Jumat, 06 Februari 2015

You Are My Perfect One



You are my Perfect One
chapter 8
Kita ini masih anak sekolah
Aku dan Andri bertemu ketika sepulang sekolah. Kami sekarang sering pergi dan pulang bersama. Dan itu aku sadari bahwa kami mempunyai harapan yang sama. Aku lebih terbuka kepadanya. Aku menceritkan kejadian beberapa hari yang lalu padanya, tentang kata putus yang dilontarkan Ridan. Aku juga menceritakan tentang para sahabatku. Bahkan tingkah Evi yang membuat aku kecewa juga aku ceritakan padanya.
“kita ini masih anak sekolah. Mengapa harus berpikiran seperti itu. Sebaiknmya kamu melakukan hal-hal positif. Belajar!” kata Andri mempersilahkan aku naik angkot terlebih dahulu lalu disusul olehnya.
“aku paling gak suka belajar. Sahabatku juga tidak begitu tertarik dengan belajar. Kami hanya membicarakan tentang boyband dan fashion-fashion yang lagi trend” jawabku
“Terus kamu dapat apa? dapat kata Putus dari Ridan?” Andri tertawa kecil
“jangan meledek” cemberutku
“ingat ya, kita ini masih sekolah. Nikmati masa remajamu untuk hal –hal positif. Ikut kegiatan ekskul. Mungkin itu bisa merubah sudut pandangmu dan melupakan kegilaan yang dilakukan Evi dan Ridan. Dan mencoba melepaskannya berlahan dengan kegiatan yang menyehatkan”
“akan aku coba” jawabku
Nasehat, kurasa memang itu sebuah nasehat. Menikmati masa remaja dengan hal-hal yang positif. Siapa sih Dia? Kenapa dia bisa berkata seperti itu dengan mudah? apakah dia pernah merasakan apa yang kurasakan, sehingga dia tahu benar apa yang harus dilakukan ketika terjadi hal seperti ini. Apakah dia seorang malaikat yang diturunkan kepadaku untuk mengubah cara pandangku mengenai kehidupan remaja selama ini. Yang aku tahu bahwa masa remaja adalah masa yang tidak akan mungkin terlupakan. Aku rasa itu benar. Aku menyukai masa – masa ini.
“jadi tetap ceria. Kembangkan senyuman. Biarkan mereka tetap bermain dengan kesempatana yang sia-sia”
“hu um” jawabku sambil tersenyum semangat
“can….bla…bla..”
“Apa?” aku tidak mendengar jelas katanya
“cantik kalau tersenyum begitu”
Pipiku memerah. Seperti kepiting rebus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar