Sabtu, 25 Desember 2010

semua itu ada hikmahnya

Dalam setiap kisah ada sebuah hikmah yang dapat dipetik dgn bijak. Jangan pernah menganggap bahwa diri ini paling hebat, bahwa diri ini paling miskin. Diantaranya agar kita melihat kebawah untuk bersyukur, dan agar kita melihat ke atas untuk melapangkan hati dan berusaha. Keselarasan ini yg akan membawa hidup kita menjadi lebih baik. Ketika banyak orang bertanya tentang apa yang terjadi besok. Mulailah berpikir bahwa besok akan mati dengan begitu perbanyaklah ibadah. Jika besok mendapat rizky yang banyak maka bekerja keraslah seolah kau hidup selamanya. Hikmah yang didapat dari semua kisah, adalah sebuah rahasia. Jika mengurutkan sebuah kejadian dan dibalik kejadian ada 1 titik hikmah yang kita tahu. Maka beruntunglah bagimu untuk mengetahuinya. Semua peristiwa itu berkaitan 1 kisah dngan kisah berikutnya. Kadang tanpa disadari, bahwa rahasia itu lama2 akan terungkap dgn sendirinya.
Kita hanya diingatkan untuk selalu mengingat apa yang telah kita ingat agar selalu teringat tentang semua dibalik sebuah hikmah peristiwa.
"tepat bulan februari tahun ini. Aku berangkat ke pekan baru dengan niat ingin mencari kerja. Sesampainya aku di pekanbaru, disambut oleh buklek dan pak lek ku. Mereka senang dengan kehadiranku. Karena, membuat suasana rumah menjadi ramai. Maklumlah, mereka termasuk keluarga kecil. Memiliki 2 anak, putra dan putri yg masih kecil.
Aku mengutarakan kepada buklek ku, niatku cuma ingin jalan2 saja. Tidak ada niat untuk mencari kerja. Padahal aku sudah membawa ijazahku, karena memang niat awal seh gitu. Tp setelah sampai disana hilang niat itu. Sebulan berlalu rasa resah ingin pulangpun bergelora. Ku beranikan diri untuk menyampaikan ke inginanku untuk balik lagi ke medan. Dengan alasan aku mau menghadiri pesta pernikahan sepupuku. Dan alasanku diterima. Tepat d'penghujung bulan maret aku pulang. Sesampai dimedan, aku mendapat kabar tentang pendaftaran s2. Lalu aku ikuti pendaftarannya. Dengan semangat yakin lu2s aku melangkah mendaftarkan diri. Ketika itu adikku yang nomor 2 mulai sakit2an. Selang, 3 minggu aku mengikuti ujian masuk s2 di salah satu kampus negri dimedan. Mau tau apa yang terjadi, aku tidak lu2s testing masuk kampus itu. Rasa kecewa membara dalam hatiku. Rasanya, bercampur aduk. Penyesalan, kekecewaan serta rasa malu yang luar biasa. Dan sampailah pada pertanyaan 'mengapa aku tidak lu2s?' secara kasat mata dpt dijawab karena aku salah pilih program pembelajaran. Tetapi dibalik rahasia ketidak lu2sanku, bahwa ada tugas yg sudah menantiku. Aku harus menjaga adikku yg sakit ketika itu".
Ini salah satu hikmah yang ku ambil dari ketidak lu2sanku untuk melanjutkan s2. Karena dibalik kegagalan ada sebuah sukses besar menanti. Akhir tahun yang luar biasa. Aku mendapatkan kesuksesan itu. Aku diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil. Alhamdulillah, aku cuma bisa mengucapkan itu.
Terima kasih telah memberikan pelajaran yang berharga, sehingga aku mampu untuk tidak pernah mengeluh dan kecewa lagi ketika merasakan kegagalan.
-hati yang bertanya-

Sabtu, 11 Desember 2010

Seharusnya Part VI episode 'aku masih menunggu'

Rasanya bagai pertama kali makan nasi. Rasa ketakutan untuk mencoba. Apakah nasi itu bisa menambahkan penyakit atau mengurangi beban penyakit. Akhirnya, aku memberanikan diri masuk ke ruang check up. Darahku diambil, lalu diteteskan ke atas kaca segi empat yang tipis. Lalu urine ku dimasukkan kedalam botol plastik kecil. Setelah check up darah dan urine. Aku langsung ke ruang USG, disana perutku diperiksa. Terbersit dalam pikirku lidahku yang sakit mengapa perut yg diperiksa. Tapi sekali lagi ya sudahlah, aku pasrah. Karena aku memang ingin tau pastinya penyakit apa ini. Setelah ke USG, aku bersama kakakku ke ruang SCANNING. Di ruang ini kami sempat ditertawakan oleh adminitrasinya.
"dek, ini scanning lidah ya?"tanya salah satu karyawan adminitrasi itu.
"iya, buk" jawab kakakku.
"mana ada scanning lidah,dek"kata karyawan yg tadi sambil tertawa pelan.
"ya, saya gak tau buk. Gitu suruh dokternya"jawab kakakku yang ku tahu dia langsung naik darah atas ketertawaan karyawan tadi.
"scanning mulut gak bisa kami dek. Kami scanning kepalanya aja"
"yaudalah, buk. Scanning pa aja lah. Yang penting periksa adik saya"kata kakakku kesal.
Setelah bernegosiasi soal harga, kakakku memilih paket umum daripada askes. Karena dia juga sudah konsultasi dengan temannya yang dibidang kesehatan. Agar cepat urusannya pake jalur umum. Kakakkupun menelpon ayah. Dan ayahpun setuju soal harga itu. Harga yang cukup fantastic hanya untuk ScANNING. Lalu aku dibawa keruang kecil, tanganku ditusuk jarum infus. Kemudian aku dibawa keruangan yg terdapat alat canggih itu. Bentuknya besar, ada lubang dibagian tengahnya. Yang ada cuma cahaya merah,kuning dan biru. Ruangan itu sangat gelap. Lalu aku disuruh berbaring diatas tempat tidur yang kemudian bergerak masuk kedalam lubang itu. Mataku ditutup dengan penutup otomatis. Aku sangat deg deg-an. Tidak begitu lama, aku langsung keluar dan melepaskan jarum infus dan meminta bantuan perawat. Seseorang yang kusayang sudah menunggu diluar. Aku lihat raut wajahnya penuh khawatir dan kelelahan. Sedangkan kakakku sibuk telpon2an dengan teman2 chattingnya. Kamipun pulang.
Keesokan harinya, kakakku tidak bisa mengambil hasil check up. Karena dia mengikuti ujian masuk S2 disalah satu kampus negeri dikota ini. Akhirnya aku minta tolong kepada orang yg kusayang agar mengantarkanku kerumah sakit. Aku tahu itu pagi sekali. Biasanya dia belum bangun. Aku sudah mengganggu tidurnya yang semalaman dia mengerjakan tugas.
Sesampai dirumah sakit aku dan orang yang kusayang menuju ruang2 tempat pengambilan hasil check up. Semua sudah diambil dan hasilnya sungguh mengagetkan. Bahwa seluruh tubuhku normal. Tidak ada keanehan dalam diriku. Tapi, kenapa lidah ini terasa sakit sekali. Lalu setelah dapat hasil check up itu aku disuruh mengontrol ulang dengan dokter yang sama.
Ini malam kakakku menelpon ayah. Agar dia ikut mengantar aku besok periksa kedokter bedah mulut lagi. Ternyata ayahku sibuk dengan kerjaannya, lalu om ku yang diutus untuk mengantarku besok kerumah sakit.
Hari ini masih pagi benar om ku sudah sampai ke kosku. Kami bersiap2 berangkat kerumah sakit. Sempat sarapan dulu di warung lontong. Suasana rumah sakit seperti biasa, masih sepi sekali.
Karena masih sepi antrianpun sedikit. Kali ini kamipun cepat ke ruang dokter bedah mulut itu. Aku bersama om ku masuk keruangan itu. Ternyata dokternya ingin mengambil daging lidahku untuk dijadikan sampel. Setelah kompromi dengan ayah, akhirnya daging lidahku diambil. Suntikan bius dilidahku tak terasa. Dokter itu terasa kasar sekali menyayat daging lidahku yang diambil sebesar biji jagung. Tapi, Ya Allah sakitnya luar biasa. Walaupun sudah pake bius. Darah terus mengalir dari lidah. Banyak sekali, seperti sudah kehabisan darah aku lemas sekali. Lalu dokter itu memberikan obat tebusan resep. Yang langsung ditebus oleh kakakku keapotek dirumah sakit aneh itu. Aku diberikan obat kumur dan obat penghenti darah. Rasanya mendenyut luar biasa. Namun, aku tahan karena aku tidak ingin melihat orang disekitarku sedih. Jalankupun terasa sempoyongan,dan aku dituntun oleh sepupuku. Kakakku memberikan sampel daging lidahku keruang lab patologi dirumah sakit aneh itu. Setelah kakakku keluar, katanya hasil labnya butuh waktu seminggu. Dan akupun harus tetap menunggu lagi. Begitu susahkah?begitu parahkah penyakitku ini?. Dan akupun masih bertanya. Menunggu seminggu memang sebentar tapi rasanya sangat berbeda kali ini yang kutunggu.