Minggu, 12 Juni 2016

Pi

Menjemputnya dalam sebuah diskusi panjang
Berdebat dengan hati yang terdalam
Merambat ke naruni sang pesalah
Aku tertegun sesaat
Menikmati aroma keharuman cinta

Menjemputnya dalam sebuah diskusi panjang
Mendamba kehangatan sebuah kasih yang luas
Bak samudera dengan seluruh dunianya
Bagaikan aliran deras merasuki sanubari terpanjang

Menjemputnya dalam sebuah diskusi panjang
Mengais kerinduan yang membuncah kelangit
Menggetar jiwa si pengkhilaf
Meminta ampun dalam sujud terlama

Menangis disetiap kenangan hitam menyala
Meraung di sesatnya hari tanpa cahaya
Meringis perih di hembusan noda-noda
Mengiba ampunan atas segalanya

Menjemputnya dalam sebuah diskusi panjang
Malam-malam menjadi saksi kebimbangan
Malam-malam menjadi saksi ketaatan
Malam-malam menjadi saksi kerinduan
Malam-malam menjadi saksi kecintaan

Bergetar...
Aku bergetar...
Ketika hawa itu merasuki tubuhku...
Sakit...
Sakit sekali....
Ketika cambuk itu menusuk nusuk tulangku...
Airmataku...
Airmata yang mana....
Airmata kepura-puraan kah?
Airmata ketulusan kah?
Hanya Dia yang tahu...
Dia....
Dia...
Yang telah membisikkan kepadaku tentang kehidupan yang terlalu singkat ini...
Yang membuatku mengampun-ngampun dalam tangis di setiap sujudku
Aku bersalah...
Dan aku rindu hal itu...
Sekarang ...
Mengapa hampa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar