Kamis, 18 Agustus 2016

Maaf dan Terima Kasih

Malam ini aku tak bisa tidur. Hanya karena kata "maaf" dan "terima kasih".
Malam mulai larut, sudah pukul 11 lewat di jam dinding kamarku yang berbentuk keroppi. Tau kerroppi, kartun anak-anak yang berbentuk gambar kodok. Jika ada yang tahu , itu adalh hewan yang paling aku benci. Iya benci sekali. Sampai-sampai aku tidak memaafkannya hanya karena sebuah mimpi gila itu. Mimpi yang 12 tahun lalu terjadi disaat tidur. Ya, abaikan saja si kerroppi ini. Lalu, aku bertemu dengan seorang teman yang aku bilang dia sangat pintar sekali. Dia berkata kepadaku suatu siang di sebuah chatroom media sosialku.
"Ghe, kamu mau tau caranya biar kamu tidak takut lagi dengan sejenis kerroppi?"
"Iya"
"Belilah hal-hal yang berbentuk keroppi, apa saja"
"Tapi aku jijik"
"Jangan yang betulan. Beli aja hal yang keliatan lucu dan unyu2"
"Okelah"
Aku coba, aku membeli jam dinding berbentuk kerroppi, lucu warna hijau sesuai dnegan dinding kamarku. Ya, sudah setiap hari aku memandang jam dinding kamarku itu. Terlintas jijik sudah tidak, sedikit berkurang. Namun, masih takut. Tak masalah, proses itu tidak semua minum susu kemasan.
Ini, malam aku menghabiskan jamku bergumul dengan game yang baru saja aku mainkan. Gamenya seru. Lalu, tiba-tiba ponselku berbunyi. Nomor tidak dikenal. Aku tidak mengangkat. Mati. Lalu berbunyi lagi, dengan nomor yang sama. Tak ku angkat, ini sudah pukul 11 malam. Lalu mati lagi. Tak terdengar suara getaran, namun getaran singkat terdengar. Itu bertanda pesan singkat. Sebuah pesan yang bsegitu singkat.
"Penting, tolong angkat!"
Itulah pesannya. Aku tak membalas. Aku menunggu ponselku berbunyi. Benar saja, seperti sebuah telepati, si penelpon menggetarkan ponselku.
Aku menyapa. Dia diam. Dan tiba-tiba suara isakan tangis terdengar.
"Maaf, ghe. Maaf "
Aku terdiam, aku heran. Suara yang sudah lama aku tidak dengar. Aku hampir melupakannya.
"Maafkan aku ghe"
Aku mengernyitkan dahiku. Untuk apa dia meminta maaf. Bukankah kejadiannya sudah hampir 5 tahun yang lalu. Aku tak bertanya padanya. Isakan itu semakin terdengar jelas.
"Ko nangis ya?"
Hanya isakan yang menjawab. Mungkin dia harus mencoba menahan tangisnya.
Aku menarik nafasku pelan. Mencoba menenangkan pikiranku. Agar tidak kacau. Tidak mengingat kejahatan yang telah dia lakukan padaku 5 tahun yang lalu itu. Itu menyakitkan sebenarnya untuk diingat.
"Darimana tahu nopeku?"
"Dari ....... ( maaf, aku tak menyebut namanya ) "
"Oh..!"
"Maafkan aku ya, ghe?"
"Iya" masih setengah hatiku memaafkannya. Aku membiarkan kata maaf itu sebagai pengganti rugi atas apa yang aku rasakan 5 tahun yang lalu itu. Kebohongan hebat, ketika aku berkata "aku baik-baik saja". Tidak memperlihatkan keperihan didepan semua orang. Mencoba biasa-biasa saja. Namun, malam tiba, itu menyesakkan bagiku.
Tidak seperti biasanya, dia akan memberikanku sebuah teka-teki lucu sebagai pembuka pembicaraan kami setiap harinya ketika itu. Tak ada lagi, suara gelak tawanya ketika aku salah atas jawaban keras kepalaku. Hanya isakan tangis yang aku dengar.
"Istriku meninggal" aku terkejut mendengar itu. Nafasku terasa terhenti.
"Kenapa?"
"Gagal jantung"
Aku sudah tahu hal itu. Istrinya, adalah salah satu teman chattingku juga di media sosial. Bahkan kami sempat jalan bertiga. Hingga akhirnya rahasia itu terbongkar habis oleh pengakuan istrinya.
"Terus mengapa menghubungi aku?"
"Dia minta maaf. Sebelum meninggal. Maafkan dia ya ghe!"
Aku kembali terdiam. Walaupun itu sudah lampau. Tapi, itu tindakan paling menjijikkan menurutku. Aku sangat jijik sekali mengingat, perlakuan mereka terhadapku waktu itu.
"Iya" masih setengah hati, walaupun aku tahu itu hal yang paling menjijikkan. Memaafkan orang lain dengan setengah hati.
"Kapan istrimu meninggal?" Tanyaku
"Dua hari yang lalu"
"Oh. Aku turut berduka. Bagaimana putrimu?"
"Dia masih dua tahun. Aku bingung ghe?"
Aku terdiam. Mengingat pembicaraanku dengan salah satu abangku yang berada di kalsel. Pernyataan dia itu membuatku merasa aneh dengan hal ini.
Aku tidak menanyakan soal kebingungannya. Aku harus segera mematikan ponselku. Dia bukan siapa-siapa lagi. Hanya sedekar teman. Bukan. Aku sudah memblokir semua komunikasiku sejak 5 tahun yang lalu. Aku tak ingin kembali menjadi orang yang hanya dimanfaatkan lagi, seperti yang lalu. Berawal dari curhat. Seperti malam ini, aku yakin dia ingin bercerita tentang kebingungannya, tentang betapa dia bingung untuk mengurus anaknya yang masih balita. Bingung mengurus segalanya sendiri. Dan dia baru ingat aku. Bukankah aku ini sedang dimanfaatkannya. Aku lelah.
"Ghe, terima kasih sudah tidak membenciku"
aku terdiam. Bagaimana dia tahu aku sedang tidak membencinya. Aku memang tidak akan mengatakan kepada siapapun, siapa-siapa saja orang yang aku benci. Dan aku juga tidak akan pernah menghasut orang-orang yang dekat dengannya untuk membencinya. Aku diam, tak ingin melanjutkan perbincangan ini. Lagian sudah malam, aku harus tidur. Aku matikan ponselku dengan sedikit menguap. Dan diapun merasa tidak enak untuk melanjutkan curhatnya. Akhirnya diapun pamit juga.
Aku tak bisa tidur memikirkannya. Bertanya-tanya, kenapa harus aku lagi yang dihubunginya. Apa karena aku ini terlalu mudah sekali untuk dimanfaatkan. Oh, sudahlah. Aku tak ingin memikirkannya lagi. Kata maaf dan terima kasih itu masih menggantung dan menari-nari dipikiranku. Padahal sudah beberapa kali seorang sahabtku memberitahuku, untuk memaafkannya dan jangan membencinya. Tapi, tidak bisa bahkan itu sudah 5 tahun yang lalu.
Lalu diapun memberikan sebuah pesab panjang sebelum tidurku. Yang membuatku terdiam. Sebuah pesab penyesalan.
"Aku minta maaf. Aku sudah menyesal tidak meminta maaf secara langsung pada saat itu. Seharusnya aku lebih gentleman. Aku ini pengecut. Menyembunyikan sebuah kebohongan terbesarku, yang akhirnya kau tau sendiri. Aku selalu memantau, kau terlihat baik-baik saja. Tidak ada bentuk kesakitan yang mendalam. Dari situ aku tahu kau tidaklah terlalu sakit. Dan aku membiarkan waktu agar kau memaafkanku, cepat atau lambat. Sekali lagi aku minta maaf baru sekarang. Istriku juga begitu. Dia menangis ketika dia mengetahui aku sedang dekat dengan rekan kerjaku. Katanya, begini yang dirasakan si ghe saat itu ya. Gak lama dari itu, dia langsung sakit. Jantungnya lemah. Dan akhirnya meninggal. Sorry ya ghe. Malah curhat"
Aku geram.
"Kau memang anjing. Minta maaf kau sama Tuhan. Perbaiki semuanya, taik"
Aku, kasar. Ya, aku akui itu. Tapi, aku tidak akan pernah kasar dengan orang yang baik terhadapku. Kasarku akan terlontar ketika itu memang sudah tidak termaafkan lagi atas perbuatannya.
Lalu aku mematikan ponselku. Dan tidur.
Akh, sudahlah. Buat apa aku memikiranya. Mending memikirkan abang b®ed@ ada. Hahahahhahaha....
Bagiku, penyesalan terbesar dalam hidup seseorang adalah tidak mampu meminta maaf secara langsung ketika bersalah.
Akh..tidurlah. Udah jam 12 malam...

Share!!!

Selasa, 02 Agustus 2016

Bukunya Seru....!!!!!

Judul bukunya adalah Proof of Love, pasti pada menyangka ini adalah novel yang bercerita romantis anak sekolahan tanpa embel-embel apapun kan!!!. Aku juga awalnya berpikir begitu, akan tetapi setelah aku baca bukunya, ternyata ada beberapa halaman di buku membahas tentang pelajaran matematika. Lalu aku meliha sampul buku yang tertulis SEN-Koi Matematika. Kalau tidak salah sih artinya novel mengenai cinta anak sekolahan tapi ada versi matematikanya. Lalu kulihat lagi ada novel yang sejenis dengan ini. Iya, ada pelajaran Fisika, Biologi, Kimia, Bahasa Inggris dan Galaksi. Tapi, berhubung aku tidak ada hubungan dengan beberapa pelajaran itu, jadi tidak aku beli. Hehehehehe...!!! 
Liat deh itu ada pelajaran mengenai Peluang alias probability mengenai dua mata dadu. Sembari membaca ada pengetahuan lain mengenai matematika ya. Seru kan!!!
Akh jadi pengen buat buku beginian deh,,,, >_< 
Malah ada kuisnya pulak....yauda kerjakan lah itu kuisnya. Aku mau lanjut baca ceritanya.
Kalau menurutku ceritanya selalu biasa saja, tahu sendirikan kalau jepang buat film cinta remaja sekolahan. Selalu biasa, tapi ya gitu aku tetap suka!!! ^_^
Kalau mau beli silahkan aja datang ke toko-toko buku terdekat ya, Saya belinya seharga Rp 50.000,-.
Selamat Membaca....!!!!!!!