Kamis, 24 Januari 2013

Istikharah Sora

Sora masih bingung atas perasaannya sendiri. bagaimana tidak bungung atas tudingan teman-temanya, bahwa seorang dari temannya menyukainya. Sebenarnya Sora juga merasa tak enak hati. Dia yang di sebut-sebut ternyata seolah-olah sedang mempermainkan hatinya. Sora ingin bercerita kepada seseorang tentang kegelisahannya malam ini.Seoarang sahabat yang dikenalnya yang bisa diajak sharing.bertanya pada Ebert, salah satu sahabat yang bisa di percaya."bert...aku bingung"keluh Sora pada inbox Facebook Ebert."bingung kenapa?"Tanya Ebert membalas inbox Sora."haruskah aku menunggu lelaki pengecut itu?""halah...masalah itu lagi. aku sarankan tunggu namun tetap buka mata""buka mata???""iya...buka mata. aku sarankan untuk buka matamu lihat juga disekitar jangan terfokus dengan yang satu belum pasti""aku ngerasa gak enak aja kalau menerima yang lain""kalau memang belum jelas. Lebih baik menerima yang lain daripada harus menanti""gak enak tao!!!""kamu merasa gak enak. tapi dia enjoy aja kan. memangnya dia tau kalau kamu merasa gak enak??""sepertinya gak tau, bert""ok...kalau kamu menunggu harus siap akan konsekuensinya. kalau kamu lepaskan harus siap akan resikonya""sama-sama gak enak solusinya,bert"Sora dalam hati masih ragu. Ragu atas jawaban Ebert. Sedang asyik mengobrol dengan Ebert matanya mulai mengantuk. tertidur sejenak.Dalam mimpi yang kelihatan nyata. Sora sedang dikejar-kejar seekor ular besar. Sora berteriak sekeras-kerasnya. Namun, tak ada mendengar seorangpun. Sampai pada akhirnya seekor anjing besar cokelat datang menghampiri Sora dan mencoba menjauhkan Sora dari ular besar itu. Tangan Sora di gigit kuat oleh anjing itu. Sora menjerit kesakitan dan terbangun dari tidurnya. Dilihat jam pukul 3 malam. Sambil mengucapkan istigfar Sora beranjak kekamar mandi untuk sholat malam. Waktu yang tepat untuk curhat. Selesai sholat malam Sora berniat lagi untuk sholat Istikharah. Perasaannya yang tidak bisa dia sembunyikan dari Tuhannya. Jelas Sora berdoa dalam heningnya malam untuk diberi petunjuk. Atas kegelisahanya hari ini."Ya Allah, cobaan hati ini lagi yang Engkau berikan pada hambaMu yang jelas-jelas hamba tak sanggup menyikapinya. Ya Allah...berikan petunjuk terbaik atas kegelisahan hati hamba ini"tak terlalu panjang doa yang Sora pinta. cukup melalui hati ke hati saja yang tahu. Sehabis membaca Qur'an. Mata Sora terlelap masih dalam keadaan bermukena diatas sajadah. Cuaca indah pagi itu, tersontak Sora terbangun. Subuh...ya sudah subuh bahkan diambang akhir subuh. Bergegas kekamar mandi dan berwudhu. Dalam sholat yang sebenarnya setengah khusyu itu Sora terlintas mimpi setelah Istikharah itu. Wajah yang tak asing lagi terlintas dalam mimpi itu. Sesekali Sora beristigfar mengkhusyukkan sholatnya. Mencoba menangkis pikiran mimpi itu. Selesai sholat, Sora menyibukkan diri membereskan kamar kosnya dan membeli sarapan ke warung bubur ayam.Pikiran Sora jelas-jelas melayang ke dalam mimpi setelah sholat istikharah itu. apakah itu petunjuk atau sekedar penggoda iman agar Sora lalai. Kerjapun Sora tak menentu. Lalu melintas lagi mimpi dan sebuah wajah dalam mimpi. Sora membuka facebook dan melihat 1 inbox belum terbaca, ternyata dari Ebert teman maya Sora yang sudah kenal lama dan Sora menganggapnya seperti abangnya sendiri."coba kamu curhat dengan Allah, Ra. Insyaallah Allah memberi petunjuk"saran Ebert."aku uda curhat tadi malam, bert" sambil menceritakan kejadian mimpi sebelum sholat dan setelah sholat istikharah."kamu baru sekali mimpi itu kan. coba lebih khusyu lagi sholatnya. coba lebih fokus lagi" saran Ebert."insyaallah kalau aku terbangun lagi ntar malam"Sora masih berpikir tentang arti mimpinya tadi malam. Dia berharap ada seorang yang mampu menafsirkan mimpi Sora. Dan sebuah getaran handphone membuyarkan khayalnya. Sebuah nomor baru yang jelas nomor itu berasal dari sebuah teman di facebook. Karena dia mengirimkan ke nomor handphone Sora yang tertera di facebook. Hanya misscall geram Sora. Tak selang beberapa detik handphone bergetar pendek menandakan sms masuk. Sora membuka inbox handphonenya." hai...boleh kenal kamu lebih jauh gak?" Sora kaget dengan mata terbelalak membaca sms dari orang asing itu."maaf ini siapa?" tanya Sora sedikit aneh."ini Pino. Teman facebook kamu""nama akun facebooknya apa?""pentolan bakso"Sora mencoba mengingat dan berusaha mencari tau apakah ada akun pentolan bakso. Ternyata ada, dia yang mau dikenalkan teman Sora untuk PDKT. Sora tak membalas lagi sms dari Pino. Kepala Sora dipenuhi pikiran bercabang-cabang. Kerjaan dan soal mimpi tadi malam dan masalah baru lagi Pino.Sora yakin ini pasti berlalu cepat,seiring waktu dan Sora bisa melupakan dan menyelesaikannya.Malam ini sepi sekali. Hanya suara musik jepang yang menemani Sora malam itu sebelum ada masuk chat message facebook dari wajahnya yang muncul dalam mimpi Sora."malam ra" sapanya basa basi"malam""udah makan belom?""udah. kalau kamu?""udah juga. ini baru selesai""lagi paen?""lagi suntuk"mengobrol panjang dengannya hati Sora merasa senang. Dan sesekali Sora tersenyum-senyum sendiri. Apakah ini rasanya jatuh cinta? Sora berpikir panjang. Kapan terakhir kalinya dia merasakan hal yang seperti hari ini. Ketika SMA dulu. Diam-diam menahan rasa yang tak tersampaikan. Apakah kali ini akan sama dengan yang lalu. Sora kembali bingung atas keadaan perasaannya sekarang.Kembali terlelap setelah mengobrol panjang dengan wajahnya yang ada di mimpi Sora. Banyak anjing besar menghampiri Sora. Rasa ketakutan sampai keringat dingin membasahi seluruh tubuh Sora. Ingin berlari namun tidak tahu kemana arah yang aman dari kejaran anjing-anjing besar itu. sampai sebuah mobil datang menghampiri Sora. Dan membawa Sora berlalu dari kerumunan anjing-anjing besar itu. Seekor anjing putih yang berada dibangku belakang mobil menjilati tangan Sora. Terhenyak Sora kaget dan merasa jijik ketika anjing itu menjilati tangannya. Lalu sampai di sebuah rumah toko dipinggir jalan.Mobil yang Sora tumpangin berhenti dan sopirnyapun turun. Sora juga turun dari mobil diikuti oleh anjing kecil itu mencoba memaksa Sora untuk menggendongnya. Karena jijik Sora mengabaikan anjig putih itu. Namun anjing putih itu tetap berusaha ingin digendong Sora. Sora tetap menolaknya. Dan seekor anjing cokelat besar menghampiri anjing putih itu dan mengusirnya. Sora terbangun dari mimpi panjang itu. Dan tubuhnya basah oleh peluh. Kembali Sora bersholat malam dan Istikharah. Seperti malam kemarin Sora tertidur selesai membaca Qur'an. Dan mimpi yang sama lagi. Suasana yang sama dan wajah yang sama. Membuat Sora terhenyak dalam kesiangan subuh. Dan doa kali ini."Ya Allah...hamba tak mampu menafsirkan sebuah mimpi. Hamba juga tidak mengerti dari sebuah makna mimpi. Ya Allah mengapa Engkau kirimkan mimpi yang sama pada hamba yang jelas-jelas gamba tidak memahaminya. Ya Allah apakah mimpi tadi sebagai petunjuk atau hanya sekedar bunga tidur"Hari-hari dijalani Sora seperti biasa juga. Bekerja dan melakukan aktipitas lainnya. Mencoba melupakan tiap jengkal mimpi setelah istikharah. Mencoba tidak menerka-nerka mimpi yang membuat Sora bingung. Pino, pria itu masih berusaha mendekati Sora. Namun, Sora selalu terbayang dan mencoba menyakinkan diri bahwa mimpi itu petunjuk. Sora mengundurkan diri dari Pino dan memperjelas keadaan mengapa Sora tak ingin berkenalan lebih jauh dengan Pino. Dan banyak hal yang Sora tidak sukai dari Pino setelah mengobrol-ngobrol dengannya. Sora mulai terfokus pada mimpinya. Dan wajahnya yang hadir dalam mimpinya dua kali berurut itu sepertinya menaruh harapan pada Sora. Dan ini semakin membuat Sora kelimpungan. Apakah dia yang hadir dalam mimpi setelah istikharahku merupakan jawaban kebingungan Sora?. Dan Sora menetapkan bahwa mimpi itu petunjuk untuknya menunggu wajah yang hadir setelah istikharah."Ya Allah...Jika memang dia yang terbaik yang Engkau beri sebagai orang yang terakhir bagiku. Maka biarkanlah dia tetap berada dalam harapku dan nyataku. Ya Allah...berikan keberanian kepadanya untuk menyatakan apa yang dia rasakan. Apapun itu yang dia rasakan adalah hal yang terbaik buatku. Aamiin"bert....aku udah gak tahan lagi ni :("keluh Sora di inbox Ebert.Sora menunggu lama balasan dari Ebert. Sora yang tidak sabaran langsung meng-log out-kan akun facebooknya dengan sedikit kecewa. Dengan tampang masih manyun Sora membantingkan badan ke kasur empuknya. Betapa sepinya ini malam. Tak ada teman yang bisa di ajak ngobrol. Sora membuka akun chat facebooknya melalui handphone. Dan Sora melihat akun facebook Pino sedang online. Dalam hati Sora pasti bakalan ngajak ngechat si Pino. Pikiran Sora tepat kali ini. "malam neng...""malam""boleh gak aku dengar suara kamu?" pinta Pino."belom saatnya" jawab Sora malas."oke aku tunggu eah""hm" singkat dan malas.Sora pamit ingin tidur. Setelah seminggu yang lalu Sora mengalami mimpi yang aneh itu. Sora sudah tidak memikirkannya lagi. Biarlah dia menunggu sampai waktu yang tepat Sora akan mendapatkan jawaban tepat.Setelah pamit dari Pino, Sora bingung mau melakukan apa. Semua pekerjaan sudah selesai. Semua kewajiban sudah dikerjakan. Sora melihat nama-nama kontak di handphonenya. Dan melihat nama si wajah yang mampir kemimpinya. Tiba khayalnya memulai untuk membayangkan apakah benar wajah itu menjadi yang terakhir dalam pencariannya. Sedang asik dalam khayal Sora terkejut getaran handphonenya membuyarkan khayalnya. Mata Sora yang awalnya sudah mulai redup, kini terbuka lebar. Melihat tulisan yang tertera di layar handphonenya. Menarik nafasnya dan mencoba tenang dia menjawab sebuah telpon spesial bagi Sora."halo...!" dengan nada lemas."kok halo...assalamualaikum lah""oh..iya. Assalamuaikum" sapa Sora nurut."gitulah..wa'alaikumsalam" balasnya sedikit tertawa kecil."malah ketawa" kesal Sora."lagi ngapain dirimu?""gak lagi ngapa-ngapain"Obrolan ini malam sangat panjang dan terlalu singkat. Obrolan ngalur ngidul. Terkadang tertawa masing-masing dengan lelucon yang sebenarnya tidak terlalu lucu. Curhat masalah kerjaan. Bercerita tentang keadaan masing-masing. Perhatian dan nasehat dari masing-masing. Sungguh lekat dan dekat. Rasa Sora berbunga-bunga. Belum pernah ada pria yang mau berbagi cerita sepanjang malam ini. Keesokan paginya. Matahari sudah meranjak keatas. Hari ini libur, tidak ada teman untuk di ajak jalan-jalan. Dan Sora menghabiskan waktu hari ini di depan handphonenya berkelana di dunia google dan mendownload lagu-lagu kesukaannya. Tak lupa Sora membuka facebook dan melihat 1 inbox yang belum terbaca. Dari Ebert yang baru membalas beberapa j lalu."sekarang kamu sedang di uji kesabarannya. sampai kapan kamu akan bersabar menanti jawaban dari mimpi itu""jadi aku harus diam gitu" balas Sora.Kali ini Sora tak perlu menunggu lama. Kebetulan Ebert sedang online."ingat harga sebuah wanita itu dari rasa malunya. Semakin dia merasa malu maka semakin tinggi harganya""bert...jadi aku harus diam dan bersabar""yup...kamu cukup diam, rasakan dan tunggu hasilnya dengan sabar""makasi ya bert...kamu emang emakku yang paling baik""sejak kapan aki berubah jadi wanita Ra""hehehe...sejak kenal denganku".Sora tersenyum-senyum sendiri. Atas pendapat Ebert tentang sebuah diam. Kembali dia berdoa dalam hati, apapun hasilnya itulah yabg terbaik. Tak terlalu mengharap pada makhluk yang tak pasti. Sora tetap mengharap apa yang diberikan Sang Khaliklah jalan terbaik. Perhatian wajahnya yang terlintas dalam mimpi itu semakin rutin. Biasanya menelpon sebulan sekali ini menjadi seminggu sekali. Biasanya jarang terlihat di chat facebook sekarang sering online. Selalu menyapa Sora terlebih dahulu. Sering bercanda tentang, walaupun kelihatan sedang berlebihan. "lagi paen, Ra?" sapa wajahnya yang mampir kemimpi malam itu."lagi chating aja" balas sora."itu aja lah kerjaannya tiap hari""jadi mau ngapain lagi?""baca buku gitu"Sora tersenyum-senyum kecil. Rasanya Sora ingin mengatakan bahwa Dia sedang merasakan hal yang sama. Merasakan hal yang berbeda. Merasakan degupan jantung yang lebih kencang ketika berbicara atau sekedar ngobrol melalui online. Sampai pada suatu malam si wajah yang mampir dalam mimpinya mengatakan bahwa dia kangen dengan Sora. Hati Sora, bercampur aduk. Senang, terharu dan merindu. Sora juga ingin mengatakan bahwa dia juga merasakan hal yang sama. Betapa rindunya kepada wajah yang mampir di mimpinya. Namun, Dia masih malu, seperti kata Ebert diam menunjukkan harga seorang wanita. Sora hanya membalas dengan senyuman. Dan selalu mencoba tak percaya bahwa wajahnya yang mampir lewat mimpi merindukannya.Sora berdoa : "Ya Allah...jangan Engkau coba hamba dengan rasa ini. Hamba tidak tahu apakah rasa ini cobaan atau anugerah yang Engkau beri. Hamba memohon padaMu dan berikan petunjukMu.Hamba bingung Ya Allah"Pagi ini, seperti biasa. Angin berhembus pelan menerpa wajah semangatnya Sora yang hendak pergi kerja. Walaupun tak ada yang spesial dari hari ini. Namun, ada sebuah kejutan yang akan menantinya di tempat kerjanya. Dengan sepeda motornya Sora sampai di depan pintu gerbang tempat kerjanya. Sora di sambut oleh Mang Yudi sebagai penjaga kantor. Sora bekerja sebagai seorang staf di dinas sosial di pemerintahan kota. Suasana kantor sudah ramai. Sora termasuk junior dikantor itu. Semua staff senior selalu senang dengannya. Termasuk Bu Helena. Sora sedang berdiri di depan pintu kantor. Bu Helena menghampirinya. "Ra...ibu pengen ngobrol sama mu"pinta bu Helena sambil menarik tangan Sora kedalam bilik kecil."ngobrol apa buk?" tanya Sora heran."adalah...ayo duduk dulu" pinta bu Helen menyuruh Sora duduk di kursi sebelahnya."ada apa sih buk?" Sora makin penasaran."kamu uda punya cowok belum?""hehehe...kenapa ibu tanya itu?" Kata Sora agak kaget."ada ini cowo, usia 30 tahun nyari istri""kalo boleh tau kerjanya apa?""angkatan laut, gimana mau?" tanya bu Helena berapi-api."angkatan laut??"Sora berpikir panjang. Jika Dia menerima dan kemungkinan menikah. Lalu sebulan menikah dan seterusnya Dia pasti akan di tinggal-tinggal terus. Sora hendak menolak tawaran Bu Helena. Namun rasa segan dengan alasan klise itu. Sora hanya belum dapat menjawabnya. Pikiran Sora sekarang melayang pada sosok wajah yang lewat di mimpinya. Apakah dia harus bertanya pendapatnya. Apakah Sora harus menerima angkatan laut itu. Pikiran Sora bercabang-cabang. Tetap menunggu dan menanti seorang itu. Atau melaju ke orang yang baru di kenal. Sora masih bingung. Meminta ke bu Helena untuk menunggu jawaban dari Sora besok. Pekerjaan hari ini tidak berkosentrasi penuh. Masih terpikir oleh pilihan buk Helena atau menunggu jawaban istikharah Sora.Hari berganti malam...Malam ini Sora berniat istikharah lagi. Meminta petunjuk Sang Khalik atas kebingungannya. Sebelum tidur Sora selalu mengonlinekan chat Facebooknya. Dan melihat wajah yang mampir di mimpinya itu sedang online. Lalu wajah yang mampir lewat mimpinya itu menyapanya."kok belum tidur?"tanyanya."belom ngantuk" jawab Sora."uda jam berapa ni?" "iya sebentar lagi"jawab Sora agak malas.Dan Sorapun pamit untuk tidur. Karena memang Sora sudah berniat untuk istikharah lagi ini malam. Seperti biasa dalam istikharah Sora bermunajat :"Ya Allah...hari ini hamba dibingungkan atas sebuah pilihan. Pilihan yang hamba belum mampu memutuskannya sendiri. Hamba meminta pertolongan kepadaMu Ya Allah. Berikanlah petunjuk atas kebingungan hamba ini"Selesai Istikharah, Sora tak lanjut tidur. Dia masih mengusik tawaran bu Helena. Dan sebuah keputusan sudah tekad tidak menerima tawaran bu Helena. Lalu Sorapun tidur. Dan kali ini Sora bermimpi yang sama dengan wajah yang sama, namun ada sosok baru dalam mimpinya. Seorang yang dikenalnya yang merupakan temannya dari wajah yang sudah dua kali mampir dalam mimpinya. Namun wajah temanny itu hilang, dan wajah yang dua kali mampir dalam mimpinya itu terlihat jelas.Sora terbangun, dan terheran. Mengapa setiap kali selesai istikharah wajah yang sama masih muncul dalam mimpinya. Sora juga masih tak percaya, apakah ini sebuah petunjuk atau hanya membuat pikirannya buyar."bangun...pagi2 uda online" sebuah chat message masuk dan handphone Sora berdering."aku uda bangun dari tadi" Sora kaget melihat siapa yang menyapanya sepagi ini."pagi2pun uda online. Ga kerja hari ini?"tanya wajah yang mampir dalam mimpinya."kerja. Ini mau berangkat kerja""oh...hati-hati di jalan ya"Perhatian wajah yang mampir dalam mimpi itu, apakah sebagai basa basi atau sebuah perhatian. Sora terlihat bingung lagi.Sudah hampir 3 bulan Sora dekat dengan wajahnya mampir didalam mimpi Sora. Menelpon dan online bareng di chat facebook atau sekedar mengirim pesan melalui aplikasi chat lainnya. Sangat begitu dekat dan lekat. Mengetahui kebiasaan masing-masing. Namun, Sora mulai resah. Apakah benar wajah yang ada di dalam mimpinya itu benar-benar menaruh hati dan harapan pada Sora. Sora mulai bingung. Apakah wajahnya yang mampir dalam mimpinya itu adalah menganggap Sora adalah sebagai orang yang spesial dihatinya?. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di sekelebat pikiran Sora. Apakah mimpi itu cuma usikan hati yang merindukan seorang yang terakhir dalam menjalani hidup ini. Sora kembali bingung, karena sampai sekarang wajah yang mampir dalam mimpinya itu belum juga menyatakan langsung bahwa dia menyukai Sora. Pemikiran Sora kembali terusik ketika seorang rekan kerjanya menawarkan lagi seorang yang satu profesi dengan Sora. Pria itu mencari pendamping hidup secepatnya. Pria itu hanya butuh 2 bulan berkenalan dan akan melangsukan pernikahannya. Sora sebenarnya tak ingin menolak. Namun, ketika asik mengobrol dengan teman kerjanya itu. Handphone Sora bergetar, tanda pesan singkat masuk. Sora membaca pesan masuk itu. Ternyata sms dari wajah yang hadir dalam mimpi Sora. Rasa kaget Sorapun bangkit, apakah ini kebetulan atau sebuah takdir. Belum sempat Sora membalas sms dari wajah yang hadir dalam mimpinya. Rekan kerjanya bertanya."pacarnya eah?""hah...gak kok"jawab Sora gelagapan."lah...kenapa gitu ekspresinya wajahnya kalau bukan pacar?"ledek rekan kerjanya."teman buk"jawab Sora seadanya."teman apa teman?""hehehe...teman lah buk!" seru Sora makin gelagapan."jadi, gimana tawaran saya tadi?" tanya rekan kerja memastikan."kenalan aja dulu buk" jawab Sora agak ragu.Sora teringat bahwa dia belum membalas sms dari wajah yang hadir dalam mimpinya itu. Sebuah sms keluhan tentang dirinya yang wajahnya hadir dalam mimpi Sora."Ra...aku nelpon dari tadi kok ga bisa eah?"Sora membalas smsnya"bisa kok, ntar aku coba telpon ya""iya"Lalu Sora mencoba menelpon wajah yang hadir dalam mimpinya. Tidak ada tanda bahwa panggilannya telah masuk. Sora juga merasa heran. Lalu Sora meng-sms wajah yang hadir dalam mimpinya."iya kok gak bisa nelpon eah" Sora heran."itulah...kenapa tu?"balas wajah yang hadir dalam mimpi Sora."kurang tau aku. mungkin pengaturannya telepon handphonenya ada yang salah"jelas Sora singkat."betulin ntar eah""iya...insyaallah""gitulah...itu baru kawanku"Sliiiing...angin gurun tiba-tiba menampar hati Sora. Kawan! kata kawan itu sudah memastikan bahwa Sora hanyalah seorang kawan bagi wajah orang yang hadir dalam mimpi Sora. Hati Sora benar-benar terasa tercabik, seolah ada penghianatan dalam situasi ini. Rasanya Sora ingin menangis sekencang-kencangnya. Runtuh semua penantian itu. Runtuh semua hasil menunggu itu. Runtuh semua hasil dari diam itu. Sora antara menyesal dan lega. Tak ada yang tau kecuali Tuhan dan Ebert. Tangan Sora bergetar hebat menahankan rasa saat itu. Wajah yang hadir dalam mimpi Sora itu terngiang-ngiang. Menahan rasa yang begitu beratnya. Dalam hati Sora "Ya Allah...mengapa disaat seperti ini. Mengapa sekarang. rasanya hamba ingin menangis. rasanya hamba benar-benar tidak kuat lagi. Bantu hamba Ya Allah"Sepulang kerja Sora tidak berselara untuk makan. Mau melakukan apa saja juga malas. Berarti rasa yang telah tumbuh ini sepertinya tidak bersambut manis. Sora terombang-ambing dalam rasa kecewa yang dalam. Ingin mencurahkan semuanya dan bercerita. Dengan siapa. Ebert, masih ada Ebert."bert...rasaku tak bersambut"Lama Ebert membalas inbox facebooknya. Sora, Selesai sholat zuhur Sora bergegas makan, namun tak berselera. Lalu Sora mengurungkan niatnya untuk makan. Dan Sorapun tidur, sambil menahan perih rasa yang tak berbalas. Dan telah berprasangka bahwa rasanya itu terbalas.Pukul 4 sore...Sora terbangun dari tidurnya, langsung mandi dan sholat. Dalam akhir sholatnya. Sora curhat pada Allah, meminta diberikan kekuatan dan petunjuk. Ingin menangis sekarang, memohon ampun pada Allah.Selesai semuanya, Sora membuka handphonenya dan melihat sebuah sms masuk. Dari Ebert."setidaknya kamu udah berusaha untuk diam dan bersabar""iya bert, setidaknya aku tahu perasaanya terhadapku""kan kamu pernah bilang kalau buah sabar itu indahkan""iya bert. Hatiku sedikit lega tapi sakit""ingat...perempuan baik dapat yang baik. Berarti dia tidak baik buatmu Sora""hu um bert...makasi ya."Sora agak tenang sekarang. Nafsu makan mulai ada dan semakin lahap. Tak ada beban lagi sekarang. Tak ada yang harus di tunggu lagi sekarang. Sekarang Sora harus bangkit dari penantian semu itu. Sora harus bergerak kedepan. Dan mencoba berkenalan dengan pria siapa saja. Tanpa harus tidak enak hati kepada wajah yang hadir dalam mimpinya. Sora sudah bertekad dalam hati tidak harus mengingtnya dan memberikan perhatian. Walaupun sedikit kecewa setidaknya Sora sudah merasa melakukan yang menurutnya benar. Jika saja Sora mengatakan bahwa dia menyukai wajah yang hadir dalam mimpinya itu, betap malunya Sora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar