Jumat, 06 Februari 2015

You Are My Perfect One



You are my Perfect One
chapter 13
Belum Pernah
“eh…tau gak? malam minggu kemarin Ridan datang kerumah” kata Evi tersenyum tanpa merasa bersalah
“terus kalian ngapain?” kata Reni yang penasaran. Aku sama sekali tidak penasaran. Apa karena kau cemburu atau karena aku memang tidak mau tahu. Ridan yang baru saja dekat dengan Evi sudah pernah datang kerumahnya. Sedangkan aku perempuan yang sering ada untuknya, tidak pernah didatanginya.
“hehehehe…tau gak? Ridan menciumku”
“hah!!!” kami berempat tersentak kaget. Jus yang kami pesan hampir saja tumpah. Evi paling tidak bisa menyembunyikan apa yang menurutnya membuat orang lain iri.
“gimana rasanya?” kata Reni bersemangat. Dan itu juga yang ingin tanyakan. Bagaimana rasanya.
“rasanya manis?”
“manis?” kami heran, kecuali Eva.
“iya karena dia mengambil permen dari mulutku, jadi terasa manis” Evi memaparkan kejadiannya dengan wajah yang berbinar.
“berarti Ridan bener-bener sayang sama kamu, Vi” Sonia angkat bicara.
“iya, donk. Evi gitu loh. Laki-laki mana yang tidak jatuh hati dengan kecantikan Evi” Evi terbahak-bahak.
Sepanjang pulang sekolah. Aku lebih banyak diamnya daripada mengobrol dengan Andri. Sepanjang itu juga aku memikirkan atas cerita yang baru saja aku denganr dari Evi. Ingin bertanya pada Andri, takutnya dia malah marah padaku. Sebaiknya aku diam saja. Jika dia mulai pembicaraan duluan saat itu juga aku akan berbicara tentang yang Evi lakukan malam minggu kemarin bersama Ridan.
“kenapa diam saja?” Andri selalu memulai pembicaraan
“aku masih berpikir bagaimana rasanya berciuman”
“haaaaaaah!!!berciuman dengan siapa?” Andri terlihat heran atas pertanyaanku
“denganmu!”
“heeeeeeeeeeeeh!!!denganku?” Andri meloncat kaget
“iya. Memangnya kenapa? Gak boleh ya?”
“itu hal yang menjijikkan. Itu seperti seperti menelan air liur orang lain” Andri bergemetaran karena jijik mengingatnya.
“Kenapa kata Evi manis”
“jangan ngaco. Melakukan hal yang sia-sia seperti itu. Sangat tidak menarik. Mending cerita yang lain”kata Andri mencoba mengganti topik pembicaraan.
“baiklah. Kalau begitu aku mau bertanya, Kamu sudah pernha berciuman ya?”
“heh….masih membahas itu lagi?” Andri keliatan kesal
“sudah pernah ya. Makanya kamu bilang hal itu menjijikkan. Darimana kamu tahu kalau berciuman itu seperti menelan liur orang lain. Karena aku belum pernah”
“aku belum pernah melakukannya. Karena aku punya prinsip tidak akan melakukan hal itu selain dengan istiriku nanti” Jawab Andri diplomatis
“Hei…masih kelas 2 SMP sudah memikirkan istri. Sepertinya kamu dewasa sebelum waktunya” Aku melemas
“setidaknya aku tidak mau meninggalkan bekas kepada orang yang pernah aku dekatin dengan mengingat hal menjijikkan itu”
“oh…” aku hanya mengangguk
“berjanjilah, jika dimasa depan nanti kamu didekati cowo berusahalah untuk tidak melakukan hal itu selain dengan suamimu, Ok!” kata Andri padaku
“hu um, Aku janji”
“karena kamu yang akan merasakan sakit yang paling besar jika semuanya berkahir”
“iya…iya…pak tua! hahahahaaha” Aku tertawa terbahak-bahak.
Sekali lagi, kami sama-sama belum pernah melakukan hal yang sia-sia itu. Setidaknya sampai saat kami bersama. Andri juga tidak pernah memikirkan hal yang seperti itu. Yang dia lakukan padaku hanyalah memukul kepalaku memakai buku, menyuruhku untuk terus belajar, dan memberikan sebuah pengertian diluar nalarku. Selalu. Tapi, aku suka atas perlakuannya itu. Aku senang sekali.
Kepolosan ini akan bertahan untuk selamanya. Sampai kapan pun itu. Kami sama-sama belum pernah melakukannya. Berciuman, rasanya seperti apa ya? Manis atau Menjijikkan seperti menelna air liur orang lain. Entahlah, mungkin suatu hari nanti hal yang belum pernah kami lakukan itu akan kami rasakan dengan orang tepat atau kami yang merasakannya berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar