Senin, 30 Desember 2013

D'Rockyuu Band - genre of music-

Chapter -3-
"Pokoknya gue ga setuju kalo metal....urrgghhh" erang Apid
"Melayu total maksud lu" kata Fhuad yang belum menghabiskan membaca  manga onlinenya.
"Gile aja....ogah gue ngebawain lagu metal, bisa-bisa suara karat gue makin ancur" kilah ghe yang berhasil membenarkan gadget si shin
"Terus apa yang cocok buat genre band kita?" Tanya Shin yang memang sudah kelihatan pasrah karena sudah sejam membahas yang sama tapi belum juga menemukan titik terangnya.
Kafe yang menjadi tempat basecampnya sudah mulai rame dipadati orang yang berdatangan. Hanya untuk sekedar duduk makan, atau sedang berkencan. Tapi itu bukan masalah besar mereka, sekarang masalah terbesarnya adalah jenis aliran musik apa yang pas buat mereka. Shin yang masih sibuk mencari situs JAV yang belum terblokir semakin kesal karena belum juga ada ide yang keluar. Fhuad yang masih membaca manga online, serius dengan bacaannya padahal genre manga yang dibaca adalah comedi dan ecchi. Si Apid yang masih mencari vidio lucu di youtube dan mencari beberapa foto adam levine dan menuntaskan level permainannya sedikit tidak perduli, menurutnya aliran musik itu tercipta setelah adanya sebuah lirik lagu. Dan si Ghe masih kosentrasi memperbaiki handphone temannya yang baru saja kena boothloop, mesti diflashing ulang, dan masih sesantai biasanya.
"Hooooiiii....."kata shin memecahkan keheningan
"Jadi apa ini alirannya" sambung shin menggaruk-garuk kepalanya pusing mencari alamat website yang terblokir.
"Aliran j-rock aja" kata ghe yang pecinta lagu-lagu jepang
"Itu uda terlalu mainstream kale" kata apid dengan gaya yang sok cool
"Aliran punk" kata fhuad yang membaca manga boku no pico
"Haaaaah" kaget ketiganya yang membayangkan aliran funk dan style yang dipake.
"Gile lu akh....gue ogah rambut cakep gue diubah jadi mohawk" kata shin mengklimiskan rambutnya yang menterwng kilat.
"Gimana kalau aliran ecchi" kata Apid yang mulai lelah berpikir
"Haaaah, Ecchi" sekali lagi kaget yang terlalu mendramatiris
"Helllo....gue ga mau dibilang mesum" kata Ghe yang menyusun ulang bongkaran gadget temannya.
"Hahahaha.....bisa jadi itu" fhuad mendukung dengan muka pengen
"Akkkkhhhh!!! Gue ga sanggup kalau ditanya aliran musik kaya' gitu" Shin semakin pusing
"Huft...!!!" Ghe menghembuskan nafas karena menyelesaikan tugasnya
"Napa lu?" Tanya fhuad ke ghe
"Kaga' apa-apa juga. Tapi gue ga sanggop" keluh Ghe
"Terus ada ide gak?" Tanya Apid
"Ga da....puyeng gue gara-gara ini" kata Ghe
" hahahaha.....yauda nasi uda jadi bubur, nama bandnya juga menjurus kesitu, kenapa ga sekalian aja" kata Shin mencoba menengahi dan memberi pencerahan
"Hahahaha...betul tu" bela fhuad
"Gue ikot ajalah" kata ghe pasrah
"Jadi genre music kita adalah ecchi, electrik chibi"
"Hahahaha electrik chibi"
"Hahahaha boleh juga tu"
"Oke terima aja"
"Hahahahahaha......"
Tidak banyak dibicarakan hari ini selain masalah jenis musik. Mereka kembali keaktifitas sebelum menemukan ide gilanya.
"Lirik lagunya, wooooiiii" teriak Shin.....

Selasa, 24 Desember 2013

D'Rockyuu Band -extra personal chara-

Di group band ini tidak ada namanya leader, semuanya sama....
Tidak ada yang pintar, namun pada berlomba-lomba jadi sedikit 'gila' inilah  chara dari personal d'rockyuu band....
Dimulai dari yang tua.....

Name : Shin
Age : 27 years
Birth Date : 6 november
Sex : Boy
Hobby : collector of JAV, figure Kamen Rider and Other to do something good
Blood : AB
Bad habbit : suka diem-diem ga jelas
Good habbit : like a parents...!!!grow up
Motto : "mencari kerja untuk mendapatkan uang, bukan untuk pengalaman"

Name : Fhuad
Age : 26 years 11 month
Birth Date : no one to know, when his birth day...secret!!!
Sex : Boy
Hobby : read manga online, game, and enjoy his life
Blood : O
Bad habbit : ketawa ngakak
Good habbit : enjoy person
Motto : " niat 99% dan action 1%, karena hidup adalah sebuah permainan yang perlu dihadapi dengan santai"

Name : Ghe
Age : 26 years
Birth Date : 24 april
Sex : Girl
Hobby : sleeping, imagination, repear gadget, and little ubnormal to do
Blood : A
Bad habbit : ngupil sembarangan
Good habbit : make a happy
Motto : " biarlah orang mau berkata apa tentang keanehan pada diriku, yang penting aku bernapas bukan karena mereka yang mengataiku"

Name : Apid
Age : 21 years
Birth Date : 25 june
Sex : Boy
Hobby : play game online, googling the funny video on youtube, collection adam levine fhoto
Blood : B
Bad habbit : nyabutin bulu kaki
Good habbit : pemberi ide
Motto : " dunia yang paling indah adalah dunia maya, karena hanya dunia itu yang dapat mengerti aku"


Hahahahahaha....
Itu dalah chara dari personil
D'rockyuu Band....
Semua itu hasil dari imajinasi siang ini...
Selamat membaca.....!!!

Minggu, 22 Desember 2013

Sebut saja bunga

Reff :
Sebut saja bunga
Karena aku tak sanggup menyebut namanya
Sebut saja bunga
Karena itu terlalu sakit untuk diingat
Sebut saja bunga
Karena itu aku menyimpan memorynya

Waktu telah berlalu
Dan kata maaf itu tak cukup
Sebagai tanda bersalahmu
Bahwa kau telah bertepuk sebelah tangan

Harapku pupus sudah
Kau telah patahkan segala sayap terkuatku
Kini aku tahu kau telah terbang
Namun aku masih tak percaya

Reff :
Sebut saja bunga
Karena aku tak sanggup menyebut namamu
Sebut saja bunga
Karena itu terlalu sakit untuk diingat
Sebut saja bunga
Karena itu aku menyimpan memorynya

Kita beda jalan sekarang
Kau diatas dan aku masih disini
Menggapaimu bagiaan dari mimpiku dulu
Dan sekarang kau melayang

Lihat betapa tangisku membiru
Kau terlalu jauh
Sangat jauh sekali
Hingga aku tak dapat meraihmu

Reff :
Sebut saja bunga
Karena aku tak sanggup menyebut namamu
Sebut saja bunga
Karena itu terlalu sakit untuk diingat
Sebut saja bunga
Karena itu aku menyimpan memorynya

Oh..damn!!
It's hurt to me....
Oh...damn!!!
It's broke my heart....
Don't let me get down...
Please come back....

Wooo.....
Woooo...
Woooo....

Sebut saja bunga
Sebut saja bunga
Sebut saja bunga....

Reff :
Sebut saja bunga
Karena aku tak sanggup menyebut namanya
Sebut saja bunga
Karena itu terlalu sakit untuk diingat
Sebut saja bunga
Karena itu aku menyimpan memorynya

Jangan patahkan semangatku, bunga!

Sabtu, 21 Desember 2013

D'rockyu Band -what's in a name?-

Chapter -2-
Kota ini seperti kota mati saja, semenjak setiap malam diguyur hujan. Tak seorangpun yang ingin keluar rumah. Namun lain halnya dengan keempat orang ini. Sibuk dengan pemikiran yang belum tercetuskan. Disebuah kafe yang sepi, ada 4 orang aneh dengan santai memesan jus jeruk dan baso.
"Gue rasa filmnya menjijikkan" celah ghe yang sedang menonton film hentai kamen live action.
"Ini sungguh luar biasa" kata apid
"Hahahaha....lucu banget filmnya" ketawa fhuad membahana di kafe yang sepi itu, membuat pelayan kafe ketakutan.
"Gimana shin?" Tanya ghe
"Dasar muka hentai semuanya. Bukannya nyari nama bandnya, malah nonton film kaya' gini dikafe. Untung gak ada orang" kata shin yang keliatan sok tua.
"Hahahaha...,betul banget tu shin" bela fhuad yang masih menakuti dengan tawanya
"Eh...iya ya. Kok malah asik nonton sih" keluh ghe yang mulai kelihatan bego.
"Gimana kalau namanya the prince one" kata apid
"Gue wanita" kilah ghe yang ga setuju dengan usulan apid
"Hm...kalau gak nama kafe ini" saran fhuad
"Yang beda dunk....itu kisah nama kafe, nama jalan, atau nama sebagainya uda biasa di band-band terkenal. Cari yang lain" usul shin yang uda mulai pusing.
"Tapi mereka kan jadi terkenal" kata fhuad melemas
"Gimana kalau namanya the simultan" usul apid lagi
"Ga ada arti itu" bantah ghe
"Naah...gimana kalau nama bandnya kill my dick" usul fhuad
" dasar mesum" shin sinis
"Hahhahaha...kill my dick, it's awasome" tawa apid mebahana
"Hahahaha....gue ga punya dick" tawa ghe yang menyeramkan
"Dasar mesum" sekali lagi shin memikirkan kebuntuan.
1 jam berlalu tak ada satupun yang memberi ide terbaiknya. Semua pada ngaco. Shin yang pemikir keras terus saja berpikir. Apid yang sedari tadi masih mengagumi film yang ditonton. Fhuad yang sibuk membaca manga hentai online. Dan ghe masih mendengarkan lagu one ok rock yang baru saja didownloadnya. Sibuk dengan masing-masing ide dikepala tetapi belum bisa mencurahkan.
"Posisi yang enak memang 69" kata fhuad membuyarkan lamunan
"Lah gue baru denger lagunya one oke rock judulnya 69" ghe ngikut nimbrung
"Hahahaha....itu posisi terbaik" kata apid menimpal
"Dasar mesum" kata shin
"Hooooi....koleksi jav lu lebih banyak dibandingkan punya kita-kita" serempak mereka mengatai shin yang memang benar begitu adanya.
"Akhhhh......saraf lu semua. Masa' nama bandnya 69"
"Entar gue cari bahasa yang cocok" ide ghe muncul
"Bahasa apa?" Tanya fhuad
"Jepang dunk, 69 bahasa jepangnya 6 : roku dan 9 :kyu. Jadi bisa disingkat Rockyuu" kata ghe mulai berimajinasi tingggi
"Hahahahha....kalo dijadikan bahasa inggris itu artinya rock you" kata apid bersemangat
"Hahaha...iya, iya kalo bahasa indonesianya artinya menggoyang"
"Hm....itu mesum sekali" kata shin yang mulai senyum-senyum sinis.
"Gimana?" Tanya ghe
"Wakatta" serempak menjawab "ya" dalam bahasa jepang.
Akhirnya sejam pemikiran hanya pikiran kotor saja yang tercetus. Sesuai dengan karakter personel bandnya. Tidak dipingkiri lagi, sejak malam itu band yang bernama d'rockkyuu band mencoba debut latihannya di studio band yang ada dikota mereka. Dan mulai nabung untuk beli alat-alat band mereka.
"Terus kita harus buat lagu apa?"
Sliiiiiiiiiiing......
Suasana hening sejenak....
"Akh...gue pusing" teriak shin
"Hahhahahaha" tawa mereka serempak

Jumat, 20 Desember 2013

Kata-kata yang terlintas setelah bangun tidur

Jika seseorang itu lupa, berpikirlah kalo seseorang itu tidak ingat. Tidak perlu berpikir bahwa dia itu sengaja melupakanya. Itu hanya akan membuatmu semakin buruk dimatamu sendiri.

Terkadang membenarkan perkataan yang benar dari orang yang dianggap tidak mungkin berkata benar itu memang sulit, tapi itulah kebenarannya.

Sering mengingat keburukan orang maka keburukan yang sengaja kau simpan dari dirimu akan terkuak sendirinya kepermukaan tanpa disadari.

Tak perlu banyak bicara tentang seberapa banyak yg telah kau lakukan kebaikan kepada orang yang tidak mau mendengarkannya, karena itu hanya akan menambah rasa kecewa dihati.

Perhatikan diri sendiri dulu, lalu coba bandingkan apakah kau lebih baik darinya.

Berpikirlah seperti air yang mengalir. Bersihkan alirannya dengan hal-hal positip, agar lancar aliran airnya mengalir. Jika kotor maka aliran itu akan tersumbat dan menjadi sempit lalu meruahlah air-air yang tidak mampu mengalir ke tempat aliran air lain dan merusaknya.

Kenyamanan itu bukan soal dimana kita merasa tenang. Tapi ketika kita bisa menerima keadaan yang harus kita hadapi dan lewati.

Berhentilah sejenak ketika lelah, tak perlu terburu-buru karena itu mendekati sebuah jurang yang dalam.

Jangan mengingat semua pertolongan kepada orang lain, ingatlah seberapa banyak kesalahan yang telah dilakukan sehingga orang itu menangis kecewa, karena itu bisa menyusutkan rasa sombongmu.

Rahasia itu disimpan, bukan disebarkan.

Konspirasilah dengan alam, maka alam akan dengan sendirinya membantu kita menguak sebuah kebenaran itulah cara Allah memberitahukan bahwa Dialah Sanga Maha Kuasa dan Mengetahui.

Terkadang nasehat diri sendiri lebih ampuh daripada nasehat orang yang lain yang belum pernah merasakan hal yang sama.

Cobalah mengingat kesalahan sendiri, jangan selalu sering mengingatkan orang lain tentang kesalahannya, karena itu akan membuatnya menjadi kekanak-kanakan.

Sudah dibilang masa depan itu tidak ada yang tahu, jadi jangan merasa hebat menakar rezeki seseorang. Itu kesombongan yang fatal.


By : ghe_rimis_kecil
Date : 21 des 2013
Time : 17.00 wib
At my bedroom

Hari yang penuh kebalauan

Pagi yang mendung ini rasanya lebih nikmat melanjutkan tidur. Tapi sebagian manusia merasa sedang cemas untuk waktu ini. Bagaimana tidak, banyak yang tak bisa tidur semalam memikirkan bagaimana dengan hari ini. Tapi ada juga yang tidak perduli dengan hari ini. Sebagian mulai pasrah dengan keadaan, apapun yang terjadi aku tetap masih hidup. Begitu pemikiran-pemikiran yang buat hati tak tenang. Disini saya juga mengisahkan seorang gadis yang pernah mengalami hal yang sama yang dirasakan sebagaian manusia hari ini.
"Ada seorang gadis yang bisa dibilang kepintarannya it standart, tidak menonjol didalam kelas, bahkan lebih terkesan pendiam. Terkadang dia juga melalukan kenakalan-kenakalan remaja lainnya. Ketika hari yang sama ini terjadi pada dirinya saat itu, dia jugabtak tidur semalaman, berpikir apakah hasilnya menyenangkan atau mengecewakan. Padahal orang tuanya tidak mempermasalahkan itu semua. Sebab orang tuanya pernah berpesan ' apapun hasil rapot itu, yang penting kakak itu sudah berusaha mengerjakannya dengan cara yang jujur'. Ya....gadis itu berpikir dia sudah mengusahakannya untuk bersikap jujur disetiap tindakannya. Nah...ketika hasilnya dibagikan, dan melihat hasilnya. Ada semburat kekecewaan dihatinya. Mengapa dia dapat nilai yang pas-pasan sekali, istilah pas untuk makan. Bahkan ada nilai merah disalah pelajaran eksak yaitu matematika bernilai 5. Dan itu sangat jelas sekali membuat sedikit sedih dihati ibunya yang memang berkebetulan seorang guru matematika. Gadis itu mengurung diri dikamar karena telah membuat kecewa ibunya, dia merenung dan menangis. Apa yang harus dia lakukan?apa ibunya sedih apakah ibunya marah?. Semalamam ga keluar kamar. Sebuah ketukan pintu kamar terdengar...
"Kak...keluarlah. mama gak sedih kok kalau nilai matematika kakak 5"
Namun gak ada jawaban dibalik pintu itu.
"Nilai rapot itu bukan sebagai acuan dimasa depan kak. Sini keluarlah lihat rapot ayah sama mama dulu. Pasti kakak gak sedih lagi"
Gadis itu sangat tertarik sekali ketika disuruh melihat rapot orang tuanya.
Dia melihat raport ayahnya yang memang dulu ketika sekolah pernah mendapatkan nilai 5 dibeberapa pelajaran eksak. Dia lihat rapot ibunya yang bisa mendapatkan nilai rapot 2 kali dikelas yang sama (berarti pernah tinggal kelas)
"Lihat ini, kakak masih beruntung baru dapat 1 nilai merahnya. Liat nilai ayah hampir rata-rata merah semua. Dan liat nilai mama pernah tinggal kelas. Tapi, liat kami sekarang, ayah dan mama, apa kami kelihatan memilik masa depan yang suram saat itu? apa orang yang bernilai rendah itu suram masa depannya?. Sekarang tergantung dari diri sendiri, kalau tidak mau berubah ya tetap seperti itu selamanya"
Sigadis itu mulai mengembangkan senyumnya. Rasa hati yang kecewa itu telah sirna. Sigadis kembali bersemangat dan mengubah cara berpikirnya, bahwa hasil rapot apapun itu tidak menentukan masa depan siapapun"

Itu sepenggal kisah gadis yang sekarang sudah menjadi pendidik, dan mengajar pelajaran yang benilai merah itu. Dengan metode nilai hanyalah sebuah lambang bukan sebuah penentu.
Terima kasih emak ^^ apapun itu pelajarannya emak adalah nomor 1. Terima kasih bimbingannya selama 17 tahun.....^^
Alfatihah buat emakqwuh tercinta....^^

Senin, 16 Desember 2013

Spesial......!!!!

Kau tahu, bagaimana dianggap spesial...
Ya....!!!sangat menyenangkan sekali.....
Selalu diperhatikan, selalu diperdulikan, selalu diduluankan....
Hm...rasanya indah dan asyik....
Inginnya bersama selalu.....
Itulah jika ada seseorang yang menganggap kita spesial....
Dulu aku juga merasakan hal yang sama.
Pernah dianggap spesial...
Pernah selalu dinomorsatukan...
Selalu diutamakan....
Sangat spesial kan...
Ada yang merindukan jika tidak bertemu....
Kedatanganku selalu dinantikan....
Serba spesiallah...
Aku dulu juga pernah memiliki orang yang spesial....
Selalu mengingatkannya tentang kebaikan....
Selalu menjaganya....
Apa yang dia maunya ku turuti...
Diapun merasa senang sekali...
Dia terharu mendapatkan perlakuan itu....
Sekarang aku baru merasakan menganggap orang spesial itu menyakitkan pada akhirnya....
Dia yang selalu kuspesialkan tiba-tiba menghilang...
Tiba-tiba meninggalkan aku selamanya....
Bukankah itu menyakitkan sekali...
Rasa spesial yang sudah tumbuh itu...
Kehilangan itu membuatku tambah merasa kecewa terhadap diriku..
Bagaimana tidak??
Aku menunbuhkannya bukan sekejap mata....
Rasanya sedih sekali jika ada orang yang spesial meninggalkan kita....
Rasa yang luar biasa terhadapnya sirna....
Menangispun tak mampu menjelaskan betapa sedihnya jiwa ini....
Sekarang aku akan meleraikan diri untuk tidak menjadi spesial kepada siapa saja....
Semua sama....
Aku juga akan menjadikan diriku tidaklah spesial...
Karena jika ada orang yang menganggap aku spesial....
Dan suatu hari aku menghilang....
Dia akan menangisiku..
Dan aku benci itu....
Karena aku terlahir untuk membuat senyum dan bahagia diraut wajah mereka....
Airmata,,,,aku sangat tidak suka itu menetes hanya karena kehilangan orang yang spesial.
Berkembanglah senyumana
Akan aku anggap semua ada....
Tapi anggaplah aku tak ada...
Itu lebih baik ^^

Sabtu, 14 Desember 2013

Akibat kelamaan menjomblo

Malam ini seperti biasa
Tak ada istimewa
Semuanya sama saja
Siapa yang perduli dengan malam ini

Bahkan dekapan angin
Yang menyapa hanya berlalu
Lalu apa lagi yang kulakukan
Melihat sekitar yang mengenaskan

Oh....yeeeh...
Oh....nooo...
Onichan...onichan
Kemarilah
Tangkap semua rasa dari mataku
Oh..yeeh....
Oh....no....
Onichan...onichan....
Mendekatlah
Bermain-mainlah bersamaku

Kadang khayalku terlalu tinggi
Untuk mendapatkan yang kumau
Wajah imut dan sedikit menawan
Itu membuatku takut

Lama-lama menjomblo
Aku bisa tidak waras
Semua kuanggap sama
Apa aku tidak normal

Oh....yeeeh...
Oh....nooo...
Onichan...onichan
Kemarilah
Tangkap semua rasa dari mataku
Oh..yeeh....
Oh....no....
Onichan...onichan....
Mendekatlah
Bermain-mainlah bersamaku

Hsss...hsss...
Kyaaaa~
Aku menghayalkannya lagi
Akibat lama menjomblo
Aku bisa gilaaaaaaaaa~

Oh....yeeeh...
Oh....nooo...
Onichan...onichan
Kemarilah
Tangkap semua rasa dari mataku
Oh..yeeh....
Oh....no....
Onichan...onichan....
Mendekatlah
Bermain-mainlah bersamaku

Jumat, 13 Desember 2013

D'rockkyu band -the beginner-

Chapter -1-
Dirumah Shin...
Siang ini panas sekali, saatnya santai dibawah kipas angin dan minum jus jeruk. Leganya, setelah setengah hari manjat genteng rumah, benerin antena tivi yang mendadak rusak.
"Mau ngapain juga gue siang terik begini?. Anak-anak juga ga da yang bisa diajak jalan" gusar shin menyeruput jus jeruk buatan emaknya yang dipaksa sebagai imbalan uda benerin antena.
Dirumah Apid..
Kring...kriiiing.....
Jam beker nyaris jatuh diatas kepala Apid itu membangunkan mimpinya bersama lollicon-lollicon masa depan.
"Damn...!!jangan berisik lo beker, ganggu gue tidur aja"
Dirumah fhuad...
"Ad....bangun lu...anak lajang masih bangkong lu....cari kerjaan sono. Mau jadi ape lu" teriak emaknya menggema keras ditelinga fhuad.
"Eya...mak" fhuad malas-malasan bangkit dari tempat tidurnya.
Jam dinding dikamar fhuad selalu pukul 5, karena memang sengaja distel seperti itu, supaya kalau terbangun masih jam 5, eah berhubung masih jam 5 ya tidur lagi.
Dirumah ghe...
Terik-terik begini, jelas bagi seorang cewe memanjakan dirinya. Kesalon, spa atau semacamnya. Tapi, cewe yang satu ini.....????
Sibuk dengan lemari es, semua isi dikeluarkan. Skat pembatasnya juga dikeluarkan dan taarrrrraaa....dia masuk kedalam lemari es dua pintu.
"Adem bener dah!!! Maknyos, ini baru mantep!!"
.....
5 menit berlalu....
Tut...tut.....
"Kok ga diangkat sama ni anak" gerutu shin
Sekali lagi...
Tut...tut....
"Ya adah apah?" Tanya suara cempreng dari seberang telepon
"Ngapain sih lu, kok lama amat diangkat?"
"Gue lg ngadem dikulkas bro, adah apah" sedikit menggigil
"Hari ini gak kumpul kita?"
"Entar malam aje ya....sekalian ada yang mau gue bicarakan ke lu pade"
"Oke....ditempat biasakan"
"Yoi...bray....ajak tu anak-anak kurang waras ikutan juga..."
Malam yang panas masih menghantui wilayah yang sudah tidak turun selama seminggu ini. Malam yang sangat gerah. Disebuah tempat makan yang ada live musicnya. Duduklah seorang lelaki berjanggut tipis dengan gaya elegan.
"Gue, lagi ngantar emak gue belanja. Gue telat ne" rengek fhuad yang lagi membawa troli belanja bulanan emkanya.
"Haaaddoooh.....gue baru bangun ni....." keluh Apid yang baru saja terbangun karena seseorang yang menelponya.
"Hahhaha...tunggu ya gue lagi on the way ni...." kata ghe yang sebenarnya masih dirumah karena bingung mau pake kostum apa.
"Lelet banget lu semua, gue uda berlumut disini nungguin lu semua" teriak shin yang sudah menunggu sejam di tempat yang sudah dijanjikan.
Fhuad yang langsung meluncur ke tempat itu mendapati shin sedang menyeruput jus jeruk atau lebih enaknya dibilang orange juice. Lalu disusul ghe dengan motor maticnya yang nyentrik warna pink berserta stiker sakura card capture menyelimuti sebagian besar badan motornya. Dan yang terakhir dengan tampang sok unyuk-unyuk mendatangi tempat duduk yang sudah ada fhuad, shin dan ghe.
"Whot's up bro" kata apid menyapa sembari tos high five.
"Whot's up pale lu"  kata shin merengut.
"Hahahaha.....negara kita gitu loh, dianjurkan untuk terlambat. Biar tau mana yang bisa diseleksi yang bisa jadi sukses atau gak nya. Kalau sukses semuanya sapa yang mau dipanggil sukses" cecar ghe sok tua.
"Sok tua lu ghe" kata fhuad menoyor jidat jenong ghe.
"Uda..uda...." lerai apid.
"Apa yang mau dibicarakan malam ini?" Tanya fhuad semangat
" nah.....kata lu ada yang mau lu bilang ghe?" Kata Shin menunjuk ghe yang sibuk dengan gadgetnya.
"Hm....iya sih...hahahaa...tapi gue lupa. Tunggu gue liat notenya dulu, semua gue catat disitu" ghe yang memang sering pelupa membuka memo yang ada di gadget canggihnya itu.
"Akh kelamaan ni, lelet juga. Gadget aja yang canggih kok pemiliknya kok lelet" keluh apid yang baru saja memesan 4 gelas pepsi dan 5 porsi kentang goreng 2  porsi burger dan 2 porsi ayam goreng krispi.
"Hahahaha.....itulah kelemahan gue yang harus gue tutupi dengan kecanggihan gadget gue" elak ghe yang pinter ngeles.
"Akh ngebacot aja lu ghe" protes fhuad.
" naaaah dapat ni....." teriak ghe yang uda menemukan agendanya malam ini apa yang harus dibicarakan.
"Apa itu?" Tanya shin yang sedang mengunyah kentang goreng.
"Gimana kalau kita buat kegiatan gitu yang bermanfaat?" Pendapat ghe yang nyaris membuat melongo semuanya.
"Kegiatan apa?" Serempak bertanya heran.
"Apa gitu kek...misalnya kita buat club atau komunitas atau eaah sejenis itulah"
" ya apa?" Cecar semuanya berbarengan lagi
"Masa' harus gue juga sih yang ngasi ide. Lu punya pikiran napa ga bantu gue mikir" ghe mengendus kesal
"Hahahaha.....gimana kalau buat band" usul apid
"Boleh juga tu" setuju fhuad
"Hm...bisa jadi" jawab shin yang masih berpikir
"Naaah....gitu dunk. Gimana? Setuju" semangat ghe yang berapi-api.
" berarti kita harus bisa nguasai alat musik" kata shin berpikir keras
" yauda gue sadar diri, karena badan gue yang paling gede gue aja yang mukul-mukul drum" fhuad menyadari dirinya yang berbadan besar cocok dengan posisi itu
"Gue bisa maen gitar" kata shin
"Laah gue ga mungkin vokalis, yauda gue megang bass" timpal apid
"Jadi gue vokalis. Suara gue cempreng banget looh. Mana menjual juga suara gue" kata ghe melemas
"Lu kan bisa les vocal, lu kan bisa maen piano" kata fhuad nyerocos
"Ya...dah. gue coba" kata ghe semangat.
"Jadi...deal ni" kata apid lebih bersemangat
"Yongkru guys" kata mereka berbarengan sambil tos gelas pepsi soda.
"Terus nama bandnya apa?" Tanya Shin membuat suasana menjadi hening sejenak....
Krik..krik....
Cuma suara jangkrik yang terdengar....
Malam semakin larut, mereka masih bingung dengan sebuah nama band yang bisa menjual. Makanan sudah habis, ide belum keluar dan akhirnya dilanjutkan pada malam berikutnya.
"Apa ya namanya?" Pikir Fhuad yang sedang membaca komik
"Kira-kira yang bagus apa ya?" Pikir Apid yang sedang main game online
"Hm....apa ya" pikir Shin yang sedang menonton anime ecchi
"Akh.....mending tidur, mana tau didalam mimpi gue nemu ide" pikir ghe yang sudah memejamkan matanya.

Rabu, 11 Desember 2013

The Lucky Days III

Novelku tahap pencetakan, rencanaku cuma 300 ekslempar saja, tapi penerbit memintanya 500 ekslempar. Aku menyetujuinya. Dan setelah aku berteman dengannya di facebook kami saling bertukar cerita. Sejak saat itu kami sering mengobrol, terkadang tentang masalah pekerjaan dan terkadang tempat yang uda pernah kami kunjungi.
"Tokyo, aku ingin ketokyo tahun depan" kataku di inboxnya.
"Aku juga berencana gitu, tapi aku mau cari yang gratis, hehehe"
Kota dimana menurutku paling romantis setelah francis. Kami mengobrol tempat-tempat mana saja yang akan dikunjungi. Obrolan itu sangat mengasikkan. Dan dia mulai mengisi hari-hariku, dan menjadi bagian dari beberapa tulisanku di media lokal. Aku benar-benar sudah jatuh hati.
Rutinitas baruku sekarang adalah berpatroli melihat kegiatan apa saja, dan selalu berkomentar di statusnya. Dia menerimaku, dan mengenalkanku kepada teman-teman yang sehobi dengannya. Dia adalah seorang cosplayer yang sangat terkenal dikalangan cosplayer lainnya dinegeri ini. Bukan wajahnya yang sangat tampan, tapi dia tidak sombong dan suka menghabsikan waktunya untuk menyenangkan orang lain. Dia menerimaku sebagai temannya, aku memang menginginkan itu terjadi. Sepertinya hari-hariku sangat beruntung sekali. Aku benar-benar merasa dekat dengannya.
Dan akhirnya novel pertamaku launcing ke publik. Seminggu launching sudah ludes habis keseluruh negeri. Pencetak mengabarkan akan ada pencetakan kedua. Aku mengiyakannya untuk dicetak ulang kembali sebanyak 300 ekslempar. Dan aku mulai diundang keacara launching buku di sebuah toko buku ternama di negeri ini. Sampai-sampai aku membolos bekerja sebagai tenaga pendidik. Wajahku mulai sliwiran ke media eletronik, cetak dan audio visual. Beberapa stasiun tivi merekam momen terindahku ketika aku diwawancarai beberapa reporter tivi. Menandatangi beberapa buku yang baru dibeli oleh penggemarku. Aku punya penggemar baru sekarang, lebih banyak. Dan akhirnya aku membuat fanspage di facebook.
"Wah...keliatan siapa yang jadi artis sekarang ya, wajahnya hilir mudik di tivi" inboxnya dari facebook.
"Hehehe...datang ya. Minggu depan dikampus Satu Nusa aku ada disana. Mengisi acara seminar kampus. Kalau sempat sih" ajakku membalas inboxnya.
"Oke, akan aku sempatkan datang kesana"
"Jangan lupa bawa bukunya, sekalian aku tanda tangani"
"Katanya aku dapat gratis bukunya"
"Hehehe...ya deh. Kalau datang aku kasi buku+tanda tangan gratis deh"
"Oke aku datang pake cosplayer kamen rider black"
Seminggu berlalu, suasana kampus yang sudah ramai dikunjungi mahasiswa dari universitas yang lainnya. Aku masih didalam ruangan yang ber-AC sambil menunggu panitia datang memberikan beberapa protokoler yang harus aku lakukan, dan sedikit briefing mengenai acara hari ini. Sebelum panitia datang, terjadi keramaian dilapangan basket tepat disebelah kanan auditorium kampus Satu Nusa. Beberapa orang mengendari motor gede dengan modif motor yang dipake kamen rider versi banyaknya. Ada hitam, merah, hijau dan biru. Dan diikuti beberapa cosplayer yang memakai beragam anime. Aku terkejut melihatnya dari dalam ruangan itu yang tembus dengan lapangan basket.
Beberapa panitia menggeleng-gelengkan kepalanya. Merasa aneh, mereka tidak mengundang cosplayer untuk hadir keacara mereka. Ini acara tentang menulis bukan acara festival jepang atau semacamnya. Beberapa penitia sesi keamanan, mengamankan coplayer-cosplayer itu. Dan membawa mereka ke taman yang berada didekat kolam. Dan waktunya aku memberikan materi di seminar tentang menulis itu.
"Menulislah dari hatimu, bukan dari sebuah kenyataan yang kau lihat. Terkadang jika sesuai dengan kenyataan itu kelihatan seperti tentang curhat bukan sebuah tulisan yang menggemparkan. Letakkan sedikit bumbu imajinasimu dalam setiap tulisan, karena itu bukan larangan namun itu sebuah keseharusan. Jangan ragu buat menulis. Saya sudah menulis 50 cerpen 20 cerita bersambung dan beberap puisi. Namun, baru 2 novel yang saya terbitkan. Dan itu belum cukup bagi saya. Saya harus berusaha bisa memasukkan karya saya kekancah internasional. Seperti penulis-penulis idola saya sebelumnya"
Acara seminar selesai, saatnya meet and great serta pemberian tanda tangan disetiap pembelian novelku. Aku melihat kedalam tasku, satu buku khusus buat dia yang sudah aku tanda tangani di lembar pertama dan sebuah catatan kecil dilembar terakhir.
"Terbanglah setinggi kau menerbangkan burung besimu itu. Jika sayapmu mulai lelah, kembali dimana kau merasa nyaman. Dan aku berharap tempat terkahir itu aku"
Klise sekali, karena ini novel menceritkan tentang aku dan dia. Seperti bab terkahir di novel ini. Pilot itu akan mengatakan bahwa dia akan menikahi penulis itu. Beberapa cosplayer yang ditahan oleh penitia tadi masuk kedalam gedung. Dan peserta seminar terpana melihat cosplayer-cosplayer itu mendatangi meja meet and greet. Aku sangat hapal kostum kamen rider black. Itu adalah dia. Aku belum pernah melihatnya secara langsung sejak beberapa bulan yang lalu aku menyapanya di ruang maya. Kostum kamen rider itu mendekati mejaku dengan langkah yang kaku. Dan dia membuka topengnya. Dan mengulurkan tangannya untuk meminta buku gratis yang telah aku janjikan. Aku masih terdiam kaku sejenak, dan seluruh mata tertuju pada kami berdua. Tanganku merespon cepat kedalam tas dan mengambil bukuya lalu kuberikan kepadanya.
Dia berdiri dan melihat lembaran pertama yang kububuhi tanda tangan. Dia tersenyum sambil berkata "arigatou" aku membalasnya dengan senyuman simpulku. Aku kira dia akan berlalu dan pergi setelah mendapatkan buku itu. Ternyata dia mengambil pulpen, dan membuka halaman terakhir, yang aku tahu tanpa sengaja dia membaca catatan kecil itu. Dia menulis sesuatu disitu, aku penasaran apa yang dituliskannya. Karena aku masih terpana pada wajah dan suaranya secara langsung dan untuk pertama kalinya. Setelah selesai menulis dia memberikan buku itu lagi kepadaku. Seluruh mata masih tertuju dan beberapa orang ada yang mengabadikannya melalui kamera ponsel.
Aku membacanya.
"It's you, my last airport to landing. Anata wa watashi to kekkon suru?" Bahasa yang sangat disukainya inggris dan jepang. Dan itu juga bahasa yang aku sukai. Aku terkejut, ketika membaca tulisannya itu. Hatiku terasa tak sanggup menerima perasaan aneh ini. Perasaan campur aduk didalam kondisi yang begitu indah menurutku. Bergumam saja aku susah. Dan aku membalas dengan tulisan yang membuat dia langsung memasang topengnya dan berjingkrak-jingkrak aneh, seperti orang yang menang lotre saja.
Hari itu akhir dari aku berhubungan dengannya melalui dunia maya, dan awal dari hari-hari yang baru bersama dengan kegilaannya. Aku menerima itu semua.
Aishiteru yo....^^


The End







Catatan :
Akhirnya tulisan ini kelar pada pukul 1.18 wib tengah malam. Terinspirasi oleh otaku bernama breda skyrider black...hahahhaaha
Di tambah lagu Yui-You mengiringi selama penulisan....
Dan buat yang telah mensuportku...
Finished dan Published...
Ini adalah cerita fiksi belaka =D hahahaha
Selamat membaca
121213

The Lucky Days II

Tak terasa sudah sore, namun sore pertama dipulau ini hujan gerimis. Aku sangat menyukai gerimis karena gemercik airnya membuka pori-pori otakku untuk menacari inspirasi dan aku mulai mengeluarkan notebookku sekarang aku menulis. Saat seperti ini, hanya suara cacing dalam perutku yang mampu menghentikan hobiku ini. Hari sudah gelap, dan lampu warna warni menghiasi hotel tempat aku menginap. Dan aku mulai berpikir yang aneh-aneh. Suasana romantis begini, aku masih sendiri. Kalau saja,,,,dan aku mulai berandai-andai. Suasana seperti ini aku masukkan dalam tulisanku. Karena perutku sudah lapar, aku keluar kamar dan pergi ke kafe dekat hotel aku menginap dan mendengarkan love music.
"Live music at pulau" statusku mewarnai beranda teman-temanku. Ternyata ada 1 pesan yang belum terbaca. Dan aku berharap dari dia. Kali ini aku salah, itu inbox dari sahabatku yang merengek karena aku tidak mengajaknya untuk berlibur. Entah untuk yang berapa kali aku melihat timelinenya. Tidak ada status baru. Kurasa sudah berakhirlah perjalanan khayalanku ini.
Seorang pelayan pria mendekati mejaku.
"Malam mbak, mau pesan apa mbak?" Sapanya ramah
"Malam juga. Daftar menunya mana ya?" Tanyaku yang memang tidak melihat daftar menunya.
"Ini mbak" sambil menunjuk benda yang seperti kalender duduk itu.
"Oh...kirain ini nomor meja" jawabku malu.
"Hehehe, jadi pesan apa in, mbak"
"Es kelapa muda dan chicken steak, kalau ada kentang goreng 1 porsi"
"Ok, mbak. Ditunggu ya" pelayan itu berlalu menuju kedapur.
Aku masih menikmati suasana malam romantis itu. Dibawah lampu kerlap kerlip warna warni. Dihembus oleh angin laut dimalam hari, dan baru saja selesai gerimis. Masih ada sisa-sisa air tetesan disetiap ujung tenda yang terbasahi oleh gerimis tadi sore. Kulihat disekitar, dan aku baru menyadari. Semua berpasangan, ini membuat imajinasi lumpuh sejenak. Betapa berbedanya aku sendirian ke kafe ini tanpa pasangan. Memang kebanyakan datang kepulau ini untuk berbulan madu. Sedangkan aku untuk mencari inspirasi untuk menulis. Kuhembus nafasku pelan-pelan dan berpikir jernih. Makananku datang, tak harus menunggu lama, kusantap semua dan habis. Aku rasa orang disekitarku bepikir bahwa aku sedang stres makan sebanyak itu sendiri. Yang tersisa hanya beberapa potong kentang.
"Sendirian aja neng?" Tiba-tiba suara cowo datang mendekati mejaku.
Aku melihatnya tidak jelas, karena lampunya yang tidak begitu terang. Aku merasa risih jika ada cowo yang belum kukenal mendekatiku dan pura-pura sok akrab, dan ujung-ujungnya modus. Pasti nanya nama, nomor handphone dan yang pasti nanya statusku masih single atau uda double. Klise dan sangat klise sekali. Dan aku tiba-tiba menyadari bahwa dia, kamen riderku itu juga seperti itu. Aku ini siapa, dia tidak kenal aku. Kok tiba-tiba menginboxnya, bukankah aku ini asing. Seperti aku yang tidak suka diganggu dengan orang asing terutama cowok. Namun, dibalik sisi yang lain akhirnya aku dan dia memiliki kemiripan sifat. Dan aku berterima kasih kepada orang asing itu telah membuka pikiranku yang baru. Aku mulai senyum-senyum sendiri. Kurasa orang asing itu melihat aku ngeri.
Keesokan paginya....
Bangunku disambut kicauan burung-burung dan suara deburan ombak di pantai yang dipecahkan oleh batu-batu besar. Aku terbangun dan membuka tiraiku, mentari pagi masih malu-malu untuk keluar. Ku hirup dalam-dalam nafasku dan menghembuskan kembali, terasa lega. Mencari sarapan, dibawa kekamar dan langsung menulis. Mandi, itu pekerjaan nomor seratus menurutku. Sarapanku, nasi goreng dan segelas kopi lalu aku membeli minuman bersoda serta cemilan untuk menemaniku menulis.
Langsung kubuka notebook, aku melihat halaman yang baru kutulis. Baru 40 lembar, dan itu belum ada setengah dari halaman sebuah novel. Aku mulai mengetik dan terkadang mulutku mengunyah. Inilah kerjaanku satu hari ini. Tak terasa sudah hampir malam lagi, aku benar-benar tidak memanfaatkan momen indah ini untuk sekedar berjalan kepantai atau menyelam bersama turis-turis berbikini itu. Aku fokus terhadap hobiku ini harus menghasilkan uang dan menjadi terkenal. Sedikit bosan, aku sudahi ketikanku yang sudah mencapai halaman 100. Cara menghilangkan stresku aku menyelam ke dunia maya. Membuka seluruh media sosial. Dan mengirimkan sinopsos ceritaku kesalah satu tutor di sebuah forum para penulis. Sembari itu aku membuka facebook. Ada 2 pesan masuk. Aku buka dan melihat siapa yang mengirim pesan. Ternyata salah satunya dari si kamen riderku.
"Tapi semalam sore gerimis, jadi ga keliatan sunsetnya" aku melihat waktu dia membalas inboxku, masih lima menit yang lalu.
"Bahkan sunrise juga ga keliatan. Mungkin cuaca lagi ga bersahabat"
Aku berharap langsung membalasnya.
"Ya...padahal kalau cerah sedikit aja. Pasti enak ini buat nyelam"
"Hobi nyelam juga ya...aku ga bisa nyelam, karena bisa kambuh asmaku"
"Sayang banget, padahal kata teman-temanku pemandangan alam bawah lautnya bagus banget"
"Memang sayang banget, aku kesini cuma buat nulis bukan buat mencari keindahan alam"
"Kenapa ga sekalian aja, ini view terbaik yang pernah aku kunjungi"
Aku berpikir, kami memiliki kesamaan lagi yaitu suka jalan-jalan. Hatiku berdegup kencang lagi. Walaupun dia belum menambhkan aku sebagai teman di facebooknya. Biarlah obrolan ini cukup kami berdua saja yang tau.
"Kalau uda selesai menulis, mungkin aku baru menikmati alamnya"
"Menulis apa?"
"Novel"
"Nanti kalau sudah rilis di pasaran, aku kasi gratisan ya?"
"Tentu, beserta tanda tangan. Hehehe"
"Aku tunggu novelnya"
Dia secara tidak langsung mendukungku, itulah persepsiku saat itu. Hatiku senang sekali. Novelku ditunggu oleh kamen riderku. Dia memang tipeku sekali, sesama pecinta produk jepang, otaku, serta anime-anime dan yang berbau tentang jepang. Aku cuma tersenyum kecil dan melanjutkan menulis.
Hari yang mendung tapi tak semendung hatiku yang sedang berbunga-bunga. Kalau orang psikologis bilang, perasaanku ini adalah perasaan kegilaan pada sesuatu yang belum tentu itu adalah sebuah nyata. Tapi bagiku perasaan ini adalah murni dari aku kagum dan tumbuh menjadi kegilaan yang tak terkira sehingga aku ingin mengenal dan menemuinya lebih dekat. Aku, ketika ingin sesuatu harus kudapat, bukan hanya sekedar keinginan semata aja, tapi aksinya yang kututnggu. Dan sebagian aksiku merupakan karya yang kutuangkan dalam novelku.
Tak terasa sudah hari ke tiga aku berada dipulau ini. Kerjaku hanya bangun, makan sarapan pagi lalu nongkrong di kafe live music dan dilanjutkan menulis. Setidaknya novelku sudah hampir kelar. Sebagian data sudah kuberikan ke tutorku. Dan dia menyukai ide tulisanku ini.
"Romantis banget sih" inbox dari emailku
"Hehehe....ya mbak. Ini akibat kebawa suasana romantis dipulau ni"
Aku melanjutkan tulisanku. Sampai malam kelima, novelku selesai kukerjakan. Mengirim filenya ke beberapa penerbit untuk diedit dan dicetak. Ada dua penerbit yang menyukai tulisanku. Aku memilih penerbit yang biasanya mengorbitkan cerita-cerita remaja. Karena ini memang tulisan cinta yang mempertemukan seorang penulis dan seorang pilot yang memiliki kesamaan hobi.
"Kelar juga novelnya, kalau tidak ada halangan akan terbit 3 bulan dari sekarang. "Real Love" itulah judul novelnya" aku mengupdate status di facebook.
Seperti biasa aku melihat timelinenya. 5 jam yang lalu.
"Menunggu novel dari novelis yang lagi bersemedi dipulau"
Aku dan jantungku serta jiwaku terasa mau copot, seperti dipenuhi bunga-bunga seluruh kamarku. Dia benar-benar menunggu novelku. Seandainya sudah menjadi teman di facebook aku akan berkomentar di statusnya itu dan mengucapkan terima kasih sambil pasang emo "^^" terimut menurut orang-orang jepang.
Saatnya untuk jalan-jalan keliling pulau, aku menyewa sepeda motor. Berkeliling sendiri, menikmati hari yang bagus untuk berkeliling. Ini benar-benar aku baru bisa menghirup udara yang segar sekali. Aku berhenti ditepi pantai yang sedikit orang yang berada disitu. Dan sambil mendengarkan lagu-lagu jepang koleksiku. Untuk saat ini lagu-lagu sendu, dan membayangkan apa yang kutuliskan menjadi nyata. Aku terus menyelusuri tepi pantai sambil mendengarkan lagu. Terkdang berhenti melihat aksi anak-anak yang menerbangkan layang-layang berlari kesana kemari. Senyum terkembang tanpa paksaan.
Handphoneku berbunyi, sebuah notifikasi dari facebook. 1 orang minta berteman. Aku terkejut dan mematung sejenak, dia menambahkan aku sebagai temannya.
Lalu aku menulis ke wallnya.
"Makasi, akhirnya di add juga"
"Karena aku rasa kamu orang baik"
"Hehehe, uda balik ya ke kota?"
"Belum, nanti sore"
Kulihat notifku penuh "like" statusku darinya.
"Jadi ini siang terakhir dunk dipulau?"
"Ya, kamu kapan balik?" Dia bertanya balik, sepertinya dia sudah mulai merespon.
"Aku besok baru balik, jam 2 siang"
"Kenapa ga ini sore aja. Kan bisa ketemu, sekalian minta tanda tangan. Hehehe"
"Uda kebeli tiketnya buat besok, sayang kalau dicancel"
"Tulisan kamu, bagus-bagus aku suka"
Dia memuji tulisanku, berarti dia membaca setiap noteku. Aku mendadak menjadi batu. Susah menuliskan kata apa lagi. Walaupun ini bukan pertama pujian bagiku. Tapi ini hal pertama aku dipuji oleh orang yang aku dibuatnya cinta mati.
Waktu terasa begitu cepat berlalu, dan pesawat yang di pilotin olehnya telah tebang tepat diatas kepalaku. Aku hanya bisa melihatnya dari bawah sini. Dan menembus kerangka besi itu. Kupastikan dia bakalan sekeren yang difoto.
Sebulan berlalu...

The Lucky Days I

Seperti biasanya aku terbangun dari tidurku, langsung mengecek setiap statusku di media sosialku. Dan hari ini semua mengatakan bahwa hari ini merupakan hari keberuntungan karena bereptetapan dengan tanggalbyang cantik. Tapi bagiku biasa saja, tidak ada yang istimewa untuk pagi ini, dan hari juga seperti biasa. Rutinitasku bangun tidur, ke dapur melihat sarapan dan secangkir kopi. Dan mencari inspirasi buat menulis. Itu kalau aku pas lagi libur kerja sebagai tenaga pendidik. Karena hari ini aku harus kerja, jelas aku akan mandi dulu dan sarapan ditempat kerja. Hari-hari yang biasa aku lakukan setiap harinya. Membosankan memang, tapi otak kiriku telah merekam semuanya menjadi sebuah kebiasaan rutinitas yang harus aku jalani. Memakai seragam ketempat kerja dengan hati yang ceria. Sesampai disekolah aku termasuk yang terfavorit, karena aku memang masih muda dan enerjik.
"Pagi, buk" sapa salah satu anak didikku
"Pagi" balasku dengan senyuman termanisku.
Hari ini apa yang istimewa, tidak ada. Ternyata aku salah ketika aku membuka media sosialku, aku melihat ada sosok yang sangat aku terkagum-kagum melihatnya. Bagaimana tidak, karena dia sudah membuat heboh satu media masa elektronik dengan kemunculannya di ruang publik dengan kostum kamen ridernya. Dan aku mencari tau siapa lelaki aneh itu. Dan akhirnya aku menemukannya dengan cepat. Aku membaca setiap timelinenya, dan aku terharu sampai mau meneteskan airmatanya. Aku suka dengan gayanya, dan itu tipe aku banget. Sepanjang kerja aku hanya memikirkannya. Membaca semua sttaus dan melihat gambarnya, dan aku terpana. Lalu aku menyapa melalui inbox facebooknya.
"Bagus banget kostumnya" modus aku biar bisa ngobrol sama dia.
Tak ada balasan cepat darinya. Karena aku tahu dia sedang sibuk menyetir pesawatnya.
Dan malam ini aku tak dapat tidur menunggu balasanya. Setiap menit aku melihat inboxku, bertanya dalam hati apakah dia sudah membalas inboxku. Ternyata dia juga belum membalasnya. Sekali lagi aku mengirim pesan ke facebooknya.
"Kok aku mau add kamu gak bisa ya"
Sedikit kecewa sih sebenarnya, karena dia tidak membalas, namun aku tetap menepisnya dengan cara berpikir dia lagi sibuk dengan burung besinya itu. Sampai aku terlelap dalam tidurku yang panjang, dan aku tersentak ditengah malam, karena perutku kosong. Aku lapar dan mencari makanan dilemari es. Ada donat cokelat dan segelas susu putih. Aku menyantapnya untuk mengganjal perutku, dan melanjutkan tulisan-tulisanku yang belum juga kelar. Padahal waktu deadlinenya sudah didepan mata. Aku harus mencari inspirasi menulis, untuk melanjutkan tulisanku itu. Otakku sedikit buntu, kembali lagi membuka laman facebookku, dan masih mengharap balasan dari yang mempunyai hobi aneh itu. Mataku terbelalak melihat balasannya. Dia membalas inboxku.
"Maaf baru balas, aku baru aja landing. Makasi atas pujiannya. Aku memanga sengaja tidak membuka pertemanan untuk orang yang aku tidak kenal"
Namun jawabannya membuat aku kembali memanyunkan bibirku. Aku tau hal itu juga, aku juga tahu pasti dia akan menjawab seperti itu. Tapi, itulah bukan aku menyerah untuk mendapatkan sebuah akun facebooknya untuk menjadi temanku. Lalu aku balas.
"Kok gitu sih, aku itu suka banget gayamu dan aku mulai mengidolakanmu. Kalau facebooknya ga bisa berteman, mungkin kamu punya fans page buat aku ikut gabung" aku tak menunggu balasan cepat darinya, tapi kenyataan itu berbeda.
"Aku bukan artis jadi ga pernah buat fanspage" balasnya cepat
Hatiku berdegup kencang ketika dia membalas pesanku dengan cepat.
"Hehehe...kok belum tidur?"
"Lagi nonton anime yang belum sempat aku tonton. Jadi ini malam mau aku tonton semuanya, karena bulan depan jadwal penerbanganku padat sekali"
"Hehehe.....masih sempat-sempatnya buat nonton"
"Ya"
"Selamat nonton"
Karena aku tahu pasti jawaban yang singkat merupakan cara untuk menyudahi sebuah obrolan dengan cara yang sopan. Dan itu hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membaca dibalik sebuah kata.
Seminggu berlalu dari hari yang beruntung itu. Dia sama sekali tidak muncul kepermukaan. Dan aku tetap berpikir dia sedang sibuk dengan kerjaannya yang mengendarai burung besi itu. Namun, aku tidak mudah menyerah begitu saja. Setiap hari aku mengirim inbox ke facebooknya.
" Zutto matteita no
Ienakatta kedo
Tarinai hibi wo sotto uzumeru you ni waratteta" ya sebuah kalimat berbahasa jepang. Yang aku tahu dia jelas tahu artinya. Namun tak ada balasan.
"Pesanku seperti yang kemarin, aku ingin berteman denganmu"
Tak ada balasan.
"Sukii ne yo" dan itu adalah inbox yang paling memalukan, sebegitunya aku mengidolakannya.
"-_-" dan sekali lagi tak ada balasan. Sebenarnya sudah mulai lelah sih menunggu balasannya. Sampai selama seminggu aku tidak dapat inspirasi buat nulis. Deadlineku pada sebuah majalah sengaja aku undur sampai suasana hatiku benar-benar normal kembali. Namun tidak semudah itu. Aku mencoba mencari inspirasi baru membuat tulisanku, mencoba mencari suasana baru ditempat yang baru. Aku pergi travel ke sebuah puncak di pulau. Aku meliburkan sendiri pekerjaan utamaku, karena memang pekerjaan utama sudah diakhir semester, dimana masa-masa belajar dikurangi. Bersusah payah aku meminta izin dengan atasanku, dan akhirnya diberi izin selama seminggu.
Aku membooking tiket dua hari sebelum keberangkatanku. Dan jelas sudah demi sebuah pertemuan aku rela membeli tiket dimaskapai yang dia terbangkan. Aku mencari informasi tentang maskapinya, namun disitu tidak tertulis siapa pilotnya. Dalam hatiku, 'tak apalah, kalau memang sudah dipertemukan itulah sebuah takdir dari kebetulan'.
Sehari sebelum keberangkatan, aku mencoba membuka blogku dan memulai menulis sebuah novel. Kerjaan yang sudah lama tidak aku kerjaan, karena selama ini aku mengerjakan puisi-puisi ataupun cerpen serta cerbung disuatu majalah lokal. Lalu aku membuka kembali facebook dan mencoba membaca isi dari timelinenya, ternyata dia membuat status baru.
"Besok terbang ke pulau, sekalian liburan akh. Pukul 10.00wib uda mulai terbang dengan burung besiku bernomor JY 450"
Mataku terbelalak melihat waktu, tujuan dan nomor penerbangannya, itu sama persis dengan yang tertera di tiketku.
Lalu aku menginboxnya,
"I hope see you on the jetplane" kesekian kalinya aku tidak direspon olehnya. Sampai aku berpikir, mungkin aku ini cewe yang terlalu agresif atau entah apalah yang dipikirkannya.
Dan hari dimana aku berangkat untuk liburan ke puncak sebuah pulau. Merefresh ulang imajinasiku dan mulai menulis novel selama seminggu dan mengirimnya kepernebit. Dan aku berharap novelku kali ini laris seperti novelku yang pertama.
Ketika aku menginjakkan kaki kedalam peswat itu, aku mendapatkan getaran hebat, sambil berharap memang bertemu dengannya. Karena aku sudah dibut gila oleh status-status difacebooknya. Mataku tak berhenti melihat sekeliling pesawat itu. Aku masuk dari pintu depan dan disambut beberapa pramugari cantik yang menyapa lewat senyuman.
"Pagi, buk" sapanya dengan senyuman manis.
"Pagi juga" jawabku ceria. Ingin bertanya kepada pramugari-pramugari itu, apakah benar pilot hari ini adalah dia. Tapi kuurungkan karena itu bisa mempermalukan diriku sendiri ditengah penumpang yang lain.
Seperti biasa, sebelum pesawat lepas landas ada perkenalan nama pilot dan co pilotnya. Aku dengan hikmat mendengarkan namanya. Dan parahnya aku hanya tahu nama akun facebooknya bukan nama aslinya. Dan aku terlihat seperti orang bodoh, menyadari diriku terlalu bodoh sampai aku lupa menanyakan nama aslinya. Aku menundukkan kepalaku dan mendapatkan sebuah kekecewaan besar. Betapa bodohnya aku ini, hal sekecil itu aku lupa menanyakannya. Selama perjalanan 1 jam 45 menit didalam burung besi itu, aku terdiam menatap jendela pesawat yang oval itu. Menerawang jauh kebumi dan merasakan ini menjadi kebodohan terbesarku. Sebuah takdir hampir dieprtemukan namun tidak semudah itu ternyata.
"Baka, baka, baka" kata itu saja yang aku ucapkan sepanjang jalan.
Aku mendengar seperti suara ribut-ribut dalam kabin depan. Ternyata ada seorang kamen rider sedang berjalan kearah kabin ekonomi bersama 2 pramugari cantik. Mataku terbelalak, dan kembali jantungku berdegup kencang melihatnya. Dia datang, dia ada dipesawat yang aku naiki ini. Itu dia, aku benar-benar bertemu dengannya, walaupun hanya dibalik kostum kamen ridernya. Banyak anak-anak yang menyerbunya, untuk sekedar bersalaman dan berpelukan. Aku tahu dibalik topeng rider blacknya itu dia sedang tersenyum. Dan dia mulai mendekati barisan kursiku dan berlalu terus kebalakang dan kembali lagi ke kabin depan. Mulutku masih melongo tak percaya, walaupun dia tidak tahu aku sedang memandang seperti orang bodoh. Dan aku tidak perduli pendapat penumpang yang ada disebelahku tentang keadaanku yang seperti orang bodoh.
Pesawatku landing tepat pukul11.00 wib karena pesawatnya lama berputar diatas menunggu waktu yang pas untuk mendarat. Dan sekali lagi aku melirik kearah kabin depan, dan cuma hanya mendapat senyuman daru pramugari-pramugari cantik itu.
Menuruni anak tangga portable itu aku masih juga melirik keatas, dan berpikir pilot-pilot itu akan keluar dari tempat peraduannya. Sembari menunggu barang dari bagasi pesawat aku duduk diatas troli yang sudah aku ambil dari sebelah kanan tempat pengambilan barang. Membuka gadgetku dan membuat status baru.
"Akhirnya sampe juga, semoga liburannya menyenangkan!"
Dan tidak lupa juga aku membuka profilnya, dan tidak ada pembaharuan sama sekali. Cuma aku lihat komentar dari status sebelumnya cukup banyak. Yang aku tahu dia pasti sangat bersahabat kepada siapa saja yang dikenalnya. Dan aku juga suka orang seperti itu, tidak perduli siapa saja yang penting teman. Iseng aku menulis inbox ke facebooknya.
"Indah ya, pemandangan puncak di pulau. Apa lagi saat sunset. See you soon"
Tak mungkin aku terus menunggu balasan darinya, itu jelas tidak dibalasnya dengan cepat. Barang dari bagasi pesawat sudah turun dan aku bersiap-siap mencari hotel sederhana untuk aku menginap selama seminggu. Aku memang sengaja pergi sendiri, karena kalau pergi bersama teman, maka acara menulis novelku gagal. Kulupakan pekerjaanku sebagai tenaga pendidik, dan aku berubah profesi menjadi seorang penulis.
Aku mendapatkan hotelnya, viewnya bagus. Terletak diatas bukit dan yang langsung mengarah ke laut. Ini lah namanya surganya dunia. Air laut yang biru dan hijau. Angin yang belum tercemar, kapal-kapal nelayan yang sedang mencari ikan seperti kapal mainan saja. Bebatuan besar tersebar di bibir pantai. Aku sangat menyukai pulau ini, ada puncak dan lautnya. Disana kita bisa menyelam melihat pemandangan alam bawah laut yang indah. Tapi tujuanku bukan itu, tujuanku untuk menulis. Aku istirahatkan dulu tubuhku yang lumayan letih ini.

Selasa, 10 Desember 2013

About Relationship with a guy

Entah sampai kapan aku mencoba untuk memahami dan memerankan sebuah kejombloan abadi kali ya....bukan hanya sekedar bahwa pacaran itu sangat menyiksa hati dan urusan perasaan, tapi didalam keyakinan yang ku anut bahwa pacaran itu lebih banyak ruginya daripada untungnya untuk kaum hawa yang lemah seperti aku ini....
Maaf sekali lagi maaf, aku normal....aku pernah suka sama cowo kale, dan aku lebih mengidolakan cowo daripada cewe hahahahah LOL...
Kan ga perlu aku sebutin satu-satu sebagai tanda bukti bahwa aku ini normal,,,,,okelah sebagai tanda aku ini normal ada ketika aku melihat Taka *vokalis one ok rock nyanyi dipanggung membuat seluruh "organ" sensitipku cenat cenut seperti ada yang nyetrum....hahahaha...
Kedua, saking normalnya aku ketika aku melihat cowo yang sedikit "tidak normal" dengan pemikirannya, aku dan hatiku berdegup lebih kencang....itu kenyataan yang ada.....
Naaah....kembali dengan hubungan pacaran.....
Aku memang sempat dekat dengan beberapa cowo didunia maya maupun real, asli aku dekat hanya ingin mengenal karakter cowo bukan menjalin hubungan yang sperti orang lain inginkan...
Sebuah perhatian, sebuah sebutan sayang, sebuah pengorbanan, sebuah kata berbagi...hohohoho.....
Itu belum cukup untuk membuktikan bahwa itu sebuah CINTA.....
Maka dari itu aku tetap untuk menjomblo, sebelum aku menemukan orang yang benar-benar bisa menerima ketidaknormalanaku ini...
Kembali kemasalah hubungan pacaran....
Akh....tak ambil pusing bagiku dibilang kurang gaul, kurang peka, kurang peduli.....tapi itu kenyataan yang sangat realistis bagiku. Ngapaun jiyga mengaku pacaran kalau hanya berbagi perhatian, menanyakan seseuatu yang jelas kita sendiri uda tau jawabannya. Toh.....setiap hari juga dikerjakan.....hahhaha
Paham jombloisme ini, adalah salah satu trik untuk hidup menjadi diri sendiri. Bagaimana tidak....orang yang sedang pacaran itu menyulap dirinya menjadi orangnlain biar bisa diterima oleh pasangannya. Hidup lebih nyaman. Tidak sibuk mengurusi yang belum menjadi wajibnya buat diurusi, dan yang pasti tetap menjaga keorisinilan spare part yang ada.....hahhahahaha
Sekali lahi pacaran menurutku adalah nothing......
Karena itu hanya membuat pusing....
Belum lagi amarah yang kepancing..
Gara-gara ga ngasi inpo penting...
Bukankah ini memancing.....
Hal-hal yang something....
Yang tidak diinginkan oleh hati.....
Hahahahha
Karena aku berjanji pada Tuhanku, bahwa aku tidak akan membuatnya murka kepadaku. Karena aku berjanji pada ayahku, bahwa aku tak ingin menjadi anak durhaka baginya....

Ghe with someone in love
11 12 13

Sabtu, 07 Desember 2013

D'girlz story

Dulu ada seorang gadis yang sepanjang harinya dipenuhi dengan ketidakpatutan. Gadis itu dianggap tidak pernah ada, selalu menjadi yang terakhir. Ketika ada pemilihan dance disekolah gadis itu selalu menjadi cadangan saja, ketika pemilihan osis gadis itu tidak pernah ikutserta. Biasa saja tidak ada yang menarik dari gadis itu. Namun, gadis itu bertekad kepada dirinya sendiri. Setelah masa ini, mereka yang menganggapnya sebelah mata, yang menganggapnya tak pernah ada akan termenganga mulutnya. Tapim gadis itu tidak sedikitpun menunjukkan perubahan yang besar. Selalu menjadi yang terakhir.

Dulu ada seorang gadis yang menginginkan sebuah pernikahan. Dianjuga mempunyai cita-cita menikah dengan pujaan hatinya, sampai pada suatu masa gadis itu mengalami musibah. Gadis itu sakit parah, padahal dia sangat ingin mencapai keinginannya itu. Tahun dimana seharusnya dia bersanding dengan pujaan hatinya. Tahun itu juga dia pergi meninggalkan pujaan hatinya untuk selamanya.

Dulu ada seorang gadis yang selalu menolak setiap lelaki yang dikenalkan kepadanya. Dia tidak lah cantik, tapi sudah berumur dan sudah waktunya untuk menikah. Karena dia menginginkan lelaki yang sesuai dengannya dia pun menolak semua perjodohan yang dilakukan oleh kelaurganya. Dan sampai masa dimana dia mulai menyesali sebuah penolakan itu, dia hanya bisa bersedih dikesendiriannya.

Dulu ada seorang gadis yang memiliki orang tua yang sangat matre. Orang tuanya menginginkan calon suami untuk anaknya yang sangat kaya. Tidakpun kaya setidaknya masa depan anaknya terjamin. Namun, hari demi hari calon suami yang dinginkan orang tuanya itu tidak datang juga. Dan gadis itupun merenung disetiap malamnya sampai keesokan harinya masih sendiri dalam pencarian.

Dulu ada seoramg gadis yang arogan. Cantik dan disukai banyak pria. Hingga dia menikah dengan pria yang mapan. Setelah berumah tangga dia lebih arogan lagi. Sering memarahi, membentak, menolak suaminya. Dan dipenghujung usianya dia hanya terbaring lemah tak berdaya. Anak-anaknya sudah tak perduli. Setiap malam kata maaf terucap untuk sang suami yang telah mendahuluinya.

Dulu ada seorang gadis yang sangat menyukai hartanya. Sepeser 100 perakpun ditagihnya jika kita meminjam uang padanya. Tidak sedikit hartnya, melimpah. Emas berupa gelang dan cincin serta kalung disimpan tapi dilemarinya. Namun, dipenghujung senjanya dia sakit parah koma selama 2 minggu tak sadarkan diri. Selama koma dia hanya mengingat semua hartanya. Sampai ajal menjemput sepeser hartanya tak dibawa olehnya.

Dulu ada seorang gadis yang tangguh, kuat dan pintar. Banyak laki-laki yang ingin menikah dengannya. Seorang dokter sempat melamarnya. Namun dia menolak, karena seorang lelaki yang menurutnya lebih sayang keluarganya dibandingkan dokter itu. Lalu diapun menikahi lelaki pilihannya itu. Mereka hidup bahagia memiliki anak. Dan ketika lelaki pilihannya itu mengkhianatinya, gadis itu sangat tersakiti. Gadis itu mulai tak tentu arah hingga sakit menimpanya. Dan gadis itu berlalu meninggalkan sebuah nama dibatu nisan.

Dulu ada seorang gadis yang sedang sakit parah. Seorang lelaki merwatnya dengan hikmat. Setiap hari lelaki itu menjenguk dan memberikan semangat padanya. Ketika gadis itu dibawa kerumah sakit lain untuk di beri pengobatan yang lebih baik. Ditengah jalan gadis yang sedang terbaring dipangkuan lelaki itu menghembuskan nafas terakhirnya.

Dan sekarang ada seorang gadis yang biasa-biasa saja. Sednag mencari orang yang biasa-biasa saja, untuk menikmati hidup yang biasa-biasa saja. Dan menjadi bagian dari kehidupan yang biasa-biasa saja. Gadis itu sedang menulis tentang gadis-gadis sebelumnya yang telah menjadi pelajaran baginya untuk tetap menjadi wanita yang biasa-biasa saja ^^


Semoga diambil hikmahnya.....

Rabu, 04 Desember 2013

The Second Time

Akh...
Ntahlaah..kali ni aku kira aku bisa mempercayainya. Tapi entah kenapa juga itu bisa terjadi padaku

Selasa, 03 Desember 2013

Aku inginkan dia

Ya...Aku telah berprasangka buruk kepadaNya....
Maafkan aku yang maha pengasih....
Aku mengira bahwa Engkau tak inginkannya untukku....
Usai malam itu aku terus berterima kasih padamu....
Tak sekedar harapan, tapi mimpiku di nyatakan....
Tuhan...
Aku cuma diantara beribu hambaMu yang tidak baik....
Maka bantulah aku untuk memperbaiki yang salah..
Terima kasih Ya Allah ^^
Bantu aku tetap pada pendirianku..
Tetap pada dia yang telah engkau tunjuk...
Berikan jalan untukku
Segera memenuhi setengah Dinn Mu.. ^^





Aishiteru Yo...^^

Senin, 02 Desember 2013

SEMU of my heart

Aku tahu kata itu sering kau ucapkan kepada siapa saja.
Aku juga tahu kalimat itu juga sering kau sampaikan kepada siapa saja.
Aku sangat mengerti hal itu.
Dan aku mencoba menerima kata dan kalimat itu.
Sebuah pengharapan yang kuanggap serius.
Ternyata pada akhirnya palsu.
Itu...
Ya itu...
Apa aku harus diam kembali seperti yang lalu.
Atau aku beritahukan yang sesungguhnya.
Ini...
Ya disini...
Tepat di jantung ini.
Apa kau tak merasa getarannya.
Setiap kali itu terucap..
Setiap kali itu tertulis...
Dan setiap kali terlontar oleh mu.
Aku dan jantungku berasa mengalami perubahan aneh.
Atau hanya akunsaja yang merasakan itu.
Jadi...
Ya jadi....
Buat apa aku harus lelah tetap menunggu.
Jika hanya satu yang merasakan.
Bukankah itu pahit rasanya.
Mungkin lebih pahit dari mengkudu.
Ini proses lingkaran rasa yang telah kualami selama hidupku.
Jadi, aku mengetahui rasa seperti ini.
Aku takkan pernah membenci.
Aku berterima kasih.
Karena kau telah memperkenalkan rasa ini padaku.
Begini....
Ya begini....
Suatu hal yang kuanggap serius.
Ternyata menghasilkan canda yang menyakitkan.
Tolong....
Jangan samakan aku dengan mereka-mereka.
Yang hanya bisa menjerumuskanku dalam kefatalan besar.
Redup redam dalam tamaran pelita.
Menghiasi renungan tiap malam ku.
Dan aku bertanya...
Salahkah aku tetap inginkan harapan itu?.












In d'rain with a full questions in my mind...
021213
To 2447

Sabtu, 23 November 2013

Canceled

Bukankah dunia ini tempat paling indah yang hanya kau nikmati sekali dalam hidupmu. Tetatpi mengapa masih saja ada orang-orang yang suka menyakiti, menghina, membuat kecewa dan membuat orang lain menangis karenanya. Bukankah itu hal yang bodph pernah kau lakukan. Sepertinya dunia ini hanya tempat untuk menuangkan segala emosi. Kenapa kau tak bisa bergabung kepada kami yang cinta damai. ^^
Beribu doa, daripada harua membuat orang lain kecewa

Senin, 18 November 2013

The last song

Bersihkan pikiranku terhadap kepergiannya.
Tak nyata lagi bagiku...
Bahkan aku tak berpikir itu menjadi yang terakhir
Seruput harapan dalam fana
Yang kutahu itu tidaknmungkin
Menemuinya hanya dalam fantasiku
Apa dia tau kalau aku sendiri sekarang
Bukankah lagu itu terdengar indah
Dan sebagai penanda kita berpisah
Walau ragu ku rasa
Tapi dia lebih memilih yang mencintanya

Padahal disini aku juga mencintainya
Jauh bersama angin dia terbang
Lagu ini menjadi pengingat dimalam yang sepi itu
Ketika itu dia tak ingin pergi
Dan aku mencoba memandangnya
Menyembunyikan segala rasa
Aku menangis dalam hati
Apa sekarang dia tahu betapa aku menyanyaginya

Lagu ini menjadi yang terakhir
Ketika jemariku menggenggam pergelangan tangannya
Dingin dan terasa kelu
Seperti suasana malam itu
Terakhir aku menatap tubuhnya
Dan aku menangis

Dan lagu itu terdengar lagi
Airmataku menetes segera dalam balutan rinduku
Ingin sekali aku mengatakan
Jangan pergi
Itu terlambat
Dia pergi meninggalkanku
Not with me kata bondan prakoso
Ya...not with you
Lonely...
Ketika ku terbangun
Kuharap ini semua cuma virtualisasi dari mimpi burukku













To : my sist....^^ miss yu so much, sist

Rabu, 06 November 2013

Tujuan standar penilaian
1. Menjamin perencanaan penilaian
2. Menjamin pelaksanaan penilaian
3. Menjamin laporan penilaian

Obejektip :
Akuntabel :  bisa diperraggung jawabkan
Infromatif

Standar penilaian pendidikan
Kriteria mengenai mekanisme
Prosedur dan instrumen penilaian hasul belajar peserta didik
Proses pengumpulan dan pengilagan informasi utk mengukur pencapaian

Cakupan standar penilaian
Penilaianotentik
Penilaian diri
Penilaian berbasis portofolio


Minggu, 19 Mei 2013

AKB48 river

AKB~!
48!

Mae e susume! (Got it!)
Tachidomaru na! (Got it!)
Mezasu wa hi ga noboru basho
Kibou no michi wo aruke!

Yukute habamu river! River! River!
Yokotawaru river!
Unmei no river! River! River!
Tamesareru river!

Mayoi wa suterun da!
Konjou wo misero yo!
Tamerau na!
Ima sugu
Ippo fumidase yo! Believe yourself!

Mae e mae e!
Massugu susume!
Kawa wo watare!! Ho! Ho! Ho! Ho!

Itsu datte yume wa
Tooku ni mieru
Todokanai kurai kyori kanjiru
Ashimoto no ishi wo
Hitotsu hirotte
Gamushara ni natte
Nagete miro!

Kimi no me no mae ni
Kawa ga nagareru
Hiroku ookina kawa da
Kuraku fukakute mo
Nagare hayakute mo
Obienakute ii
Hanarete ite mo
Souda mukougishi wa aru
Motto jibun wo shinjiro yo

Yami no naka wo
Hitasura oyoge!
Furikaeru na! Ho! Ho! Ho! Ho!

Te nobaseba soko ni
Mirai wa aru yo
Todokanai mono to akiramenaide!
Houri nageta ishi wa
Yume wo kanaete
Ochiru oto nanka kikoenai

Kimi no kokoro ni mo
Kawa ga nagareru
Tsurai shiren no kawa da
Umaku ikanakute mo
Toki ni oborete mo
Kurikaeseba ii
Akirameru na yo
Soko ni kishi wa arun da
Itsuka tadori tsukeru darou

Get over it!
River!

Ah-ah-ah-ah-
Jibun ni iiwake surun ja nee!
Ah-ah-ah-ah-
Yatte mi nakerya wakannee!
Ah-ah-ah-ah-
Massugu susumu shika nee!

Zutto zutto zutto
Aruki tsuzukero
Kimeta michi wo!

Kimi no me no mae ni
Kawa ga nagareru
Hiroku ookina kawa da
Kuraku fukakute mo
Nagare hayakute mo
Obienakute ii
Hanarete ite mo
Souda mukougishi wa aru
Motto jibun wo shinjiro yo

Kimi no kokoro ni mo
Kawa ga nagareru
Ase to namida no kawa da!
Shippai shite shimatte mo
Nagasarete shimatte mo
Yarinaoseba ii
Yowane haku na yo
Yume ni shigamitsukun da
Negai kanau hi ga kuru made

Kawa wo watare!
You can do it!

Senin, 13 Mei 2013

Que sera sera

When I was just a little girl
I asked my mother, what will I be
Will I be pretty, will I be rich
Here's what she said to me.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

When I was young, I fell in love
I asked my sweetheart what lies ahead
Will we have rainbows, day after day
Here's what my sweetheart said.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

Now I have children of my own
They ask their mother, what will I be
Will I be handsome, will I be rich
I tell them tenderly.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

Selasa, 07 Mei 2013

Mencari Mas Bro

Hoi...mas bro...
Kemana lah aku mencari jejakmu yang belum ku temui
Padahal aku uda berusaha pinjem petanya dora
Tapi kok belum ketemu juga...
Mas bro....
Jangan terlalu lama bersembunyi
Entar jadi batu loh kalau bersemdi di goa mulu
Keluar donk mas bro...
Aku disini mencari-mancari...
Apa aku harus melaporkan kepada polisi....
Ke presiden ajalaaah ngelapornya..
Mas bro....
Hati-hati loh...
Bukannya nakutin mas bro...
Tapi kalau aku jatuh ke mas bro yang salah...
Kamu loh yang aku salahin, suruh siapa lama banget bersembunyi...
Mas bro....
Kali ini aku akan pakai GPS untuk mencarimu....
GPS "God Please Save" mas bro...
Bahkan pake google map....




Ngawur dalam penantian di buat lawak-lawak ajalah....daripada bersedih galau ga jelas....

Senin, 29 April 2013

Menunggu Mas Bro....!!!

Hm...tersentak dalam lamunan panjang...
Sebuah kata yg ingin ku utarakan....
Mas Bro...
Ya Mas Bro....
Yang akupun tak tau keberadaannya
Bahkan namanya...
Apalagi wujudnya....
Woe Mas Bro....
Ya, mas bro yang disono,...
Pura2 gak liat lagi...
Pura2 cuek lagi...
Ayo buruan kesini...
Terlalu lama mas bro....
Tapi bagaimanapun tak mudah kesini ya, mas bro.
Sudahlah kita jalani dulu ini ya....
Mas Bro yang belum aku ketahui wujudnya...
Segerlah menampakkan dirinya....
Whaaaat.....!!!!
Kesasar, kesesar di rumah orang, kesasar ke hati orang...
Gak masalah mas bro, tapi setelah itu tobat ya mas bro....
Mas Bro...Mas Bro...
Makanya pake peta pinjem gih sama Dora...
Mas Bro....
Siapapun kamu...
Apapun kamu...
Akan kutitipkan doa yang baik untukmu...
Semoga kita dipertemukan segera eah, Mas Bro...
Wait,,,
Mas Bro, emangnye ude siap ya ketemu sama aku...
Yuk....
Nyari ilmu dulu kita mas bro....
Biar ga tersesat....
Untuk Mas Bro yang namanya udah terukir sebelum aku lahir...
Yang wajahnya uda digambar sebelum aku oek..oek...
Saia tunggu kedatangannnya....
Mas bro..
Semoga aje baca ni tulisan eah...



*hahahahaha...ternyata setelah dibaca ulang lucu juga ne coretan gokil ane....iyelah penantian yang ga lebay ne...bukan hanya rayuan yang lebay, tapi menanti dgn cara yg gokil daah....buat para penantin mas bro kudu dibaca ne....buat ketawe2 aje....ntar juga ade sambungan mas bro berikutnya....

Jumat, 26 April 2013

Ojo ngece by hip hop foundation

ojo ngece karo wong ora duwe
raja brana yen mati ora digawa
bebasan urip mung mampir ngombe
ngono kuwi jare bini sepuh kae

ojo ngece karo wong ora duwe
raja brana yen mati ora digawa
bebasan urip mung mampir ngombe
ngono kuwi jare bini sepuh kae

numpak sepur asepe metu ndhuwur
tiwas ajur mumur yen urip ora diatur
nek numpak motor asepe metu ngisor
urip ning alam ndoya kudu sugih andhap asor

nek numpak becak asepe metu telak
ojo ngguyu ngakak nek urip lagi kepenak
nek numpak andhong asepe metu bokong
ojo plenggang plenggong mengko mundhak kaya grandhong

dadi wong ojo rumangsa bisa
nanging uwong sing bisa rumangsa
wong sing becik simpena kebecikane
ngono kuwi jarene simbahku dhewe

rujak nanas pantes diwadhahi gelas
tiwas adhem panas sing digagas ora waras
nek rujak dondong pantes diwadhahi lodhong
ojo plenggang plenggong mengko mundhak kaya grandhong

nek rujak mayit lalapane rumah sakit
bingung golek duit ngurusi barang kejepit
nek rujak mayit lalapane rumah sakit
bingung golek duit ngurusi barang kejepit

Dadi'o wong sing becik
ojo do sirik opo-opo marai mangkel
mengko malah kowe dadi nggrundel
Tiwas ngalah malah padha ngeyel
mulane kowe manut'o wong tuwo
ojo pisan-pisan kowe neko-neko
Jaman sak iki sithik-sithik metu ragat
urip'e ora tentrem malah kowe dadi njubleg

Mulakna mulakna ra sah dha ngeyel
wong tuwo ngandhani angel
Bola bali bola bali kowe nglarani ati
wong tuamu dadi lara ati
Ngalor ngidul ngalor wetan
aku wis kenthir ora iso mikir
kiwo, kiwo kluwer kluwer

nek rujak mayit lalapane rumah sakit
bingung golek duit ngurusi barang kejepit
nek rujak mayit lalapane rumah sakit
bingung golek duit ngurusi barang kejepit


"Akhir na dapat juga lirik lagu na.....hehehehe"

Sabtu, 20 April 2013

Asa dalam diam

Pernah kau tahu
Dalam diam ku selama ini
Dan kau yang telah mengisi mimpi-mimpiku
Selama ini aku memendamnya sendiri
Tak ada yang tahu selain Tuhanku

Walaupun sudah berganti musim
Aku tetap melihat matamu
Tak ada yang mampu menggantinya
Dan akhirnya aku mencoba diam

Kita sudah dewasa sekarang
Dan aku juga masih malu untuk mengutarakannya
Kuharap ini tidak selamanya
Karena membuatku tersiksa

Diamku, hanya dalam diamku

Walaupun banyak yang mencoba mendekati
Mereka hanya datang dan pergi
Sedangkan jika kau mengajakku
Tanpa berpikir panjang lagi aku meng'iya'kannya

Diamku, hanya diamku

Lembutnya yang kurasakan rasa inu
Mampu bertahan selama 8 tahun
Yang aku kira telah berlalu
Namun aku salah, rasa itu masih ada

Karena rasa itu tak mampu kubuang
Bahkan gersangnya gurun membuatku bertahan
Rasa ini dan diam ini
Sungguh mampu membuatku bertahan

Kau adalah penghuni mimpiku
Selama 8 tahun ini...

Ningrat....^^
Nama inisial itu selalu ada setiap doaku....
Terima Kasih
Mampukah aku bertahan menunggu

Rabu, 17 April 2013

Malam ini larut part 2 season 1

"Sudah kukatakan kalau Ayu ini sangat baik sekali. Dia sangat jujur padaku, mbak. Dia memberitahuku rencana teman-temannya agar aku menikahinya. Dengan cara itulah aku akan menikahinya. Ayu menangis mbak. Aku sedih melihat hidupnya. Pamannya sangat tidak bertanggung jawab, membiarkan Ayu begitu saja. Kenapa ya mbak orang sebaik Ayu di gituin sama pamannya"
Anna menitiskan airmata dan matanya mulai sembab karena airmata. Akhirnya Anna kekamar mandi dan membasuh mukanya dari airmatanya. Sesaat dikamar mandi, Devan membaca ketikan yang ada di laptop Anna sangat serius. Setiap kata demi kata Devan membacanya dengan cermat. Dan titik-titik air mata dengan mata terbelalak Devan terkejut membaca ketikan mbaknya. Anna yang sudah selesai kekamar mandi, masuk kekamar dengan terkejut Anna melihat Devan membaca ketikannya.
"Apa yang kamu lakukan, Van. Kok lancang sekali membaca ketikan mbak"
"Mbaaak" Devan langsung menjatuhkan tubuhnya ke Anna yang kecil dan kurus itu.
"Kenapa kamu??"
"Aku tahu alasan mbak kenapa balik lagi kerumah. Kenapa mbak berbohong sama ibu. Kenapa mbak cerita ke ibu"
"Jangan sok tau kamu" bantah Anna memcoba tegar.
"Mbak nangis bukan sedih karena ceritakukan. Mbak nangis karena mbak mengalaminya sendirikan. Siapa mbak laki-laki laknat itu mbak. Pasti bapakkan?bapakkan mbak" teriak Devan.
"Kamu jangan mengada-ngada dan menebak-nebak yang ga bener"
"Mbak...aku mohon cerita. Aku uda mau cerita sama mbak. Tapi mbak ga mau cerita sama aku. Mbak jahat!".
"Apa yang kamu baca itu semua tentang mbak. Ya...bapak yang memperkosa mbak, lalu ibu menceraikan bapak dengan alasan bapak tidak memberi nafkah selama 3 bulan berturut. Tapi sebenarnya ibu sudah tau perbuatan bapak. Mbak bercerita kepada mas Denno, alhamdulillah mas Denno mau bertanggung jawab atas anak itu. Setelah lahir anak mbak mengalami kelemahan jantung, setiap hari harus kerumah sakit. Mas Denno lama-lama tidak tahan harus membiayai pengobatan anak itu. Dia dipecat dari pekerjaannya karena harus mengurus yang bukan anaknya. Mas Denno mulai pusing dan stres. Dan akhirnya mas Denno sering pulang mabuk-mabukkan. Makanya mbak sangat hapal sekali bau minuman. Sampai suatu malam, mas Denno tanpa sengaja meletakkan botol air panas di pinggir tempat tidur untuk diletakkan di atas perutnya karena sedang masuk angin. Anak mbak yang masih 6 bulan dengan ringkih merangkak ke sisi pinggir tempat tidur dan memegang botol panas dan terkejut dan akhirnya jatuh dari tempat tidur dan akhirnya meninggal" Anna mengahapus airmatanya. Lalu melanjutkan ceritnya
"Lalu mas Denno mengusir mbak pergi. Katanya dia hanya kasian terhadap mbak, karena sudah diperlakukan tidak baik oleh bapak sendiri. Dia kasian liat mbak karena sudah hamil dan takut di cemoohkan masyarakat. Dia juga bilang kalau mbak ini terlalu baik dan percaya kesemua orang"
"Mbak....mbak adalah orang paling kuat yang pernah devan tahu. Mbak itu adalah wanita terhebat setelah ibu. Devan bangga punya mbak seperti mbak Anna ini" senyum Devan sumringah.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan terhadap Ayu"
"Dari cerita mbak, aku akan coba renungkan. Apakah aku benar-benar siap menerima Ayu dengan kekurangannya itu. Apakah aku benar-benar menyayanginya bukan karena kasihan akan keadaanya. Karena aku tidak mau mengulang kejadian yang sama mbak"
"Jadilah lekaki dewasa eah, Van. Segala sesuatunya itu memang harus dipikirkan dahulu sebelum bertindak"
"Mbak..makasi"
Adzam subuh berkumandang, ternyata malam ini larut dalam kesenduan bermakna.
"Subuh, yuk"
"Aku mandi dulu mbak..."
"Ya..mbak"
"Lain kali kalau ada masalah mbak cerita ke aku eah mbak...biar aku bisa lebih dewasa....hehehe"
"Beres adikku sayang"
"Hehehehe"

Malam ini larut part 1 season 1

"Berbicara soal apa yang kurasakan ada baiknya aku hanya diam dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Karena aku tidak sanggup untuk mengatakannya kepada orang lain secara langsung" ujar Anna sendiri dalam lamunannya.
Tak lama Anna bergemelut dengan khayalnya. Anna dinkejutkan oleh suara pintu terbuka. Anna melihat jam dinding dikamarnya sudah menunjukkan pukul 23.30. Hampir tengah malam, dan berasumsi bahwa Devan adik laki-lakinya baru pulang. Anna tidak mempermasalahkan adiknya Devan untuk jalan-jalan bersama teman-temannya. Tapi ini jam pulang yang sudah kelewat batas dari yang sudah dijanjikan. Anna keluar dari kamar dan melihat keadaan diluar. Devan terkulai lemas di sofa ruang tivi, dengan sepatu dan jaket masih dipakai.
"Van...bangun. Tidurnya dikamar" suruh Anna sambil menggoyang-goyangkan badan Devan pelan. Namun tak ada reaksi.
Anna mulai membuka sepatu Devan pelan-pelan dan hati-hati agar tidak membangunkam Devan. Sepatu kanan berhasil dibuka beserta kaus kakinya. Dan ketika sebelah kiri dibuka, tersentak tubuh Devan mendadak bergetar pelan dan terbangun.
"Mbak.ngapain?" Tanya Devan masih dengan suara mengantuk.
"Mbak buka sepatu kamu, Van. Biar kamu nyaman tidurnya"
"Mbak...maaf aku telat pulangnya" kata Devan membuka jaketnya.
"Kamu mabuk lagi, ya?" Tanya Anna yang membuat raut wajah Devan berubah menjadi agak marah.
"Mbak...jangan sok tau. Mbak itu tau apa? Mbak aja gak pernah minum-minum. Gimana mbak tau kalau aku sedang mabuk"
"Matamu merah banget Dev" jelas Anna menunduk sedu
"Akh...mbak ini. Jangan mengada-ngada. Mataku kena debu tadi sewaktu naik motor"
Anna terdiam sejenak. Dan berpikir bahwa Devan memang sedang mabuk, sama halnya seperti mantan suaminya yang suka mabuk setiap hari. Bahkan aroma minuman itu jelas-jelas sangat di ingat Anna setiap malam bahkan pagi. Rasanya ingin sekali Anna memberitahu Devan kalau Anna sangat hapal benar bau dari aroma minuman itu. Anna masih terdiam dalam perkataannya, dan memang dia harus diam. Daripada adiknya tau betapa tragisnya kehidupan mbaknya yang dianggap sempurna dan sangat pendiam itu.
"Aku kekamar mandi dulu mbak" kata Devan membangunkan Anna dari diamnya.
"Mbak buatin susu hangat ya, Van"
"Ga usah repot-repot mbak, aku mau langsung tidur"
"Biar besok pagi kepalamu gak pusing"
"Hm....aku tidak pusing mbak" Devan berlalu kekamar mandi untuk membersihkam diri dan mencuci badanya dari bau alkohol yang jika ibunya terbangun dan mencium aroma alkohol maka akan terjadi peramg dunia ke lima. Dikamar mandi Devan merasa mual dan mulai muntah-muntah karena daya tahan tubuhnya mulai beraksi atas apa yang diminumnya. Anna yang tak sengaja mendengar suara Devan yang sedang muntah kangsung kedapur dan membuatkan susu hangat untuk Devan. Sambil membuat catatan kecil Anna menuliskam 'minumlah susunya, biar tidurmu nyenyak'. Anna meletakkan susunya dimeja dekat kamar tidur Devan. Anna masuk kedalam kamarnya. Dan kembali membuka laptop dan mulai menulis apa yang dia rasakan kedalam blognya.
Tok..tok....pintu kamar Anna berbunyi.
"Siapa?" Tanya Anna dari dalam kamar.
"Devan, mbak" jawab dari seberang pintu kamarnya.
Anna membuka pintu kamarnya, sambik melihat jam sudah lewat tengah malam.
"Mbak...aku mau curhat. Mbak bisakan diajak curhat. Karena aku lihat mbak selalu diam dan aku rasa mbak bisa menyimpan rahasiaku"
"Apa itu, Van?" Tanya Anna lembut yang duduk dikursi depan laptopnya.
"Aku punya pacar, mbak. Namanya Ayu, seperti namanya dia memang benar-benar Ayu. Tapi aku menyukainya karena dia sangat baik terhadapku. Aku udah pacaran selama 6 bulan ini mbak. Hubungan kami sangat baik-baik aja mbak. Tidak ada keributan, karena kami sama-sama mengalah. Komunikasi kami juga lancar. Tapi seminggu yang lalu Ayu bercerita kepadaku tentang hal yang membuat aku berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan kami. Ayu bercerita bahwa dia sedang hamil. Aku kaget luar biasa, mbak. Ciuman saja gak pernah apalagi melakukan hal yang menjijikkam seperti itu. Aku sangat menghargai wanita mbak. Karena aku berpikir kalau mbak digituim sama laki-laki gimana perasaan mbak"
Tiba-tiba Anna mengeluarkan airmatanya. Anna menangis dala, diam menjadi pendengar yang baik.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan kalau mbak mu ini mengalami hal seperti itu?"
"Akan aku bunuh tu cowo' mbak" kata Devan berapi-api.
"Hm...." Anna melebarkan senyumnya melihat adiknya. "Lanjutkan ceritanya, Van" sambung Anna.
"Akhirnya Ayu jujur sama aku, mbak. Kalau dia sudah diperkosa oleh pamannya dan hamil. Ayu meminta aku untuk bertanggung jawab. Dia tidak tega membunuh janin dalam rahimnya. Karena dia berpikir mau sebanyak apalagi dosa yang diperbuatnya" Devan diam sejenak menahan airmata dan langsung melanjutkan ceritanya "lalu ini malam aku sengaja dibuat mabuk oleh teman-temanku dan membawa Ayu kehotel. Lalu aku dan Ayu di tinggalkan dalam 1 kamar. Aku bingung sekali apa yang harus aku lakukakan"
Continue.....

Senin, 25 Februari 2013

Aku Diam ( Deria ) IV


Yang kuharapkan pada saat itu, Haris menyatakan perasaanya kepadaku. Ternyata aku salah, dia sama sekali tidak merasakan apa yang aku rasakan saat itu. Dia tidak mampu membaca pikiran itu saat itu. Padahal hal itu yang aku harapkan dari seorang Haris disaat momen terindah itu.
Musim berlalu, dan akupun sekarang sudah duduk diakhir sekolah menengah atas. Hari-hari menjelang ujian sangat berat bagiku. Harus les tambahan, belum lagi membereskan rumah, belum lagi mengurus adik kembarku dan membantu ibu didapur. Semua itu harus aku bagi waktu semuanya. Dan targetku adalah harus menjadi nomor satu di ujian nasional. Aku berusaha keras untuk meyempatkan mengerjakan soal-soal. Penuh dengan kosentrasi dan disaat itu pula terdengar suara tangisan dari kamar sebelahku. Ria sedang menangis tersedu-sedu. Aku tak ingin kosentrasiku buyar gara-gara tangisan Ria.
"Ria...bisa diam ga sih! Seruku dari kamar sebelah yang memang terdengar oleh Ria.
"Ga usah ikut campur, bukannya menenangkanku malah buat keributan aja, kakak macam apa kau" marah-marah Ria dari dalam kamar. Sontak aku kaget mendengarnya, apa aku ini pernah dianggapnya kakak, dan sampai saat ini saja aku tak dianggapnua sebagai seorang kakak. Aku memberanikan diri untuk masuk kekamarnya.
"Eh...sebulan lagi aku ujian nasional. Bisa tenang ga sih" kataku ketus.
"Kan uda kubilang ga usah ikut campur. Kau ga pernah merasakannya sih. Gimana mau merasakan pacar aja ga punya" cibirnya.
"Diputusin pacar kau kan" kataku marah.
"Aku yang mutusinnya, selingkuh dia dibelakangku"
"Makanya ga perlu pacaran kalau akhirnya kaya' gini. Sungguh tersia-siakan tu airmata" kataku membanting pintu kamarnya. Aku benar-benar emosi, ketika ingin ketenangan malah keributan ga jelas aku dapatkan. Beginilah hidupku penuh dengan ketidak tenangan.
Pagi yang menurutku indah, dan sangat sejuk sekali. Dan sudah seminggu ini Haris tidak menungguku di parkiran. Ada apa dengan Haris. Akh, ga perlu aku pikirkan itu semua. Yang aku fokuskan sekarang adalah nomor satu ujian nasional. Sesampai dikelas aku bertemu Tata, senyum-senyum manis. Sepertinya dia sedang senang sekali. Dan aku tidak perduli dengan kesenangannya itu, tapi entah mengapa perasaan senangnya itu membuat aku menjadi merasa tak enak. Apakah desas desus itu benar, kalau Tata jadian dengan Haris. Tapi, kenapa Haris ga da memberitahukanku?. Tanda tanya besar.
"Der...aku uda jadian loh" kata Tata yang memang tidak bisa menyembunyikan apapun.
"Dengan siapa?" Tanyaku yang semakin membuat dadaku sakit.
"Haris" jawabnya ringan.
Haris, nama itu begitu indah sebelumnya, tetapi ketika nama itu disebutkan oleh Tata, rasanya langsung membusuk sudah.
"Selamat ya" jawabku mencoba tenang tanpa mengeluarkan airmata.
"Kamu, ga suka kan sama Haris, Der?" Tanyanya agak sedikit bersalah.
"Ga" jawabku yang membohongi diriku sendiri. Betapa pengecutnya aku ini. Disini bukan Haris yang salah, tapi aku yang pengecut, yang tidak berani mengakui kepada Tata bahwa aku lebih mengetahui Haris, bahkan aku lebih paham Haris. Aku salah selama ini, aku benar-benar tidak tahu Haris. Siapa Haris itu? Siapa dia sebenarnya. Terguncang, kosentrasiku terguncang hebat. Ingin marah kepada diriku sendiri. Dan aku hanya bisa diam untuk kesekian kalinya.
Dan aku tahu bagaimana perasaan Ria dan Tata ketika selingkuhannya adalah teman akrabnya sendiri. Tapi, kali ini sakit yang kurasakan tak separah yang mereka rasakan, namun ini bagiku begitu menyakitkan. Merasa terkhianati oleh semua, terutama Haris yang kuanggap sebagai pahlawanku.
Dua minggu berlalu dari kejadian yang mengguncang hati dan pikiran serta kosentraskiku. Akhirnya aku mampu bangkit dan oragn lain tak ada yang tahu soal keterpurukan itu. Biarlah aku yang merasakan itu sendiri. Seminggu lagi ujian nasional dan targetku harus terwujud. Aku tetap pada jalur kosentrasiku untuk belajar dan mengerjakan soal-soal ujian. Dan Harispun berubah terhadapku. Dia hanya menegurku ketika bertatap langsung dan kali ini dia tidak mengantarku pulang. Aku harus membiasakan diri tanpa itu semua. 

Mungkin untuk waktu yang singkat ini aku belum terbiasa, mungkin setelah aku mendapatkan semua yang kuraih maka aku akan melupakannya segera.
Ujian akhir nasionalpun terlaksanakan, dan pengumumanpun kelulusanpun segera di bacakan.
"Yang mendapatkan peringkat 1 dari sekolah kita adalah Deria Yatama" teriak kepala sekolahku dibalik microphone yang suaranya membahana keseluruh sekolah. Usaha-usahaku untuk mengabaikan kerikil-kerikil tajam itu berhasil. Aku, aku mampu meraihnya. Usahaku untuk belajar giat berhasil. Semua usahaku bekerja dengan baik.. Aku menitiskan air mata kegembiraan yang tak terhingga. Teman-teman memberikan selamat padaku. Tata memeluk erat, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa antara kami berdua, dan itu hanya aku yang tahu. Haris juga memberi selamat padaku. Yolli juga begitu. Semuanya mengucapkan selamat padaku. Dan tugas akhirku memberikan pidato diacara kelulusan.
Sesampai dirumah, aku memberi kabar kepada ibu bahwa aku mendapatk ranking 1 di ujian nasional ditingkat sekolah.
"Syukurlah, nak. Ibu senang dengarnya" kata ibu sambil mencium pipiku.
"Selamat eah, Der. Itu baru anak ayah" kata ayahku bangga. Sejak kapan aku pernah dianggap anak ayah. Akh...sudahlah aku tak ingin momen bahagia ini terjadi keributan lagi dirumah ini.
Hari kelulusan, aku sudah menyiapkan sebuah pidato yang singkat dan berarti.
"Selamat pagi semua, yang saya hormati bapak kepala sekolah dan guru-guru serta wali murid. Dan saya sayangi teman-teman sekalian."
"Terutama Haris" sebuah suara berteriak dari arah bangku penonton. Aku tersontak kaget, apa teman-teman tidak tahu kalau Haris dan Tati sudah jadian. Fokus membaca pidato.
"Disini, saya diberikan kesempatak untuk menyampaikan beberapa ungkapan rasa terima kasih saya kepada seluruh orang-orang yang telah mensuport saya untuk mendapatkan hasil yang sangat memuaskan ini.
Saya pernah dikatakan Goblok oleh orang yang saya hormati dan saya sayangi, saya juga pernah dikatakan Dungu oleh teman yang selalu saya berikan contekan ketika mengerjakan PR, kalau saya goblok dan dungu mengapa saya bisa berdiri disini sekarang"
"Hahahaha" semua pendengar tertawa mendengarkan lawakan yang kutahu itu sebuah tamparan untuk orang-orang yang kumaksudkan.
"Dan ketika saya ingin meraih sebuah keberhasilan, ada kerikil tajam yang menusuk seluruh persendian saya, sehingga membuat saya tak mampu untuk bergerak cepat, namun hal itu mampu saya hadapi semua dengan usaha dari orang-orang yang saya sayangi, ibuku dan ibuku" mataku meleleh ketika mengingat selama aku belajar semalaman, ibu selalu membuatkan susu dan cemilan roti untukku. Dia selalu menemaniku sampai dia tertidur pulasnya dikasurku. Dan keesokan harinya dia harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.
prok..prok....prok, tepuk tangan dari wali murid dan teman-temanku menggema seluruh gedung.
"Terima kasih untuk seseorang yang awalnya sudah mendukungku memberikanku semangat namunpada akhirnya membuat luka yang dalam" dan aku melihat ke Haris, dia kelihatan tenang, dan aku tahu pasti dia sangat terpukul atas pernyataanku itu.
Intinya aku berterima kasih kepada orang-orang sudah menilaiku salah selama ini. Dan kali inipun aku hanya diam, karena aku tak ingin semua kebahagian ini berkahir begitu saja. Aku bahagia dengan hidupku. Aku Deria Yatama, adalah seorang gadis kuat dan mampu berdiri tegar walaupun sedang rapuh. Dan aku tetap menyimpan rahasia-rahasia yang orang lain tak tahu. Dan aku mengetahuinya dalam sebuah kebetulan semata.
Akhirnya selesai juga tulisan malam ini. Thanks untuk manusia yang sudah menganggap aku telah melakukan hal yang sia-sia ini hari. Kau lihat apa yang kulakukan ini sebuah kesia-siaan.
Senandung yang mengantarkan tulisan ini : *sawakaze by tanizawa tomofumi (ost kimini todoke) dan *mother by mucc (ost naruto shippuden)

Aku Diam ( Deria ) III


Aku agak ragu membicarakan keluarga pada Haris. Karena memang tak ada seorangpun yang tahu kalau aku sedang ada masalah, sebab aku lebih baik memendamnya sendiri. Entah mengapa pada hari itu Haris mengajakku makan baso di warung biasanya dia makan. Sepertinya Haris mampu membaca raut wajahku. Aku ditraktirnya makan baso, sekejap kami terdiam dalam bisingnya lalu lalang kenderaan, tapi aku merasa sepi sekali seperti sedang sendiri.
"Makan, Der. Keburu dingin ga enak loh" ajak Haris memulai pembicaraan. Dia selalu yang memulai pembicaraan dan setelah itu kamipun mulai mengobrol renyah. Mulai dari masalah politik.
"Akh...biasa tu Ris, politikus itu kan jago akting" jelasku sambil memakan baso keduaku.
"Ya...bener, tetapi seharusnya mereka kasih contoh yang baik donk. Sebagai wakil rakyat kok gitu" paparnya diplomatis yang seolah-olah sebagai pengamat politik. Aku terkagum sejenak ternyata dibalik wajah polosnya Haris ada monster besar yang siap bangkit kapan saja.
Lalu membicarakan masalah film-film terbaru dan hal-hal yang kami sama-sama menyukainya. Dan sampai akhirnya dia menjebakku dengan perkataannya.
"Manusia itu makhluk sosial, jadi bagaimanapun dia ga bisa hidup sendiri. Sepandai-pandai manusia menyimpan rahasia, tapi raut wajah tidak bisa dibohongi"
"Haah" aku tercengang heran mendengar pernyataannya yang membuat jantungku berdetak kencang. Apakah aku sedang merasakan getaran yang dinamakan cinta. Betapa aku terkagum dengan pernyataan itu, yang seolah-olah dia mampu membaca raut wajahku. Sepertinya dia mengerti apa yang sedang aku alami.
"Benerkan, Der?" Tanyanya mempertegaskan pernyataannya.
"Ya, Ris" jawabku memasang senyum manisku dibalik perihnya hatiku mengenang kejadian tadi pagi.
"Hehehe....gitu donk"
Walaupun aku tidak menceritakan masalahku, dan Haris juga tidak memaksaku untuk menceritakan masalahku padanya. Tapi, aku sudah senang, karena cuma dia yang dia tanpa sadar sudah menyenangkan hatiku. Aku benar-benar sedang jatuh hati pada Haris saat ini. Atas perhatian dan pengertiannya. Rasanya ingin kuucapkan kepadanya betapa berterima kasihnya aku padanya. Walaupn aku tidak tahu apakah dia merasakan hal yang sama denganku.

Dan akupun diantar kerumahku nerakaku itu. Aku kembali menjadi orang tersalah setelah sampai dirumah. Ternyata ada Tante Anna bersama Boni.

Tante Anna menangis terisak-isak dan aku melihat Boni tertunduk lesu. Ada apa sebenarnya yang terjadi. Aku mendekati mereka. Ada ibu juga disitu sambil mengusap-ngusap pundak tante Anna.
"Kan udah kakak kasi tau, jaga baik-baik si Boni" nasehat ibuku.
"Hiks..hiks..." Tante Anna hanya bisa menangis terisak-isak.
Boni melihat kearahku sinis, dan aku merasa sebagai orang tersalah. Ada apa ini? Kenapa Boni melihatku seperti itu? Seperti ingin membunuhku saja. Karena, aku memang tak perduli dengan masalah orang lain, akupun berlalu kekamarku, sebelum sampai dikamar kedua adik kembarku yang masih SD menarik rokku dan menyuruhku masuk kekamar mereka.
"Kak...narkoba itu apa?" Tanya Mimi
"Itu obat-obatan terlarang, haram hukumnya kalau dipake. Bisa ditangkap polisi dan masuk penjara, bisa juga dihukum mati" jelasku.
"Berarti Bang Boni masuk penjara?" Kali Mini ikut nimbrung.
"Memangnya Bang Boni pake narkoba?" Tanyaku heran melihat kedua adikku ini yang jago nguping.
"Ya...tante Anna tadi marah-marah sambil nangis. Bilangin bang Boni pake narkoba"
"Haaah" aku terkejut mendengar pemaparan Mimi.
"Ya kak" tegas Mini.
"Huss...jangan suka nguping akh. Ga baik tu. Kakak mau istirahat dulu" akupun beranjak dari kamar sikembar.
Itukah anak yang dibanggakan tante Anna, anak yang ga perbah keluyuran malam, anak yang selalu nurut kepada orang tua. Anak yang selalu baik didepan orang tuanya. Bahkan orang yang melahirkannya sendiri saja ga tau bahwa Boni begitu bejatnya di belakang orang tuanya. Dan sekali lagi aku melihat kebejatan Boni seminggu yang lalu, yang aku mengerti mengapa dia memandang sinis aku tadi.
"Eh..Bon jangan lari kamu!!!" Teriak seorang dari seberang jalan yang suara kedengaran sampe keseluruh daerah itu.
"Ampun bang!!!" Boni menunduk memohon ampun kepada pria bertato.
Aku melihat adegan sepupuku yang begitu sangar tertekuk lutut dihadapan pria bertato itu sambil menangis memohon ampun. Aku berdiam sejenak dan menantikan adegan terakhir. Boni memberika beberapa uang 50ribuan kepada pria bertato itu. Lalu Boni dicampakkan begitu saja dengan seragam sekolahnya. Aku melihat Boni berjalan gontai, tanpa sengaja dia melihatku yang sedang berjalan kearah minimarket.
"Woi...der, tunggu!!!" Teriak Boni setengah ngos-ngosan.
"Haah..." Mataku terbelalak ketika Boni memanggil namaku, bakalan kena hajar aku.
"Sini dulu....!!"Perintahnya di seberang jalan.
"Ada apa?" Teriakku malas-malasan.
"Awas kamu ya, kalau kamu ngadu ke mamaku. Ga tenang hidupmu" ancamnya.
"Bukan urusanku tu. Apa aku pernah peduli samamu" jawabku tanpa rasa takut.
"Oke, kalau kamu ngadu, hidupmu ga tenang" ancamnya lagi. Dan aku cuma mendengar suaranya samar-samar. Dan sampai saat ini aku belum ada mengadu ke tante anna tentang kejadian siang itu. Tetapi, sepandai-pandai manusia menyimpan bangkai ayam, bakalan kecium juga baunya. Mungkin tante Anna sudah mencium kelagat buruk Boni.
Mengapa setiap hari hidupku tidak tenang begini. Mengapa hidupku penuh dengan kebetulan, dan kebetulan itu seperti kunci yang harus aku simpan dan jika aku menjadikannya sebagai alat pembuka salah satu pintu maka akan terlihat siapa semua orang-orang didekatku itu. Bukankah ini berupa beban??. Namun, tetap kusyukuri sajalah.
Pada akhirnya, ada satu hari dimana aku merasakan orang-orang terdekatku merasa keberadaanku selama ini. Ya...disaat aku ulang tahun, tepat hari ini aku ulang tahun. Pagi-pagi sekali, ketika aku keluar dari kamar, sebuah bingkisan besar berbungkus kertas warna warni sudah menjegatku. Aku penasaran dengan isinya, lalu aku membukanya. Sebuah komputer jinjing. Betapa senangnya bukan kepalang rasanya. Kesenangan ini begitu bertubi-tubi. Tepat tadi malam aku mendapatkan sms pertama pengucapan selamat ulang tahun dari Haris. Dan pagi ini, dapat hadiah dari keluargaku.
"Weh enak ya, dapat laptop" kata Ria yang kutahu dia sedang mencibirku.
"Hehehe" aku hanya tersnyum dan pasti sedang iri terhadapku.
Ketika itu, aku sudah dibelikan handphone oleh ayahku. Karena aku mendapatkan ranking 3 besar. Namun, ketika itu juga Ria mendapatkan rangking 1 tidak dibelikan apa-apa. Karena, Ria masih SD dan belum pantas menggunakan Handphone. Lalu, Ria uring-uringan ingin minta dibelikan juga. Akhirnya Ria mendapatkan handphonenya setelah seminggu mogok makan. Lalu. Ketika dia mendapatkan jaket kulit yang dibelikan ayahku yang baru pulang dari luarkota senangnya bukan kepalang, dan aku tak mendapatkan apa-apa, aku hanya diam saja. Saat aku mendapatkan hadiah piyama dari paman Teo, dan Ria tidak diberikan, dia ngambek selama sebulan, tidak mau berbicara denganku. Pikirku, ya sudahlah, ga perlu aku pikirkan itu semua. Toh...setiap kali aku mendapatkan barang yang kuingin, membutuhkan waktu lama mendapatkannya, sedangkan Ria butuh waktu singkat untuk mendapatkannya, dan aku tak pernah merasa peduli dengan hal itu.
Kembali keacara ulang tahunku, disekolah menyambut indah hari terpentingku itu. Bersorak-sorak menyanyikan selamat ulang tahun. Ini adalah hari terindah dalam hidupuku, ketika semua orang menganggapku ada disekitar mereka. Itu saja sudah cukup bagiku. Bahwa kuyakin ini semua rencana Haris.
"Makasi untuk semuanya" kataku ketika pulang sekolah.
"Hehehe...maaf ga bisa ngasi kado" katanya sambil tersenyum manis.
"Ini aja uda jadi kado, sekali lagi makasi, Ris"
"Ya...Der" 

Aku Diam ( Deria ) II


Keesokan paginya disekolah...
Sesuai dengan perkiraanku tadi malam, Yolli benar-benar pamer atas terselesaikannya PR dalam semalam.
"Liat ni, aku udah selesai PRnya" Pamer Yolli keteman-teman sekelas.
Aku berada didekat pintu melihat pemandangan Yolli sedang dikerumuni oleh teman-teman sekalas seperti artis yang sedang diwawancarai.
"Kasi contekan donk, Yol" teriak Dino yang kutahu cowo pemalas itu.
"Enak aja nyontek-nyontek. Cari sendiri donk" sombong Yolli.
"Parah akh si Yolli. Pelit" celetuk Ferri berlalu dan membubarkan kerumunan itu dengan mencoba meludahi meja Yolli.
"Waaaahhh" teriak teman-teman sekelasku merasa jijik melihat tingkah si Ferri.
Akupun masuk kekelas tanpa diketahui siapapun. Tanpa diketahui bahwa aku sudah duduk di bangkuku. Ya...mereka tak perduli, dan aku juga tak pernah perduli dengan mereka. Jadi, menurutku ini suatu kewajaran dalam hidup. Kau peduli aku peduli, kau membantu aku membantu, kau diam dan aku diam. Kehidupanku seperti itu, namu ketika aku membantu kau tak peduli, maka aku akan menjadi manusia terkejam yang tidak akan pernah peduli lagi sampai kapanku maka aku telah membencinya, tetapi ketika itu terjadi dan aku masih menerimanya maka aku masih sayang terhadapnya.
Tak terasa kelas telah berlalu, sebelum kelas berkahir aku kekamar mandi. Dan membuang hal yang memang harus kubuang. Di toilet sangat sepi karena memang tidak ada seorangpun yang keluar dari kelasnya. Selama didalam toilet aku mendengar suara bel menandakan istirahat. Terdengar olehku langkah-langkah kaki masuk kedalam toilet wanita itu.
"Eh...kok bisa dapat nilai 100 sih?" Tanya cewe 1.
"Hahahaha....ini rahasia ya" kata cewe yang 1 lagi dengan suara berbeda, namun aku tanda sekali suara itu, Yolli.
"Memang kenapa, Yol?" Tanya yang satu lagi dengan suara berbeda. Benar perikiraanku. Pasti cewe pertama yang tanya adalah Monic dan yang kedua adalah Bella.
"Si dungu Deria yang kasi contekan ke aku" kata Yolli sambil tertwa lepas.
"Hahahaha" disambung dengan ketawa iblis wanita-wanita yang kuyakin bakalain jadi budaknya Yolli selamanya. Aku cuma diam dan tak berkutik. Karena memang aku tak ingin mencari masalah. Dan aku meneruskan usahaku untuk mengeluarkan hal yang tidak penting bagi tubuhku.
Sekolah hari ini seperti biasa saja, dan aku menganggap hal-hal yang terjadi memang harus kuketahui dan aku harus berhati-hati kepada siapa aku berteman.
Haris, pria yang di gosipkan pacaran dengaku sedang berada diparkiran motor. Gosip itu terjadi, ketika Haris menolongku saat aku terjatuh saat lari maraton ketika semester pertama. Teman-teman mulai saja mengejekku dengan bercanda kalau kami berdua adalah pasangan yang cocok. Tak kuhiraukan gosip tersebut, karena itu tidak benar. Dan sampai pada sebulan yang lalu. Haris mulai mendekatiku. Mulai sering menghubungiku dan mengantarkan aku pulang. Aku merasa hal itu biasa saja sebagai teman tak ada perasaan lebih untuk Haris. Kebanyakan teman-teman brkata bahwa dia mempunyai perasaan terhadapku. Aku tidak mudah percaya dan ke GR-an begitu saja. Karena memang Haris belum pernha berbicara langsung sola perasannya kepadaku.
"Mau pulang bareng, Der?" Ajak Haris yang memang menungguku.
"Hem...bolehlah" jawabku yang tak mungkin menolak kebaikan orang.
Sepanjang jalan kami hanya diam tak berbicara. Bahkan untuk berbasa-basi saja tidak ada. Seperti biasa aku hanya diam tak berkata. Sesampai dirumah juga aku cuma bilang "terimakasih". Dan Harispun berlalu pergi pulang kerumahnya.
Aku kembali kedalam istana surga yang didalamnya sebuah nerka yang tak tahu aku kapan berakhirnya api-api kepalsuan dirumahku runtuh.
Tak ada sambutan bahagia disiang itu, yang kudengar ayahku sedang memarahi ibuku karena tingkah laku adikku membawa pacarnya kedalam kamar adikku.
"Dasar manusia ga becus...apa kerja kau dirumah. Sampai kau ga tau kalau Ria membawa laki-laki kekamarnya" teriak ayahku dari dalam kamar mereka yang kedengaran olehku.
"Hiks...hiks..." Aku mendengark ibuku terisak-isak menangis sedu karena telah dikatakan manusia tak becus.
Bukankah ayahku sendiri sedang mengatakan dirinya sendiri. Aku teringat ketika kami sedang bermain ditaman bermain.

Sedang bermain ditaman bermain. Aku dan adikku ingin bermain komidi putar. Ayahku membelikan tiket komidi putarnya dan memberikannya kepadaku. Aku dan adikku mengantri masuk komidi putar. Lalu, ayahku memberikan pesan.
"Ayah ketemu teman ayah sebentar. Kalau sudah selesai tunggu disini dahulu" pesan ayahku berlalu.
Aku melihat kebelakang, seorang wanita cantik sedang melambaikan tangannya kearah ayahku. Aku heran dan ingin bertanya siapa wanita itu. Namun, aku sudah ditarik oleh Ria adikku untuk segera menaiki komidi putar, dan aku kehilangan punggung ayahku. Selama di komidi putar aku tak melihat sosok ayahku. Dan sampai akhirnya selesai komidi putar berhenti. Aku membawa adikku turun dan menunggu ayahku datang menjemput. Adikku yang sudah mulai mengantuk dan hampir setengah tertidur, aku tak tega membangunkannya. Aku dan adikku terus menunggu, jika aku mencari ayahku dan ayahku sudah tiba disini maka gantian aku yang akan dicarinya. Maka kuurungkan untuk beranjak dari tempat yang dijanjikan ayahku. Malam semakin larut, dan para pengunjung semakin sepi, dan akupun terasa mengantuk.
Tiba-tiba sosok ibuku datang berlari kearahku. Dan memeluk kami berdua. Aku tahu ibuku baru menangis, namu aku tak tahu apa penyebabnya dia mengeluarkan airmata.
Didalam mobil aku hanya diam karena sudah mengantuk dan adikku sudah tertidur pulas.
"Uda besar kok bodoh kali. Seharusnya Deria telpon ayah, kalau sudah selesai. Jadi ayah ga lupa" omel-omel ayahku.
"Haah" aku kaget sekali kena omel seperti itu.
"Udah-udahlah, mas. Ga perlu marah-marah ke Deria" kata ibuku menenangkan ayahku.
"Ya...gitu tu udah disekolahkan kok gobloknya minta ampun" omel ayahku lagi.
Dan aku memang tak sanggup ketika ayahku sedang marah seperti itu. Apa aku ini kurang baik dimata ayahku. Apakah aku ini anak yang begitu bodoh sampai ayahku mengatakan aku ini goblok. Ternyata kejadiannya, setelah ayahku bertemu temannya ayahku langsung pulang, dan lupa bahwa dia sedang mengajak kami jalan-jalan ketaman bermain. Sesampai dirumah ibuku panik karena kami ga bersama ayah pulangnya. Dan ibuku mulai histeris, lalu ayahku menutupi kelupaannya dengan beralasan ada yang ketinggalan, padahal jam malam sudah larut. Dan ibuku memakluminya lalu mereka menjemput kami berdua. Bukankah itu lebih ceroboh lagi dan kesalahan yang lebih fatal lagi, jika aku beritahu bahwa ayah bertemu dengan seorang wanita sehingga kami terlupakan. Aku hanya bisa menahan airmataku untuk menerima sikap ayahku itu. Lalu, aku mendengar isakan adikku dari dalam kamar, yang kutahu pasti habis dimarahi oleh ayahku. Kulihat dari balik pintu kamar yang masih terbuka sedikit. Aku melihat kedua adikku sedang menenangkan Ria sambil mengelus-elus rambutnya Ria. Aku abaikan mereka dan berlalu kekamar, menahan tangis dan perihnya hatiku ketika ibuku dimarahi oleh ayahku. Aku menagis sejadi-jadinya. Inilah surga itu yang kelihatan dari luar, namun didalamnya bagaikan neraka yang tak henti-hentinya membakar seluruh penghuninya. Dan kepedihan ini aku simpan sendiri dan aku memnag lebih senang menyendiri.
Keesokan paginya, Ria tidak mau pergi sekolah karena malu kepada pacarnya sebab dia dimarahi ayah didepan pacarnya. Dan pagi itupun menjadi terpenatku.
"Ga mau sekolah lagi ya" kata ayahku sambil membentak.
"..." Ria hanya terdiam tertunduk.
"Deria, seret adikmu ni kesekolah" teriak ayahku dari ruang makan.
"..." Aku juga hanya diam, serta ibu yang melihat kami dimarahi juga mencoba tegar menahan airmatanya.
"Sebagai kakak bukannya memberi contoh yang baik" kata ayahku marah-marah.
"Haah" kembali aku disudutkan oleh ayahku, pagi-pagi seperti ini aku sudah dipojokkan dengan kata-katanya. Rasanya aku ingin berontak. Memangnya aku sudah mencotohkan yang ga baik terhadap adik-adikku. Bahkan membawa laki-laki pulang masuk kedalam rumah saja ga pernah. Haris hanya Haris yang mengantarkanku pulang karena rumah dia searah. Lalu aku setiap malam minggu juga dirumah saja ga pernah keluyuran kemana-kemana. Aku ga pernah memberikan contoh yang ga baek kepada adik-adikku. Aku kerutkan bibirku karena merasa tak nyaman dengan kata-kata ayahku.
"Gitu kalau dinasehatin, langsung cemberut bibirnya" lalu tangan ayahku melayang ke bibirku dan aku merasa tamparan itu begitu sakitnya. Aku tercengang, adikku yang berbuat salah mengapa harus aku juga kena imbasnya. Ingin melawan, namun aku tak ingin di katakan anak durhaka. Aku terdiam tak mampu mengeluarkan kata-kata bahkan airmata saja kutahankan agar aku kelihatan kuat dan tegar. Apa-apaan dipagi seperti ini, aku sudah memakai seragam sekolah. Kejadian yang tak ku inginkan terjadi begitu mudahnya tanpa proses yang panjang. Adikku yang terisak langsung menghnetikan tangisannya melihat aku ditampar oleh ayah. Inikah yang diinginkan adikku agar aku kena imbasnya gara-gara tidak ingin sekolah, rencana yang berhasil.
Selama pelajaran berlangsung aku tak bisa berkosentrasi menerima pelajaran.
"Kenapa, Der. Kok beda banget hari ini?" Tanya Tata teman sebangkuku.
"Ga apa-apa Ta" jawabku yang tak ingin Tata iba terhadap kejadian yang menimpaku pagi ini.
"Kalau ada masalah ya cerita donk samaku" kata Tata memberikan perhatiannya.
Aku jadi teringat sebulan yang lalu, ketika Mey curhat masalah keluarganya dan Tata menceritakan semuanya kepadaku tentang masalah Mey didalam keluarganya. Maka dari semenjak itu aku juga harus berhati-hati kepada Tata. Dulu sebelum aku sebangku dengan Tata, dia sempat sebangku dengan Mey. Ketika Mey ketahuan pacaran dengan Tata, seketika itu pula Tata menghapus Mey menjadi temannya. Dan Tata mulai bercerita tentang keburukan Mey di depanku. Aku bisa menerima itu semua, dan sekali lagi aku tak perduli dengan kehidupan orang lain yang tak layak dibongkar didepan orang lain.
Sepulang sekolah seperti biasa Haris menungguku diparkiran. Dengan wajah tersenyum yang kutahu dia pasti tahu kalau aku sedang berpura-pura. Dan aku lebih paham dia. Haris tidak akan pernah bertanya apa masalah kita, dan dia bukan tipe laki-laki yang suka mengurusi orang lain, kecuali sipemasalah mengatakannya langsung maka dia akan membantu.
Aku agak ragu membicarakan keluarga pada Haris. Karena memang tak ada seorangpun yang tahu kalau aku sedang ada masalah, sebab aku lebih baik memendamnya sendiri. Entah mengapa pada hari itu Haris mengajakku makan baso di warung biasanya dia makan. Sepertinya Haris mampu membaca raut wajahku. Aku ditraktirnya makan baso, sekejap kami terdiam dalam bisingnya lalu lalang kenderaan, tapi aku merasa sepi sekali seperti sedang sendiri.
"Makan, Der. Keburu dingin ga enak loh" ajak Haris memulai pembicaraan. Dia selalu yang memulai pembicaraan dan setelah itu kamipun mulai mengobrol renyah. Mulai dari masalah politik.
"Akh...biasa tu Ris, politikus itu kan jago akting" jelasku sambil memakan baso keduaku.
"Ya...bener, tetapi seharusnya mereka kasih contoh yang baik donk. Sebagai wakil rakyat kok gitu" paparnya diplomatis yang seolah-olah sebagai pengamat politik. Aku terkagum sejenak ternyata dibalik wajah polosnya Haris ada monster besar yang siap bangkit kapan saja.
Lalu membicarakan masalah film-film terbaru dan hal-hal yang kami sama-sama menyukainya. Dan sampai akhirnya dia menjebakku dengan perkataannya.
"Manusia itu makhluk sosial, jadi bagaimanapun dia ga bisa hidup sendiri. Sepandai-pandai manusia menyimpan rahasia, tapi raut wajah tidak bisa dibohongi"
"Haah" aku tercengang heran mendengar pernyataannya yang membuat jantungku berdetak kencang. Apakah aku sedang merasakan getaran yang dinamakan cinta. Betapa aku terkagum dengan pernyataan itu, yang seolah-olah dia mampu membaca raut wajahku. Sepertinya dia mengerti apa yang sedang aku alami.
"Benerkan, Der?" Tanyanya mempertegaskan pernyataannya.
"Ya, Ris" jawabku memasang senyum manisku dibalik perihnya hatiku mengenang kejadian tadi pagi.
"Hehehe....gitu donk"
Walaupun aku tidak menceritakan masalahku, dan Haris juga tidak memaksaku untuk menceritakan masalahku padanya. Tapi, aku sudah senang, karena cuma dia yang dia tanpa sadar sudah menyenangkan hatiku. Aku benar-benar sedang jatuh hati pada Haris saat ini. Atas perhatian dan pengertiannya. Rasanya ingin kuucapkan kepadanya betapa berterima kasihnya aku padanya. Walaupn aku tidak tahu apakah dia merasakan hal yang sama denganku.