurutnya tugas yang sangat gampang sekali.
Akh...!!! Siang menjelang sore yang sibuk dan panas. Membuat gerah isi kepala dan badan. Saatnya beristirahat siang, tapi tidak untuk Coki. Dia harus bekerja paruh waktu. Dari pukul 3 sore sampai pukul 10 malam. Coki membantu orang tuanya membuat batu bata di halaman belakang rumahnya.
"Cemana sekolah kau tadi, Cok?" Tanya ibunya sambil membawa senampan teh manis panas dan roti.
"Aman aja, mak" jawab Coki singkat yang sedang asik mengolah tanah kuning itu dengan mencampurkan sedikit air lalu membentuknya persegi yang sudah ada cetakannya.
"Baek-baeklah kau disekolah, ya"
"Iya, mak!"
"Jangan mengulah kau ya, mamak gak mau dipanggil kesekolah cuma gara-gara kau bolos atau semacamnya"
"Iya, mamakku tersayang. Anak mamak yang satu ini bedalah. Anak yang baek budi"
"Iyalah, mulai banyak cakap kau. Betol aja, kalau mamak dipanggil kesekolah karena kai bandal. Mamak coret nama kau dari daftar kartu keluarga. Kau cari keluarga baru sana"
"Aikh...mamak inilah, ada-ada aja"
Hari yang melelahkan. Tidak juga, jika dijalani dengan semangat dan kesenangab. Semua akan berjalan lancar dan terasa ringan semua pekerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar