Jumat, 06 Februari 2015

You Are My Perfect One



You are my Perfect One
chapter 12
Hari-hari terbaik
Setiap harinya akan aku rasakan hal-hal yang indah. Walaupun aku tidak tahu kapan ini akan berakhir. Yang penting bagiku, ini akan tetap aku jalani. Andri pernah berkata :
“jangan pernah memaksakan hal yang belum tentu menjadi haknya”
Makanya aku tidak terlalu memaksanya untuk tetap seperti ini. Karena aku yakin ini pasti akan berakhir sebab cerita ini sudah kami mulai. Hanya saja kami tidak tahu kapan tanggal yang pas untuk mengkahirinya. Menjalani hari bersama senyum manis itu menambah aku menjadi semangat untuk melakukan banyak hal. Bahkan untuk belajar, mengerjakan PR matematika, fisika dan biologi. Karena hanya pelajaran agamalah nilai yang tertinggi, itupun karena aku memang dari SD sudah dicekoki untuk belajar agama.
Walaupun ini sangat berat bagiku. Belajar setiap hari. Tidak ada waktu lagi untuk bermain dengan para sahabatku. Setidaknya ini bisa melupakan tingkah yang pernah dilakuak Evi dan Ridan kepadaku. Masalah itu sudah hampir sepenuhynya aku lupakan. Namun, aku masih belum bisa memaafkan mereka berdua. Tapi, selama ada Andri. Semua itu bisa aku lupakan sejenak. Setidaknya dia sebagai obat yang membangkitkan semangatku.
“katanya kalau orang pacaran itu, setiap malam minggu saling bertemu?” kataku suatu siang sedang mengerjakan PR matematika dirumah.
“kamu mau seperti itu?” kata Andri yang menghentikan menyalin soal dari buku paket matematika
“hu um” jawabku berbinar-binar
“dasar perempuan! Buat apa aku harus bertemu seminggu sekali, kalau bisa bertemu setiap hari seperti ini. Dan apa yang dilakukan setiap malam minggu kalau berduaan. Berpegangan tangan, lalu melakukan hal yang gak penting, pastinya”
“melakukan hal yang gak penting gimana?” tanyaku heran
“Tanya aja Eva, apa yang dilakukannya setiap malam minggu bersama candra?” kata Andri sambil memukul dahiku pelan dengan telunjuknya
“eh??iya juga!” kataku yang langsung menelpon Eva.
Aku terkejut, setelah Eva bercerita apa saja yang dilakukannya setiap malam minggu dengan Candra.Dan lebih heran lagi kenapa Eva tidak pernah bercerita sebelumnya. Eva memang bukan tipe perempuan yang terbuka setiap perempuan lainnya. Pengecualiannya denganku. Karena Eva sudah bercerita tentang apa yg dilakukannya setiap malam minggu, maka aku juga beranikan bercerita tentang Andri padanya. Eva hanya menyambut dengan tawa ringannya. Dan dia berdoa agar kami tetap langgeng.
Mungkin aku tidak akan merasakan malam minggu bersamanya, tapi aku merasakannya setiap hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar