Sabtu, 30 Mei 2015

Our little secret time

Harus dimulai dari mana kisah hari ini. Kumulai dari aku mendengarkan lagunya dewi dewi yang berjudul begitu benar begitu salah. Entah mengapa lagunya kok pas sekali dengan pagi ini.
Setelah aku berpikir, dan menyimpulkan bahwa kau adalah penutup hari-hariku dan aku adalah awal hari-hari mu.
Rasanya luarbiasa, menuliskan perasaanku sebenarnya di blog ini. Yang aku yakin kau juga tidak membacanya. Kau hanya menunggu ketika aku menberitahukan bahwa aku memiliki cerita baru.
Tersenyum sendiri dikamar yang penuh inspirasi ini. Pagi penuh dengan kemalasan seperti ini. Padahal tugasku menumpuk.
Namun, aku masih bingung dengan perasaanku. Apakah aku benar-benar sudah jatuh hati padanya???
Mengapa setiap kali mendengar suaranya di pagi hari, aku merasakan pertanyaan itu selalu muncul dalam benakku.
Apakah aku benar-benar jatuh hati padanya???
Ini sesuai dengan lagu yang aku dengar pagi ini. Apakah? Apakah?
Akh....entahlah...kembali suaranya menggaung syahdu dalam doa-doaku pagi ini.
Aku masih bersabar atas perlakukanmu. Aku juga masih menantikan kepastian atas sikapmu akhir-akhir ini kepadaku.
Terima kasih....
Kau tak sengaja telah mengajarkanku untuk bersabar.
Cerita pagi ini....
Aku bahagia....
Namun aku sedih...
Aku hanya mendengarkan lagu dewi dewi sepanjang pagi ini....







Cerita tadi malam tak sepanjang cerita sebelum sebelumnya...
Aku takut memulai pembicaraan serius...
Aku sangat takut untuk memulainya...
Bisakah kau yang memulainya....???
Bercerita tentang kita... ^^

Our little secret time

Aku adalah seorang yang tidak pandai mengekspresikan sebuah rasa. Yang aku tahu jika aku senang aku tertawa, jika aku bersedih maka aku menangis. Tak ada yang lain selain itu. Menjalani hidup dengan seadanya saja. Jika orang lain menjalani hidup dengan penuh ekspresi sedangkan aku berada jauh diantara mereka. Mungkin mereka akan tertawa terbahak-bahak jika mendapatkan sebuah kebahagian. Sedangkan jika bersedih mereka akan tersedu sedan sampai terisak-isak. Namun, diriku biasa saja. Wajahku tidak bisa menunjukkan ekspresi yang bagus. Ekspresi yang membuat orang lain akan mengingat wajahku. Aku yang hanya bisa menunjukkannya lewat tulisan yang kata-katanya aku rangkai seindah mungkin agar orang lain bisa merasakan apa yang aku rasakan. Walaupun terkadang orang lain gagal paham terhadap tulisanku. Tapi, ini adalah awal bagiku untuk terus tetap menulis. Hanya kisah kecil dari panjangnya kisah hidupku selama 28 tahun ini. Ada sebuah rahasia kecil yang aku sembunyikan dalam gelapnya malam. Ketika orang lain sudah tidur dan masuk kedalam mimpi. Sedangkan aku masih membuka mata dan telingaku. Hanya untuk.mendengarkan ocehan seseorang yang membuatku gemas dan tersenyum-senyum sendiri ketika bangun. Betapa gilanya diriku ini, hanya menjadi pendengar yang baik. Bagiku itu tak masalah, aku sangat menikmati perjalanan malam yang menjadi rahasia kecilku kepada siangnya dunia. Hanya gelapnya malam menjadi saksi bagaimana aku merasa bahagia.
Mendengarkan alunan lagu yang menjadi favoriteku. Ya...aku selalu memutar lagu berbeda setiap kali jam malam tiba. Kenapa aku melakukan itu? Karena aku tidak ingin melupakan kenangan. Dengan mendengarkan lagu yang aku putar saat itu, maka aku akan kembali kemasa dimana aku pernah merasa bahagia. Ya, begitulah caraku mengekspresikan kebahagiaan dalam hidupku. Tanpa raut wajah yang kelihatan bahagia. Tanpa kata-kata yang terucap. Hanya sebuah tulisan bahwa aku bahagia.
Rahasia ini, aku harap hanya malam yang tahu. Jika siang mengetahuinya, bukankah itu terlalu serakah? Biarlah malam-malam ini dan seterusnya yang hanya melihat aku tersenyum-senyum sendiri mendengar suara dan ocehanmu.
Aku merasa kita sedang berada ditempat yang sama. Sedang berbaring memandang langit hitam. Berseru pada angin malam yang dingin. Dan mencoba memejamkan mata hanya untuk merasakan kehidmatan malam ini. Kau yang selalu mengoceh ingin sekali aku mengatakan "kau itu sangat lucu sekali. Ingin sekali aku memakan mulutmu, agar kau berhenti mengoceh yang tidak jelas". Tapi, kuurungkan. Karena aku tidak ingin kau berhenti mengoceh. Sebab...hanya dengan mendengar suaramu entah mengapa rasa yang aneh ini mereda. Rasa aneh yang aku rasakan sepanjang hari. Rasa yang terlalu berat untuk aku kuasai sendiri.
Jika saja, suaramu begitu dekat. Maka hal pertama yang aku lakukan adalah mencubit hidung besarmu. Sampai kau susah untuk bernafas. Dan menghentikan bicara yang aku tidak tahu kemana arahnya.
Dan anehnya... aku tidak merasa bosan dengan pembicaraan aneh ini. Setidaknya pembicaraan ini menjadi pengantar dongengku sebelum tidur.
Rahasia kecil kita ini biarlah kita berdua saja yang tahu. Kuharap orang lain tidak mengetahuinya. Karena aku tidak ingin ada orang lain yang tahu tentang kebahagian kecilku ini. Aku takut ini akan segera berakhir jika ada orang lain yang mengetahuinya.
Aku yang sedang mendengarkan melodi cinta. Melodi yang selalu aku dengarkan setiap kali aku merasa sedang jatuh cinta. Kau mau tahu lagu apa itu "la..la..la song" yang merupakan theme song drama favoriteku sepanjang masa "long vacation".
Maaf, aku tidak bisa berkata-kata. Aku tak pandai untuk bercerita. Keahlianku hanya menulis. Menulis apa yang aku rasakan, aku dengar dan aku lihat.
Maaf, aku juga tidak pandai membalas semua ocehanmu. Karena aku memang sangat gugup. Perkataanmu tentang "kau sangat gugup kalau sedang berbicara dengan orang yang kau sukai" itu kuakui benar sekali.
Terima kasih untuk malam-malam ini. Malam-malam yang menjadi waktu hanya untuk kita berdua setelah sepanjang hari menahan rasa yang aneh.
Inilah yang aku rasakan.
Inilah yang aku tulis sebenarnya.
Inilah yang aku tahu tentang diriku.
Ternyata aku lebih aneh. Aku lebih pemalu dan lebih pendiam.
Si keras kepala ini sedang merasa bahagia saat ini. Terima kasih telah meluangkan waktu setiap malam hanya untuk memperdengarkan suaramu dari kejauhan.Tuhan...
Apakah ini jawaban darimu????
Jawaban yang aku sendirilah yang mengambil keputusannya...




................
Kisah ini adalah nyata
Dan sedang berlangsung saat ini.... ^^
Semoga kisah ini memiliki akhir yang bahagia.
Walaupun aku tidak tahu kebahagian itu seperti apa sebenarnya.
Yang aku tahu hatiku sedang bahagia saat ini...
Terima kasih...
Aku harap ini menjadi awal kisah kita berdua.
Karena memang sudah sejak lama aku ingin menulis kisah ini...
Sejak detakan jantung pertama ketika kau menggodaku. Namun, aku selalu menahannya. Aku akan selalu diam sampai pada yang sudaj Tuhan takdirkan untuk kita. Aku akan tetap diam tentang perasaanku.
Makanya, aku hanya bisa menulis dalam ke terbukaan perasaanku padamu. ^^


Terima kasih...
24...

30 May 2015
You're not late on May...
I hope June is You...

Rabu, 27 Mei 2015

Orange

Lisa, gadis pecinta warna orange. Sedang duduk manis di bawah pohon di sebuah bukit dibelakang rumahnya. Memandang kearah langit yang jingga. Sambil menerawang ke arah yang dia tidak tahu kemana arah itu akan berakhir.
"Bukankah, Tuhan itu sangat adil" katanya dalam hati. Karena telah mempertemukan dirinya pada seseorang yang telah membuat luka terdalam pada dirinya.
"Bukankah, Tuhan itu sangat baik" katanya lagi dalam gumam. Karena telah ditinggal oleh seseorang yang membuatnya terenyum sepanjang hari.
"Bukankah...bukankah ini semua sudah direncanakan" Lisa menguatkan diri untuk tidak mengingat kenangan menghabiskan.waktu bersama seseorang itu.
Lisa menarik nafas dalam-dalam dan meminta kepada Tuhan.
"Ya, Tuhan!! Berikan aku hati yang kuat, hati yang mempu tetap tersenyum disaat aku terluka. Berikan aku hati yang selalu berwarna walaupun ketika kehampaan gelap menghampiriku"
Langit jingga semakin menggelap. Lisa meranjak bangkit dan pulang dengan hati yang lapang untuk menerima apa yang telah terjadi padanya. Menerima semua skenario yang Tuhan beri padanya. Ini bukan masalah besar, banyak orang yang telah mengalami hal yang sama. Ada yang bertahan ada juga yang tidak sanggup dan mengakhirinya dalam labuhan mimpi panjang yang tak nyata.
Lisa, berjalan menuju rumahnya. Sepanjang jalan yang sepi dengan angin yang enggan bertiup. Hanya nafasnya saja yang terdengar. Begitu sepi.
"Ada apa dengan hati ini. Mengapa begitu resah sekali"
Lisa meminta kembali kepada Tuhan, agar menghilangkan rasa resah di dalam hatinya. Lisa memejamkan matanya dan mulai mengucapakn beberapa mantra yang berguna baginya.
"Aku akan baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja"
Terdengar sebuah suara memanggil namanya. Lisa menoleh kebelakang dan melihat dimana arah suara itu. Lampu jalan yang berwarna orange itu menaburkan rasa penasaran.
"Sedang apa kau disini?" Tanya suara itu dibalik gelap.
"Siapa kau?"
"Aku seseorang yang pernah kau abaikan"
"Siapa?" Lisa bingung
"Aku seseorang yang selalu menantikanmu, selalu ada dibelakangmu. Tapi, kau tak pernah menyadarinya selama ini. Apa kau sudah merasa lelah?"
"Aku. Lelah?"
"Karena aku melihat punggungmu sudah tidak setegak yang dulu. Kau terlihat sangat kelelahan. Namun, kau lupa untuk menoleh kebelakang. Bahwa ada orang yang sedang menantikan keluhanmu"
"Siapa orang itu?"
"Aku...aku yang menjandi bayanganmu selama"
Lisa masih tetap tidak dapat melihat seseorang itu. Matanya menyipit mencoba mencari dimana wajah itu. Namun, hanya suaranya saja yang terdengar. Hatinya bertanya-tanya. Siapakah seseorang yang selama ini dibelakangnya. Menantikan keluhannya dan diam-diam memperhatikannya. Lisa tak mampu bergerak kearah gelap itu. Dia takut jika dia bergerak maka dia akan kembali kedalam gelap. Lisa hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Terima kasih ku ucapkan padamu yang telah menungguku dibelakang. Tapi, bolehkan aku tahu apa alasanmu masih tetap dibelakangku?"
"Tak ada alasanku untuk tetap dibelakangmu. Yang aku inginkan hanya tetap dibelakangmu yang mendukungmu. Yang tetap memperhatikanmu dalam gelap. Yang aku tahu kau selalu tertawa bahagia. Karena aku tidak ingin beranjak dari gelap ini, aku cemas sekali jika aku beranjak kau akan bersedih"
"Tidak ada alasan, hanya rasa cemas jika kau beranjak dari gelap itu kau akan membuatku sedih?"
"Iya...itu yang aku takutkan. Aku takut ada perubahan yang tidak aku inginkan selama ini"
Lisa masih menunduk. Bahwa selama ini dia tidak menyadari ada seseorang yang rela menunggunya dibelakang, siap mendukungnya, yang siap menerima keluhannya, yang siap untuk setia di belakangnya.
"Beranjaklah dari gelap itu. Dan perlihatkan padaku wajahmu. Aku menerima apa yang telah kau perbuat kepadaku selama ini"
"Tidak...aku tidak akan beranjak. Aku akan tetap dibelakangmu. Sampai kau merasa lelah untuk maju"
"Aku sudah benar-benar lelah saat ini. Jadi, aku mohon tunjukkanlah kalau kau memang selalu ada untukku"
Tak ada balasan dari balik gelap itu. Hanya suara lirih angin yang menerpa wajah dingin Lisa yang penuh airmata sesal.
"Apakah aku masih berkata Tuhan itu adil? Ternyata selama ini ada seseorang yang setia dibelakangku dan aku tidak melihatnya. Apakah dia berpikir Tuhan itu tidak adil?"
Lisa, masih berdiri dalam kakunya malam yang semakin mendingin. Dia hanya ingin tahu siapa seseorang yang selama ini yang rela menunggunya.
Walaupun Lisa sedang bergembira dengan seseorang yang salah selama ini.
Tak ada tanda-tanda balasan dari seseorang yang tak terlihat wajahnya.
"Hei...apa kau tidak mendengarkanku?" Tanya Lisa
Namun, tak ada jawaban.
"Apa kau sudah lelah menungguku? Sudah berapa lama kau menungguku?"
Sekali lagi tak ada jawaban.
"Maafkan aku, yang tak pernah menoleh ketempatmu. Aku tidak tahu. Jika aku tahu mana mungkin aku akan mengabaikanmu. Bicaralah, aku mohon!!"
Tetap masih tidak ada jawaban.
"Aku mohon bicaralah. Katakan apa yang ingin kau katakan selama ini. Apa aku harus memaksamu untuk berbicara dan keluar dari kegelapan itu" teriak Lisa yang mulai mengisak sedih.
Tak ada jawaban lagi.
Ini lebih sakit lagi, ketika seseorang yang telah menantikanmu lalu tiba-tiba mengabaikannya. Ini lebih terasa kecewa dibandingkan dengan orang yang telah meninggalkannya hanya untuk cinta yang baru.
"Aku mohon, aku sudah merasa lelah sekali. Aku butuh pundak untuk menyandarkan kepalaku yang mulai berat" Lisa terduduk lemas di bawah lampu yang mengorange itu.
Apakah dia menghilang dari kegelapan. Apakah dia akan melangkah maju menuju arah sinar yang selama ini dia nantikan. Apakah dia juga sudah merasa lelah menanti dan akhirnya menyerah.












Tunggu ajalah certia berikutnya...
Belum ada inspirasi lagi
Mau dibawa kemana ceritanya...
Hehehehe
To be continued...