Jumat, 06 Februari 2015

You Are My Perfect One



You are my Perfect One
chapter 4
Jum’at Berkah
Jum’at. Hari yang singkat. Tak ada kegiatan disekolah kecuali acara ceramah bulanan. Yang biasanya diadakan oleh beberapa sekolah. Termasuklah sekolahku. Jum’at kali ini kami disuruh berkumpul di SMP negeri yang memiliki lapangan yang luas. Ini memang untuk kesekian kalinya aku kesekolah ini. Karena teman-temanku SD banyak yang masuk SMP Negeri. Sekolah ini juga merupaka sekolah Andri.
Sekolah yang memiliki lapangan luas sudah berdiri beberapa tenda dan tikar juga sudah digelar dibawah tenda. Beberapa siswa memakai pakaian seragam kuning menyambut kami. Salah satunya adalah teman SD ku.
“hei, Gis” sapa Aya
“Aya!!” teriakku senang bertemu dengan teman SDku
“apa kabar?” Tanya Aya mempersilahkan teman-teman SMPku masuk duluan
“baik. Kamu gimana? teman-teman SD dulu gimana kabarnya?
“baik semua”
“mereka dimana semua?”
“mereka berpencar-pencar. Melakasanakan tugas masing-masing” Jawab Aya yang tiba-tiba mataku tertuju dengan seorang anak laki-laki yng memakai seragam hijau.
“Ya…dia kelas berapa?”
“siapa?”
“itu, laki-laki yang berseragam hijau. Yang lagi jalan kearah ruang guru?”
“Oh…si Andri Lara Syah. Kelas 2-1. Pinter banget anaknya. Dapat nilai 100 setiap kali ulangan. Aku juga heran ada orang secerda itu”
“heh…!!!” Aku terkejut
“kenapa? bayangkan saja guru matematika, fisika, biologi sangat menyukainya. Dan kau mau tau. Dia bisa mengalahkan guru bahasa inggris. Aku aja salut banget liat dia berbicara lanacar menggunakan bhasa inggris. Luar biasa”
“terus” Rasa penasaranku begitu menggebu-gebu.
“Tapi, sayang dia sombong. Kau tau Ella. Anak perempuan tercantik disekolah ini saja ditolaknya. Ella menangis semalaman. Aku dengar cerita itu dari Devi”
Andri menolak perempuan secantik Ella. Hatiku langsung beringsut. Aku yang memiliki tampang pas-pasan begini. Bagaimana bisa terjadi. Mungkin dia terlalu jauh. Apalagi dia adalah seorang yang sangat pintar dikelas. Sedangkan aku hanyalah siswi yang rajin belajara ketika ujian dan ulangan saja. Belajar malam saja susah. Bahkan menyentuh ranking 10 besar saja susah. Dia, benar-benar jauh sekali.
“Ella ditolaknya” kataku pada Aya
“iya. Dia pendiam banget. Aku gak pernah lihat dia bicara dengan anak perempuan”
“heh…gak pernah”
“iya” Angguk Aya yakin.
Seorang yang sedang kami bicarakan sedang berdiri dihadapan kami. Dia melihat kearahku dan Aya. Kami terkejut. Dan memasang wajah aneh dan cemas. Jangan-jangan dia sudah mendengar semua pembicaraan kami.
“Tamu duduknya disana?” kata Andri menunjuk kearah dimana para tamu duduk dibawah tenda yang beralaskan tikar.
“eh…iya” jawabku menganggukan kepala.
Andripun berjalan berlalu meninggalkan senyum yang manis. Senyuman itu selalu membuat aku tak hentinya menginginkannya untuk lebih dekat lagi dengannya.
“wow…Gis!” colek Aya
“kenapa?” kataku
“baru kali ini aku melihat dia menyapa seorang anak perempuan. Dan itu seorang Giska. Teman SDku. Dia memang baru pindah, tapi cara pendekatan dengan ketua OSIS sangat cepat, makanya Ketua Osis langsung mengangkatnya sebagai Wakil ketua kedua”
Jum’at berkah. Kurasa pantas untuk hari ini. Berkah sekali. Setidaknya aku tahu bagaimana dia disekolah berkat Aya. Bagaimana dia bergaul. Ternyata tidak banyak teman perempuannya. Dia hanya berteman dengan laki-laki saja. Dan lebih mengejutkan bahwa dia menolak Ella, anak perempuan tecantik di sekolah ini.
Tak apalah dia menolak Ella, setidaknya Aya sudah terkagum-kagum melihat Andri menyapaku dan mengenalku. Sepertinya aku harus lebih banyak lagi mencari tahu tentang dia dari Aya. Terima kasih jum’at yang berkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar