Hari pertama masuk sekolah. Ben dan Coki adalah sahabat sejak kecil. Namun, setelah lulus SMP mereka harus pisah sekolah. Ben melanjutkan ke SMK sedangkan Coki melanjutkan ke SMA. Sekolah mereka berdekatan. Walaupun sekolah mereka terpisah, akan tetapi mereka selalu pergi sekolah bersama.
Pagi ini, udara sejuk. Harum-harum baju baru sudah tercium sepanjang jalan. Dan bau-bau tak sedappun berhamburan.
"Kau bawa apa aja, Ben" tanya Coki melihat Ben yang membawa banyak peralatan tidak jelas. Salah satunya jengkol dan beberapa kaleng susu yang dirangkai dijadikan tali pinggang serta topi kerucut dan papan nama yang terbuat dari kertas karton.
"Hah...!!gak kau lihat apa aku bawa apa aja. Kau tengoklah ini, entah apa aja disuruh sama senior tu. Macam orang gilak aku dibuatnya" keluh Ben
"Hahaha...kau kira kau aja, Ben. Kau tengok juga punyaku. Lebih dahsyat. Pagi-pagi gini kusuruh mamakku ke pajak beli pete. Cuma untuk dijadikan dasi" Coki menunjukkan pete yang sudah terpasang rapi di lehernya dengan seutas tali plastik.
"Kurasa senior kau suka pete, Cok. Kalau senior kami sukanya jengkol pulak ini. Entah buat apa pulaklah sijengkol ini"
"Akh...kurasa senior-senior kita uda gilak semuanya"
"Hahahahaha..." mereka tertawa bersama.
"Tapi, Cok. Kalau lah aku jadi senior nanti. Mau kuhapuskanlah masa pembodohan ini"
"Akh...mana sedap kalok gitu. Gak bisa kau balas dendam nanti sama junior kau"
"Buat apalah kaya' gini. Inikan pembodohan namanya. Dijadikan orang gilak kita sama senior kampret itu"
"Hahahaha...itulah kau, Ben. Gak gaul kali lah kau itu. Ini masa-masa lagi trend di negara yang kau cintai ini"
"Apalah gaulnya macam ini, hah!!!. Kutengok gak ada manfaatnya. Lumayan kalok jengkol ini dimakan bersama nanti. Takotnya malah dibuang pulak karena busuk"
"Iya pulak. Akh...yakinnya aku ada manfaatnya ini. Masa' senior kita sebodoh itu gak tau untuk apa ini semua"
"Betul pulak kata kau. Karena sanking pintarnya senior kita ini. Makanya dibuatnya kita jadi orang gilak"
"Hahahahaha"
Akhirnya mereka harus terpisah di gerbang sekolah. Sambil melambaikan tangan dengan janji akan bertemu lagi setelah pulang sekolah di warung wak Mail.
Wak Mail masih sibuk dengan dagangannya. Tapi, Ben sudah menunggu Coki di warungnya. Kadang-kadang mata wak Mail melirik kearah Ben yang terlihat aneh dengan ornamen-ornamen perlengkapan MOS disekolahnya.
"Tak kau copot itu, nak?" Tanya wak Mail
"Selama masih dilingkungan sekolah tak boleh di copot, wak. Nanti aku kena hukum" jawab Ben
"Owh...seram betul sekolah kau tu ya"
"Iya gitulah wak"
Akhirnya Coki datang dengan wajah yang kusut. Peralatan MOSnya sudah tak terpakai lagi. Dengan wajah yang kusut dan muram membuat tanda tanya besar di benak Ben.
"Kenapa kau?"
"Ikh...gilak kali seniorku. Habis aku dikerjainnya"
"Kenapa pulak"
"Entah apa salahku, di lempar semua peralatanku. Kasianlah mamakku kalok tau dianya pete yang dibeliknya tadi di campakkan ketong sampah"
"Nanti kau yang nyari gadoh sama senior kau"
"Gilak aja kau. Aku baru masuk uda nyari gadoh"
"Akh...mana aku tahu. Biasanya juga gitu kau kan. Anggar sok paten. Hahahahhaa"
"Akh...beselemak kalipun mulut kau, Ben"
"Ada cerita lain gak"
"Ya...kaulah. Uda pulang sekolah gini, kenapa pulak masih kau pake barang-barang gak jelas gini"
"Gak boleh dilepas, selama masih dilingkungan sekolah. Nanti ketauan seniorku bahaya kalilah"
"Aikh...yang takutan lah kau sama senior kau. Kalo ada yang tak sor sama kau, bilang samaku"
"Hahaha...itulah kau. Keluar sok paten kau"
Hahahahahaha..... mereka tertawa bersmaa lagi.
"Akh...kalo kupikir-pikir, cok. Uda besar kita ya"
"Mals aku berpikir, Ben"
Wak Mailpun selesai membuat pesanan mereka berdua. Dua gelas teh manis dingin dan 6 buah bakwan yang baru selesai digoreng.
"Wak...kutanyaklah smaa uwak, zaman uwak dulu ada kaya' gini"
"Kaya' apa maksud kau?"
"Ya kaya' ginilah. Baru pertama masuk sekolah udah kena plonco"
"Zaman uwak dulu, sukur kali ada yang mau sekolah. Tak ada pulak istilah macam sekarang ni. Aneh uwak rasa"
"Hahaha...uwak ini gak gaul" Coki langsung nimbrung.
"Bukan tak gaul. Zaman dulu tu, sekolah susah Nak. Kau kira macam sekarang ini. Enaklah, kelen sekolah udah dekat. Uwak dulu besepeda ngelewati sunge lagi. Perjuangan hidup. Tapi, uwak nyesel pulak tak menamatkannya"
"Halah, wak. Sayang kali lah kalo gitu wak"
"Uwak pulak betingkah kali. Hahahhaa" coki tertawa terbahak-bahak.
Hari pertama sekolah berjalan lancar untuk Ben, tak ada masalah. Lain halnya dengan Coki yang masih terlihat kesal sepanjang jalan karena peralatannya harus dibuang oleh seniornya. Terpkasa Coki harus membuat ulang dan meminta ibunya lagi untuk membeli pete di pasar besok pagi.
kumpulan-kumpulan tulisanku yang sebenarnya tak berupa tulisan...hahahaha selamat membaca!!! semoga bermanfaat eaaah....
Minggu, 23 Agustus 2015
Serial Ben dan Coki -hari pertama masuk sekolah-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar