Minggu, 26 Oktober 2014

Si wanita dari planet bumi

Tidak....
Aku tidak tahu lelaki seperti apa yang aku inginkan.
Hanya saja setiap kali aku menonton film atau drama lalu aku memperhatikan katakter tokoh utama. Jika itu menyentuh hatiku dan membuatku terharu maka seperti itulah lelaki imajinasi yang aku inginkan.
Tetapi sesungguhnya, aku juga tidak tahu lelaki seperti apa yang aku inginkan sebenarnya.
Ada lelaki mapan, namun aku mencoba berpikir realita. Tidak hanya kemapanan yang aku inginkan. Selalu melakukan hal yang sama. Melakukan sikap kekanak-kanakkanku. Sengaja melakukan kegoisan, cemburu yang berlebihan, dan pastinya tidak perduli. Lalu, bisa aku simpulkan kenapa aku bisa seperti ini. Aku rasa aku benar-benar tidak menyukai seseorang yang hanya mapan saja.
Ada lelaki cerdas, ini termasuk kriteria utamaku. Aku memang sangat menyukai pria yang cerdas. Bukan hanya dalam nilai pelajaran tapi juga dalam hal kreativitas. Sekali lagi ketika aku melakukan hal-hal bodoh. Seperti melakukan kegilaan yang paling dibenci oleh orang cerdas maka si cerdaspun menjauh dariku. Aki berpikir sekali lagi, mengapa aku melakukan hal bodoh itu. Karena aku benar-benar tidak menginginkannya.
Ada lelaki yang sehobi denganku. Namun entah mengapa lagi. Aku melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Tidak memberikan respon timbal balik. Lalu diapun berlalu.
Dan sekarang apa aku menyesal.
Tentu tidak....
Karena bukan seperti apa mereka. Hanya saja aku masih bingung kriteria lelaki seperti apa yang benar-benar aku cari itu.
Terkadang aku merasa aneh, apakah aku ini seorang yang normal.
Kurasa normal...
Karena sempat aku menyukai beberapa orang pria dalam jangka waktu yang panjang, tapi pada akhirnya mereka tidak tahu ada seorang wanita yang diam-diam sedang memandang wajah mereka.
Untuk yang pertama....
Anehnya aku menyukai lelaki yang sangat nakal. Belajar tidak mau, berkelahi, merokok, suka minum2an keras, dan nyabu. Ya...aku heran kenapa aku bisa menyukainya. Dan lebih celakanya lagi ternyata sahabatku juga menyukainya. Lalu akupun mundur teratur. Kenapa?
Karena aku benar-benar tidak suka hubungan persahabatan rusak hanya karena seorang lelaki brengsek seperti dia. Jelas sekali tidak semudah aku langaung suka denganya. Awal yang indah berawal dari ngobrol bersama. Klise bukan. Tapi, entah kenapa aku mulai menyukai lelaki yang lemah namun sok kuat kelihatan dari luar. Ketika curhatab pertama itu. Maka aku langsung jatuh hati pada yang pertama ini.
Untuk yang kedua....
Jelas, karena rutinitas kami sering bertemu. Anaknya manis. Aku menyukai tingginya. Secara sifat tidak sama sekali. Hanya fisik. Aku sadar diri banyak wanita yang mengejarnya. Tidak hanya aku tetapi beberapa wanita diruang yang sama. Namun, aku tahu dia tidak suka sama sekali denganku. Itu diperjelasnya ketika dia berkata padaku kalau dia sedang menyukai seorang wanita yang lebih muda dan berparas cantik. Aku kalah banyak dengan wanita yang dia maksud. Sakit hati, awalnya iya. Aku sempat merasakan sakit hati. Tapi, tak masalah bagiku. Walaupun dia menyukai wanita lain yang lebih cantik dariku, tapi aku tetap bisa bersamanya mendengarkan ceritanya betapa senangnya dirinya ketika dekat dengan wanita yang dia cintai. Aku juga merasa begitu. Cukup seperti ini saja. Hubungannya. Setelah dia putus dari wanita yang dia sukai itu, sepertinya ini kesempatanku untuk meraihnya. Sekali lagi aku gagal. Kali ini aku benar-benar kehilangannya. Kurasa dia mulai curiga dengan sikapku. Mungkin dia tidak ingin mengecewakanku. Makanya dia pergi, dan kami jarang sekali berkomunikasi. Hal ini lebih menyakitkan daripada harus melihatnya bersama wanita lain. Aku berdiam tanpa terdengar bahwa aku telah menyukainya selama ini. Bukan selama ini, tapi sampai sekarang.
Sebagai gantinya, aku mulai frustasi. Aku mulai menunjukkan hal-hal gila. Seperti pergi berduaan dengan sahabatnya waktu itu. Pergi dengan lelaki yang benar-benar tidak aku sukai bahkan masih ada hubungan teman dengannya. Tapi, aku kira dia perduli. Ternyata aku salah. Dia tidak perduli. Maka aku putuskan untuk tidak menyukainya lagi. Dan aku akan berusaha membuka pintu hatiku dengan yang lain.
Untuk yang ketiga....
Aku tidak tahu apakah ini yang terakhir atau ini hanya sebagai pelampiasan rasa yang dulu tersakiti. Aku mulai mencoba untuk menerimanya. Kami, banyak persamaan. Dan aku mulai menyukainya. Tapi, hati kecilku tidak menerima itu. Bukan karena dia tidak baik atau kurang menarik. Tidak, bukan karena itu. Entah bagaimana, dia mencoba mengejarku. Tapi, aku rasa itu tidak serius. Namun aku anggap serius. Sekali lagi aku mantapkan hati, ternyata memang tidak bisa menerimanya. Sekali lagi mencoba kegilaanku. Aku mengeluarkan jurus terhandalku. Cuek. Ya, sebenarnya aku memiliki hal yang sama. Rasa suka. Tapi, sekali lagi hati kecilku ini gila sekali belum bisa menerima.  Memang agak sulit. Tapi, aku anggap ini sebagai sebuah karya tulis hasil imajinasiku. Aku mengikuti permainannya. Aku menerima setiap gombalan dan rayuan. Aku mencoba memberikan hal terbaik untuknya. Mencoba perhatian padanya. Mencoba menyukai apa yang dia sukai. Mencoba mengerti apa yang dia maksud. Tidak hanya itu, aku mencoba menyenangkan hatinya. Mencoba selalu ada setiap kali dia butuhkan. Mencoba mendengarkan keluhannya. Ya...aku selalu mencoba. Sampai pada akhirnya. Aku mengerti apakah ini cinta?
Berusaha untuk mencoba membuat dia senang dan nyaman ?
Ternyata aku salah. Aku salah besar. Itu hanya perasaan yang aku tidak tahu apa namanya.
Dan kurasa bukan cinta.
Hanya rasa ingin bersama saja.
Ya....benar sekali.
Ketika aku benar-benar kehilangannya.
Aku benar-benar merasa kesepian. Tapi, tak apalah daripada berlanjut sampai diakhir cerita yang sebenarnya aku belum tahu awalnya. Kami benar-benar sudah tidak saling berkomunikasi.
Egois....
Jelas aki sangat egois..hanya memikirkan perasaanku. Hanya memikirkan pikiranku saja. Tidak memikirkan bagaimana perasaan mereka.
Ya...sudahlah....
Hal gila ini akan terus berlanjut sampai ada seseorang yang gila juga menerima wanita yang aneh ini....
Dewasa....
Tak perlu diomongkan lagi. Usiaku sudah cukup tua untuk dikatakan dewasa....
Menerima orang yang dewasa dan itu mudah saja.
Tapi, bagaimana menerima seorang yang aneh dan gila sepertiku.
Hahahaha.....
Kurasa tidak mudah ^^






Aku wanita dari planet bumi, yang keberadaanya mulai punah dan akan tetap seperti aku sekarang ini. Dan jika ada lelaki dari planet bumi dibelahan yang lain bisa menerimaku dengan segala kekuranganku ini. Maka aku siap menerimanya ^^
Jika ditanya seperti apa lelaki yang diinginkan...
Aku tidak menjawab.... :v
261014

Jumat, 10 Oktober 2014

Lavender



KEANEHAN TERJADI
Handphoneku bergetar sekejab. Aku melihat siapa yang sedang menelpon atau mengirim pesan singkat. Aku sedang berada didalam kelas untuk memberikan materi yang aku ajarkan kepada siswa-siswaku. Ketika aku menggenggam Handphoneku, tiba-tiba saja suasana berubah menjadi abu-abu. Aku melihat siswa-siswaku mematung dalam posisi terakhir mereka. Ada yang sedang menulis, ada yang sedang melihat papan tulis bahkan ada yang hendak berdiri dari duduknya. Aku terkejut melihat suasana aneh ini. Mimpi apa aku semalam. Kenapa kelasku menjadi penuh dengan asap yang berwarna abu-abu. Akan tetapi aku tidak merasakan sesak didalamnya. Aku bergerak menuju pintu kelas, Namun keadaan masih normal. Ku melihat ada siswa yang baru saja selesai kekamar mandi dan ada juga guru yang sedang menuju kelas. Tidak ada kejadian aneh diluar Apa aku sedang berdelusi saat ini. Aku menepuk kedua pipiku keras, dan aku kesakitan. Ini jelas bukan mimpi.
bip…bip…bip…handphoneku berbunyi seperti alarm darurat dan menyala lampu LCDnya berwarna merah dan berkedip-kedip sesuai dengan suara yang dikelaurkannya. Aku tidak berani mendekatinya. jangan-jangan handphoneku akan meledak. Aku mencoba keluar dari ruangan itu, namun aku terlalu lambat dan seseroang datang menuju kelasku dengan seragam berwarna abu-abu dan berbentuk aneh.
“professor..profesor!” salah satu berteriak memandang arahku.
“dia sudah kembali” salah satunya menimpali sambil menunjuk arahku.
aku semakin heran siapa mereka berdua dengan berpenampilan seperti bodyguard. Aku menajuh kedalam ruangan kelas dan terduduk dikursi guru. Kedua orang aneh itu tidak masuk kedalam ruangan kelasku. Dan mereka berlalu kearah yang tidak aku ketahui. Ketika mereka melinstasi kelasku, sempat aku melihat salah satu mereka yang membawa ton gkat sedang melirik kedalam ruanganku.
professor dan dia sudah kembali. Itu siapa? aku terus bertanya-tanya dalam hati. Handphoneku yang sedari tadi mengeluarkan bunyi bip…bip…bip dan menyala berwarna merah tidak menunjukkan reaksi untuk meledak. Aku meraihnya dan..
“auuuuooochh” handphoneku panas sekali. seperti terbakar.
tak sengaja aku menjatuhkannya kelantai karena gerka reflekku itu. Hanphonenya berhamburan tidak menyala. tidak mengeluarkan suara bip bip dan tidak menyala merah.
puuuuuuusssssss……
asap berwarna abu-abu itu muncul dari arah bangku siswaku. Salah satu siswaku yang aku tahu dia bernawam Nadia berdiri dan berubah wujud. Rambutnya ikal dan ada sebuah pita merah mengikat kepalanya dengan berbentuk ikata tali sepati dengan corak bola-bola kecil. Nadia bertelanjang kaki, baju yang dipakainya hampir sama dengan yang dipakai dengan kedua orang aneh yang melontasi kelasku.
“professor…selamat datang” katanya sambil menundukkan kepalanya tanda hormat.
“kau..kau…siapa?” tanyaku mencoba tidak memasang wajah ketakutan kan keterkejutanku
“aku Luffin, asisten anda ketika anda masih mengajar di sekolah Langit Biru”
“langit biru. Asistenku. aku tidak pernah mengajar disana” aku terheran. mendenarkan nama sekolahnya. Langit biru itu sekolah yang terletak dimana, aku juga tidak tahu.
“benar, professor. Aku asistenmu. Sebaiknya anda ikut dengan saya. Kita akan menuju sekolah langit biru. sebelum para Goldan menemui anda” kata perempuan yang mengaku sebagai asisstenku itu dengan semakin mendekatkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya kearahku.
“tidak…aku yakin ini hanya ilusiku saja. Aku hanya ingin bngun dari mimpi aneh ini” penyangkalanku tidak dikgubris oleh Luffin. Dia langsung menarik lenganku. Dan aku hampir tersungkur kelantai.
“tenang, anda harus tenang professor. Anda aman bersama saya” katanya menyakinkanku. Tapi kata-kata itu tidak menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam kepalaku.
“lepaskan aku” teriakku.
Sebuah pintu berwarna kuning emas denagn ukiran yang indak dipinggiran setiap sisinya. Ini seperti pintu kemana saja, seperti yang aku lihat di acara anak-anak. Pintu terbuka, aku bersama Luffin masuk kedalamnya. Tidak ada apa-apa, hanya saja aku sudah berpindah dari ruang kelasku ketempat yang aneh sekali. Tidak ada yang aku ingat, apakah aku pernah ketempat ini atau belum. Aku melihat dengan wajah menegang, aku sedang berasda idmana ini tanyaku dalam hati. Sebuah meja besar yang terbuat dari kaca dan terdapat kursi kayu mewah yang penuh dengan ukuran burung yang sdang bertengger.
“professor!!” sebuah nyaring datang dari sebelah kananku, belum sempat kumlelihat siapa itu. Dia sudah berada bergelantungan dileherku. Seorang anak kecil berambut pirang dan berkacamata besar. Belum lagi semua pertanyaanku terjawab, ada lagi yang hadir. Kepalaku pusing. Sangat pusing sekali. dan aku merasa ingin tidur. dan gelap.
“lihat…lihat dia sudah sadar!” salah seorang bersuara seperti laki-laki itu menyambutku
“hihihi…professor semakin kelihatan cantik sekali” seorang bersuara seperti wanita genit membuatku benar-benar terbangun membuka mataku.
“professor, anda sudah bangun” Tanya pria berambut keriting afro itu.
“hihihi…bahkan setelah tidur panjang anda masih tetap cantik, professor” wanita bersuara genit itu melebarkan senyumnya.
“aku dimana?” tanyaku sambil memegang kepalaku.
“anda dirumah sakit Bintang Putih, Professor”
“rumah sakit?” aku heran
“tenang. Anda aman disini, Prof”
aku mencoba duduk. Namun kepalaku terasa berat sekali. Tidak berdaya. Semua sendiku terasa melemah sekali.
pintu ruangan itu terbuka, dan beberapa orang dengan pakaian berwarna abu-abu itu dengan jubah berwarna merah. Sangat elegan sekali. Satu pria bertubuh tegap dan dua pria dibelakangnya mengikuti  pria berbadan tegap itu.
“master” kedua orang yang sedang di samping tempat tidurku menundukkan kepalanya tanda hormat.
“terima kasih Afro, terima kasih Diessy” kata pria berbadan tegap dengan suara beratnya
“tidak perlu sungkan master” kata Afro sekali lagi menundukkan kepalanya.
“sebaiknya tinggalkan kami berdua” pinta pria berbadan tegap itu dengan mahkota bergambar burung yang sedang mengepakkan sayapnya.
“baik master” kedua orang mengikutinya menundukkan kepala dan berlalu keluar ruangan itu diikuti Afro dan Diessy.
Ketika pintu ruangan itu tertutup, lampupun menjadi redup sekali. Apakah aku akan dibunuh oleh pria berbadan tegap ini. Atau aku akan diperkosa olehnya. Pikiran aneh melintasi dibenakku.
“anakku” pria berbadan tegap itu menghambur memeluk tubuhku sambil terisak menangis.
aku hanya terdiam, hangat sekali. Tidak pernah memang aku merasakan dipeluk oleh seroang ayah. Sedari kecil aku diasuh oleh nenekku. Sampai umurku 25 tahun ini. Aku terhenyuh dengan kejadian ini. Tidak pernah akan terulang lagi. Aku menyambut pelukan hangat itu. Dan anehnya seluruh tubuhku kembali menemukan energy yang hilang tadi.
“apa kau baik-baik saja? bagaimana perasaanmu tin ggal di negeri kejam itu, Nak? apa kau punya teman?” Tanya yang mengaku ayahku itu.
“aku masih bingung dengan hal ini semua. Apa aku sedang berilusi, atau aku terkena hipnotis” tanpa harus menjawab pertanyaan ayahku itu.
“kau mirip dengan ibumu. Ketika aku bertanya, bukannya menjawab tapi malah balik bertanya”
“aku benar-benar bingung”
“baiklah. Aku akan menceritakannya padamu. Apa yang sebenarnya terjadi”
“semuanya?”
“iya semuanya. dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam kepalamu”