"Kenapa kau, Ben. Gak enak kali kutengok muka kau tu?" Tanya Coki yang baru saja selesai mengikat tali sepatunya.
"Tak semangat aku kesekolah" jawab Ben yang terlihat lesu tak bersemangat.
"Bah...kenapa pulak kau?"
"Gak tau aku. Malas aja aku sekolah hari ini"
"Kau kenak marah mamak kau ya?"
"Gak...gak tau lah aku. Tak semangat ajalah aku sekolah hari ini"
"Aish...ya ceritalah sama ku, Ben. Ada masalah apa kau rupanya?"
"Gak, Cok"
Embun pagi ini terasa lebih menusuk daripada embun-embun hari yang lalu. Ada rasa kecemasan di hati Ben. Yang membuatnya tidak bersemangat kesekolah. Namun, Ben bingung harus dimulai darimana pembicaraan dengan Coki. Kali ini masalahnya tidak sepele. Masalah harga diri seorang laki-laki. Sepertinya Coki tidak tahu menahu penyelesaian.masalah harga diri seorang laki-laki.
Coki yang masih bertanya-tanya mengapa sahabat karibnya itu tidak mau cerita permasalahannya membuatnya menjadi gusar juga. Sepanjang jalan mereka hanya berdiam diri. Hanya berbicara dalam hati.dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam benak mereka. Bahkan lambaian tangan mereka menunjukkan bahwa hari ini menjadi hari tidak semangat.
"Kenapa kau, nak. Wak liat dari tadi termenung aja"
"Gak apa-apa wak. Cuma lagi bingung aja wak"
"Bingung kenapa kau nak?" Wak Mail yang masih menggoreng mengecilkan apinya dan menganggkat seluruh gorengan yang ada di kuali.
"Hm...ada pulak yang buat aku resah wak"
"Apa itu nak???"
"Cemanalah ini wak. Payah cakappun aku wak. Tapi, uwak janji jangan bilang sama siapa-siapa ya!!!"
"Iya wak janji. Bahkan sama sahabat kau itu"
"Akh...si coki. Aku cuma tak mau membebani pikirannya wak. Anak itu uda banyak pikiran, tak mau aku menambahinya lagi"
"Owh...ceritalah nak"
"Sepertinya wak aku tak cocok masuk sekolah itu"
"Napa pulak?"
"Kawan-kawannya itu wak tak cocok"
"Sudah kubilang nak, niat utama sekolah itu belajar. Hambar rasanya tak ada si Coki, ya??"
"Hahahaha...iya sih wak. Tapi, aku memang butuh dukungan kawan kaya' si Coki"
"Oiii....Ben...!!!gak usah khawatir kau. Aku selalu dukung kau. Jangan tak semangat gitulah. Terharu aku dengar cerita kau itu" Coki yang sedari tadi mendengar cerita Ben dengan Wak Mail, ingin menitiskan airmata terharu.
"Kau, Cok"
"Ya...tau aku. Ada ataupun tak ada aku kau itu harus semangat Ben. Disana kau jumpai kawan baru. Bekawanlah sama orang tu. Semakin kau banyak kawan semakin baik kehidupan kau disekolah. Tapi, kau gak perlu nyari CS baru ya. Cukup aku aja"
"Hahahahhaa....jadi semangat aku jadinya. Makasi ya, Cok"
"Gak usah berlebihan kau, Ben. Jijik pulak aku liat ekspresi mukak kau itu"
Hahahahahahha.....
"Naaah....tak usah kau risaukan lagi ya nak. Kau liat cuma dialah yang mau menerima kau sebagai CSnya. Bekawanlah sama siapa saja disekolah asal itu tidak mengganggu niat utama kau pergi kesekolah" Wak Mail terlihat berkaca-kaca.
"Semangat kawan!!"
"Semangat"
Kadang memang salah satu pembuat semangat adalah teman-teman yang tau benar kondisi kita disekolah. Teman-teman yang bisa diajak bekerja sama, bermain bersama. Semua akan terasa indah dan menjadi pembangkit semangat ketika disekolah.
kumpulan-kumpulan tulisanku yang sebenarnya tak berupa tulisan...hahahaha selamat membaca!!! semoga bermanfaat eaaah....
Selasa, 25 Agustus 2015
Serial Ben dan Coki - semangat -
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar